[2] Kartu Perubah Nasib

65 9 2
                                    

Bagaimana rasanya selalu dimusuhi dan selalu dibully? Itulah yang dirasakan Alexa setiap harinya.

Alexa Rahmawati, gadis bergigi tonggos, kulit hitam, pendek, dan sangat kurus. Ditambah lagi ia lemah dalam pelajaran, dan miskin. Itulah yang membuat Alexa selalu menjadi bahan bully-an.

Dirinya dimusuhi karna fisik yang seperti itu, tak ada yang mau berteman dengannya. Suatu hari, saat Alexa sedang memakai sepatu di depan kelas, tiba-tiba ada dua orang siswi yang menghampiri Alexa.

"Apa aku mau dibully lagi?" ucap Alexa membatin, sambil berpura-pura fokus mengikatkan tali sepatunya, dan tak menganggap ada orang di hadapannya.

Salah satu siswi di hadapan Alexa, merebut sepatu sebelah kiri Alexa dengan paksa.

Siswi itu melihat sepatu Alexa jijik.
"Sepatunya buluk. Miskin sih," ucap siswi tersebut sambil membolak-balikkan sepatu milik Alexa.

Lalu sahabat dari siswi itupun menyahut. "Sepatunya buluk banget, sampe mangap-mangap gitu. Gue sih malu makenya."

Alexa tau, dan Alexa sadar diri. Ia hanya diam dan tak menghiraukan ucapan mereka berdua. Toh, Alexa sering dapat ejekan seperti ini.

Parahnya lagi, siswi tak punya hati itu malah melemparkan sepatu Alexa sampai ke tengah lapangan. Siswi itu berkacak pinggang. Mereka berdua tertawa puas, dan meninggalkan Alexa sendirian.

"Sepatu buluk siapa ini?" Celetuk siswa yang berada tepat di depan sepatu Alexa. "Punya si tonggos," sahut sahabatnya. Lalu ia menunjuk ke arah Alexa.

Dengan langkah terpaksa ia harus mengambil sepatu di tengah keramaian. Hinaan demi hinaan ia dengar dari mulut yang tak berperikemanusiaan itu.

Alexa langsung membawa sepatunya, dan berlari menjauh dari orang-orang yang sedang menertawainya. Alexa pergi ke belakang sekolah.

Ia menangis sampai terisak. Ia menangis sambil berfikir. Mengapa ia diciptakan hanya untuk diejek seperti ini tuhan? Dirinya berhak bahagia, ia juga manusia, ia ingin kaya, dirinya ingin cantik.

Mengapa hidupnya harus semiris ini? Ia ingin merubah nasibnya, seperti cerita yang ia tulis.

Lalu tiba-tiba ada seorang wanita paruhbaya, datang menghampiri Alexa.

"Aku bisa mengabulkan apa yang kamu ucapkan tadi." Alexa menghapus air matanya dan langsung menoleh ke sumber suara. "Kamu, siapa?" Tanya Alexa. Alexa sedikit menjauh dari wanita paruh baya itu.

"Jangan takut, mendekatlah." Alexa mendekat pada wanita itu.

Wanita paruh baya tersebut meronggah saku bajunya, dan mengambil sebuah kartu yang tampak biasa menurut Alexa. Wanita itu menyodorkannya pada Alexa. Alexa mengernyit "Kartu ini untuk apa?" Tanya Alexa.

"Ambil lah." Dengan ragu Alexa mengambil kartu tersebut. Wanita paruh baya itu tersenyum. "Tapi ini untuk apa?" tanyanya. "Simpan kartu ini di tempat tersembunyi, lalu bangun esok pagi lihat apa yang akan terjadi," ujar nya.

Alexa masih fokus pada kartu di tangannya, ia melihat kartu ini dengan detail, tampak biasa saja,  seperti kartu-kartu pada umumnya.

Wanita paruh baya tersebut berbalik badan, lalu berucap "Jika ingin bertemu saya, tunggu sampai dua minggu lagi, dan berdiam dirilah di sini, tunggu saya sampai hadir. Dua minggu itu dimulai dari hari ini."

Alexa ingin bertanya, Bagaimana caranya ia masuk ke halaman ini? Sementara di luar gerbang penjagaan ketat. Apa dia memanjat? Ah tidak mungkin. Daripada ia sibuk menebak-nebak, lebih baik ia tanya langsung saja.

Saat Alexa mendongakkan kepalanya, wanita paruh baya tersebut sudah menghilang tanpa jejak. Ia mengedarkan pandangan nya ke setiap arah. Tapi, nihil wanita paruh baya itu sudah hilang.

Siapa sebenarnya dia? Mengapa datang tiba-tiba, dan pergi pun tiba-tiba?

Bulu kuduk Alexa pun berdiri.  Dirinya memutuskan untuk pergi meninggalkan halaman ini, dan kembali ke kelas.

Bel pulang berbunyi, dan ia pulang ke rumahnya yang kecil. Alexa masih penasaran dengan kartu yang diberikan wanita paruh baya itu.

Ia mengambilnya dari dalam tas sekolah.

Alexa tidak percaya dengan hal-hal seperti itu, sebuah kartu perubah nasib? Apa itu benar-benar ada dan nyata? Bukannya ini hanya sebuah cerita fantasi yang ia tulis? 

Kalau esok tidak ada yang berubah dari diri Alexa, Alexa tidak masalah, karna dari awal Alexa tidak percaya akan hal seperti ini.

Ia simpan kartu ini di tempat tersembunyi. Alexa melanjutkan menulis cerita fantasi yang ia tulis dengan tangannya sendiri. Judulnya adalah "Sebuah kartu Perubah Nasib."

Ia menulis semua yang sudah menumpuk di otaknya. Tak terasa hari sudah petang. Cerita yang ia tulispun sudah hampir selesai. Alexa lelah, lalu ia pergi mandi sebentar. Setelah itu ia tertidur

Alexa tidur sangat nyenyak. Hingga ketika pagi tiba.

Kriiiiing... Kriiiiing.... Kriiiing

Suara jam beker? Punya siapa?

Dikucek-kuceknya mata Alexa. Seperti mimpi, tapi ini nyata. Alexa benar-benar tertegun saat melihat sekelilingnya. Kamar yang kecil kini berubah menjadi kamar yang sangat besar.

Alexa beranjak dari kasur, dan melihat dirinya di pantulan cermin. Kini ia telah berubah menjadi gadis cantik, putih, dengan badan yang tak seburuk dahulu. Ia menepuk-nepuk pipinya. Takut saja ini hanya mimpi.

Sakit, berarti ini nyata.

Benarkah kartu itu memang ajaib? Alexa tak menyangka. Kartu yang dilihatnya biasa saja, ternyata sangat luar biasa, dan di luar nalarnya.

Alexa melompat-lompat kegirangan. Akhirnya ia bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi orang kaya.

Alexa sudah selesai sarapan dan ia berangkat ke sekolah.
Sekolah baru, sahabat baru, begitupun dengan muka yang baru. Tapi dengan watak yang sama.

Jika dulu ia sering dihina, sekarang ia sering menerima pujian. Satu lagi, ternyata dirinya yang sekarang sering ikut olimpiade.

Awalnya hari-hari Alexa berjalan dengan lancar, tapi makin ke sini, Alexa makin tertekan. Tak terasa sudah dua minggu dirinya hidup seperti ini. Alexa sudah tidak kuat, otaknya lelah dipaksa terus berfikir. Dan mengerjakan tugas tanpa kenal waktu.

Ia ingin kembali seperti dulu, tapi bagaimana? Bagaimana caranya ia kembali menjadi Alexa yang dulu?

Bahagia? Memang, tapi ia tertekan. Lebih baik ia hidup miskin bersama orang tua, daripada kaya tapi hanya bersama asisten rumah tangga.

Ia mencari kartu yang disimpannya tempat tersembunyi. Setelah satu jam mencari akhirnya dapat. Ia meminta bantuan supir untuk ikut serta membantunya. Jika Alexa mencari sendiri tidak akan sempat.

Ketemu! Alexa langsung memanjat pagar sekolah dan langsung pergi ke belakang sekolah. Sudah jam 12 kurang dua menit, akhirnya wanita paruh baya tersebut datang dan menghampiri Alexa.

Ditukarnya kartu itu, dan ia disuruh segara pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Alexa simpan kartu itu, dan ketika bangun, hidupnya sudah kembali seperti semula. Menjadi Alexa yang buruk rupa.

---TAMAT---

Karya : Nadia Aulia
Akun Wp : NadiaAulia03
Penanggung Jawab : Nurmayanti_


ANTOLOGI CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang