Tangerang, 8 November 2019.
Hari itu ceritanya aku sedang tc (test contact) on whatsapp. Lalu, waktu tc ada dua nama Candra di kontak ku, akhirnya aku pilih salah satu saja. Setelah itu kontak bernama Candra ini membalasnya.
From: Candra
Sapa sih, soken banget.Lalu aku mengernyit. Aku benar-benar malu di situ kalau tau, ia bukanlah Candra teman satu komplek ku.
To: Candra
Lu tuh yang soken. Dasar tijel.Padahal di sini akulah yang tidak jelas, tapi malah mengatai orang. Karena aku penasaran, lalu aku minta kontak Candra temanku yang satu komplek itu. Dugaan ku ternyata benar, ia bukanlah Candra teman satu komplek.
Astaga aku sangat malu saat ini.
From: Candra
Gaje.Akhirnya aku tetap simpan kontak Candra-Candra itu. Tepat tanggal 8 Desember, Candra mulai mendekatiku. Makin ke sini aku pun mulai nyaman dengannya.
Akhirnya aku tau nama lengkap dia. Kami berdua memutuskan untuk berjumpa. Kami berjumpa tanggal 8 Januari 2020.
Aku dan Candra makin dekat, tanpa aku sadari ternyata diriku jatuh cinta pada Candra. 8 Februari 2020, malam harinya Candra datang ke rumahku. Dia mengajakku keluar.
Waktu di jalan Candra tiba-tiba bicara tentang perasaannya yang sedang menyayangi seseorang. Kalau kalian di posisiku, apa yang kalian rasakan?
Dia bilang padaku kalau ia sedang jatuh cinta pada seseorang, tapi ia tak tau bagaimana cara mengungkapkannya. Ia ingin orang itu menjadi pacarnya. Aku pun memberinya saran.
"Dia sukanya apa? Kalau dia suka hal yang sederhana berarti lo juga harus lakuin yang sederhana, Can," saranku.
Lalu Candra menjawab.
"Dia itu bener apa yang lo bilang Nad. Sederhana banget dan gua suka. Gua gak suka cewek mewah. Yang ada tar gua dipalakin." Aku tertawa mendengar ucapannya.Aku benar-benar penasaran saat itu, jantungku jadi berdetak lebih kencang dari biasanya. Aku bertanya padanya. "Kalau boleh tau, siapa?"
"Yang lagi duduk belakang gua. Siapa lagi emang?" betapa terkejut nya diriku. Hey hello di sini yang duduk di belakangnya hanya aku. Berarti aku? Benarkah? Senang sekali diriku saat itu.
Aku bingung harus menjawab apa. Masalahnya aku sudah berjanji, kalau aku tidak akan pacaran sampai lulus smp. Bagaimana ini? Lalu aku coba jelaskan padanya, aku tidak berniat sama sekali untuk menolak Candra. Candra yang mengerti posisiku, ia pun memakluminya.
Aku dan Candra semakin sering keluar bareng. Bahkan aku sudah mengenal baik bagaimana watak Candra. Aku juga kenal pada ayah bunda Candra.
Kalian masih ingat tidak kapan pertama kali covid-19 ini merajalela di Indonesia?
Intinya sejak adanya wabah itu aku dan Candra jadi susah untuk bertemu. Makin kesini wabah itu makin merajalela, jakarta lockdown saat itu. Candra tidak bisa berkunjung ke rumahku.
Dengan bermodal kuota dan baterai ponsel full, kami saling mengabari. Tanggal 5 mei 2020 tepatnya jam 17.30 WIB dirinya keluar, padahal aku sudah bilang, jangan keluar kalau dekat adzan magrib. Bahaya. Tapi dia kepala batu.
Dia keluar untuk membeli sesuatu, sudah berkali-kali aku bilang, bisa esok lusa atau malam nanti, tapi ia ingin saat itu juga. Baiklah aku mengalah. Pukul 18.00 aku dapat kabar dari saudaranya kalau Candra kecelakaan.
Aku menangis saat itu juga. Aku hanya meminum segelas air putih untuk berbuka, lalu sholat magrib dan disambung tadarus. Aku selalu menanti kabar dari saudaranya. Aku terus menangis dalam diam.
Tepat adzan isya' saudara Candra mengabariku, kalau Candra koma. Aku benar-benar tidak percaya. Tapi saudaranya terus menjelaskan padaku kalau ini nyata. Di sepertiga malamku, aku selalu mendoakannya.
Aku ingin sekali rasanya ke sana, menemani masa koma. Tapi aku tak bisa melakukan itu. Jakarta masih saja lockdwon, yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah berdoa.
Sekarang tanggal 7 Mei 2020 jam 15.00 WIB. Saat aku sedang menanyakan bagaimana keadaan Candra lewat telfon, tiba-tiba Candra sadar dari komanya, kami yang sedang telfonan pun diam. Semuanya menangis bahagia begitu Candra sadar, termasuk aku.
Telefon tidak aku tutup, karna bunda Candra yang menyuruhnya. Lalu jam 15.15 Wib saudaranya memberikan ponsel itu ke Candra.
"Na-Nad," ujar Candra dengan suaranya yang berat. Air mataku kembali jatuh saat itu. Aku sangat rindu pada suara ini. Walau hanya dua hari aku tak mendengar nya, aku sangatlah rindu.
Aku hanya mampu mengatakan. "I love you, Can."
Tak lama kemudian saat adzan asar, Candra meninggal dunia. Aku yang sudah tak kuat lagi mendengar isak tangis mereka, akhirnya aku tutup telfon itu. Aku menangis sejadi-jadinya di kamarku, aku sangat terpuruk.
Aku sangat menyesal. Aku tidak bisa menemani masa komanya, aku bahkan tidak ada di samping Candra, saat dirinya menghembuskan nafas terakhirnya. Aku ini manusia macam apa?
Kini, tak ada lagi Candra yang selalu menasihatiku, tak ada lagi Candra yang selalu mau jadi tempat curhatku, tak ada lagi Candra yang selalu membuatku kesal. Dirinya telah pergi jauh, dan tak mungkin kembali.
Aku tidak ikhlas saat itu, aku benar-benar tidak ikhlas. Mengapa di saat aku sudah menemukan orang yang pantas untuk aku cintai, tapi kenapa engkau malah mengambilnya ya Tuhan?
PSBB sudah selesai, dan otomatis jakarta sudah tak lockdown. Saudara Almarhum Candra menjemputku. Aku, orang tua, beserta saudara alm berniat untuk ziarah ke makam Candra.
Aku kira ini hanya mimpi, tapi ini nyata. Terlihat jelas gundukan tanah yang masih basah beserta batu nisan yang terdapat namanya. Selesai dari makam Candra, aku disuruh orang tua Candra di rumah nya dulu. Aku bahkan diperbolehkan masuk ke kamar Candra.
Aku melihat sekelilingnya, kamarnya begitu rapih untuk ukuran anak laki-laki. Aku berjalan menuju meja belajarnya. Di meja itu ada fotoku dan dirinya yang sedang tertawa. Lalu di laci tempat menyimpan buku, ada satu buku yang membuat aku tertarik.
Aku mengambilnya, dan aku sangat terkejut covernya adalah wajahku. Judul dari buku itu adalah. All about Nadia. Aku membaca buku itu, semuanya tentang aku. Dia menceritakan betapa sayangnya dia padaku.
"Itu tadinya kado ultah dari Candra buat kamu, Nadia," ujar bunda Candra yang tiba-tiba saja masuk ke kamar. Ultahku? Bahkan ultah diriku masih lama sekali. Candra adalah anak tunggal, tapi dia tidak manja. Sosok laki-laki yang sangat aku cintai, setelah ayahku.
Walaupun perkenalan ini singkat, tapi aku sudah sangat mencintai dirimu. Walaupun kamu sudah pergi, tapi aku akan tetap mencintaimu. Kenanganmu akan selamanya aku simpan. Terimakasih, Candra.
Salam hangat dariku yang selalu mencintaimu.
---TAMAT---
Nama : Nadia Aulia
Akun wp : NadiaAulia03
Penanggung jawab : Nurmayanti_
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI CERPEN
Short Story→ Berisi sekumpulan cerpen karya member TLS. → Berbagai genre setiap minggu akan diupdate!