Kegelapan, satu hal yang membawaku pada sebuah malapetaka. Yang mengikatku pada perjanjian konyol yang tak seharusnya kulakukan. Aku benci diriku sendiri, yang dengan sukarela terikat pada orang yang seharusnya menjadi musuh abadiku. Aku, Cattelya Diantha. Cattelya, bermakna anggun dan penuh kedewasaan dan Diantha, bermakna cinta yang mendalam atau kasih sayang yang mendalam.
Terlahir dari keluarga bangsawan yang paling disegani di seluruh kerajaan. Aku memiliki seorang kekasih bernama Hazel Ixora. Hazel, bermakna perdamaian dan Ixora, bermakna bebas dari kesedihan. Seorang bangsawan dari keluarga yang tak kalah berpengaruhnya di kerajaan ini. Pria dengan wajah rupawan yang memiliki segudang prestasi yang sangat membanggakan.
Kerajaan kami terkenal sebagai pemburu vampir terbaik. Bahkan, tingkatan kebangsawanan diukur berdasarkan sebanyak apa pemburuan vampir. Keluargaku dan kekasihku termasuk lima keluarga pemburu vampir terbaik di kerajaan.
Aku selalu mendukung Hazel setiap ia berburu. Akan tetapi, keluargaku dan keluarga Hazel tidak merestui hubungan kami. Akibat perseteruan antar lima keluarga bangsawan besar yang ada di kerajaan, mereka saling mencoba untuk menjatuhkan demi mendapat gelar nomor satu di kerajaan. Itulah yang menyebabkan, Hazel terpaksa meninggalkanku dan keluarganya untuk pergi berburu sangat lama, demi menjadi kepala keluarga dan dapat diakui agar hubungan kami direstui tanpa bantahan orang tua kami.
Akan tetapi, kepergian Hazel terlalu lama dan malah membuat suasana menjadi lebih tragis. Di saat kesepian dan rasa rindu yang amat dalam yang ku rasa, tiba-tiba keluarga Hazel datang membantai habis keluargaku dan membiarkan aku hidup sendirian, mereka menyalahkan aku atas kepergian Hazel yang tidak kunjung kembali. Mereka berkata, "Ini semua salahmu, kamu dan keluargamu harus membayarnya!"
Mereka membantai habis keluargaku dan membiarkanku hidup di dalam kehancuran melihat satu persatu anggota keluargaku terbunuh. Setiap malam aku bergumam.
"Para pendosa itu harus membayar semua yang mereka lakukan terhadapku !!!" depresi dan keputusasaanku membawaku melakukan perjanjian, perjanjian dengan seseorang yang seharusnya menjadi musuh abadiku.
"Mulai detik ini, kau seutuhnya milikku. Tak ada yang bisa menyentuhmu selain diriku, camkan itu."
Kata-kata tajam penuh penekanan terus terngiang di telingku sejak hari itu. Hari di mana ia menyayat jari tanganku untuk memanggil sosok kejam yang akan membalaskan dendam dan rasa keputusasaanku. Aku yang kala itu dipenuhi dengan keputusasaan, tak pernah menyangka jika keputusan untuk membalaskan dendam membuat ku harus terkurung di istana ku sendiri.
Terjebak bersama sosok kejam yang tak akan pernah bisa aku sentuh. Ya benar sosok itu adalah raja dari segala raja vampir.
"Dengarkan aku. Wahai Raja Vampir. Akulah yang telah memanggilmu." Dengan rasa takut dan amarah bercampur aduk. Aku memberanikan diri menatap Raja Vampir itu dan mengatakan. "Aku ingin balas dendam. Aku tidak peduli akan hidupku ataupun jiwaku, kau boleh memilikinya, asalkan aku bisa balas dendam, itu cukup bagiku. Mereka para pendosa yang telah membunuh keluargaku harus mati!!!!" dan benar saja, hari itu adalah hari kehancuran bagi keluarga Ixora, Raja Vampir membakar habis seluruh keluarga Ixora di tempat.
Balas dendam ku telah terpenuhi keluarga Ixora telah hancur. Akan tetapi aku masih terikat kontrak dengan Raja Vampir itu, aku harus membayarnya dengan memberikan darahnya sedikit demi sedikit dan terkurung di istana ku sendiri selamanya. Bahkan, jiwaku tidak akan pernah bisa sampai ke nirwana, karena ia telah memberikan semua kehidupan dan jiwanya kepada Raja Vampir. Raja Vampir, sangat menikmati kesendirian dan keputusasaan ku.
Di saat itu juga, Hazel kembali setelah mengetahui kehancuran keluarganya disebabkan oleh Raja Vampir yang telah bangkit dan menyekap Cattleya. "Aku, harus segera kembali menyelamatkan Cattleya," ucap Hazel, dengan membulatkan tekat. Akan tetapi, sesampainya ia di sana, yang ia lihat adalah aku yang sedang memberikan darah ku secara sukarela pada Raja Vampir itu.
Rasa sakit di dada Hazel, melihat pujaan hatinya telah berubah menjadi musuhnya. Membuat bola matanya memanas, dengan perlahan air matanya terjatuh membasahi pipinya. Rasa sakit di dadanya bagai tertusuk ribuan tombak tanpa akhir.
Rasa jijik, amarah, dan benci megerogoti Hazel. Dengan tergesa-gesa ia maju membawa pedang di tangan. Di saat itu, Hazel menyadari rasa cinta mereka sudah lemah hanya tersisa kehampaan, kekosongan hati, kekecewaan mendalam.
"Keluargaku telah musnah, kekasihku telah menjadi musuhku." Meskipun Hazel benci dengan keadaan ini, rasa cinta pada Cattleya memang tulus dan tak bisa dimusnahkan begitu saja.
Karena itu dia bertekat membunuh Raja Vampir, dan berharap semua kembali seperti semula. Walau begitu, Hazel tidak mengetahui bahwa sebenarnya Cattleya telah menyerahkan jiwa dan raganya kepada Raja Vampir itu.
Di bawah terangnya bulan purnama, dengan memegang erat pedang ia mempersiapkan hati menyerang Raja Vampir itu dan berkata.
"Sudah saatnya aku kuat, demi menyelamatkan Cattleya."Akan tetapi, fakta tidak sesuai dengan ekspektasi, dari kejauhan terlihat kesedihan di mata ku. Hazel tidak dapat lagi untuk menitikan air mata, tulang Hazel remuk, terbakar oleh kekuatan Raja Vampir.
Hazel telah kalah dalam pertempurannya melawan Raja Vampir. Hazel pun perlahan menjadi abu, di sela-sela ia menjadi abu ia mengatakan. "Aku cinta kamu Cattleya." Dengan senyuman Hazel mengatakan kata-kata terakhirnya dan itu berhasil membuat hati Cattleya hancur berkeping-keping.
Aku, yang melihat kekasih ku telah kalah dalam pertempuran, Menitih kan air mata. "Semua telah terjadi. Akibat satu keputusan, menyebabkan malapetaka bagi semua orang yang ku sayangi."
Setelah kematian Hazel, aku memperhatikan fajar telah datang dan berkata. "Hidupku sudah tidak memiliki arti, keluargaku telah pergi bahkan sekarang kekasihku juga pergi. Untuk apa kekuatan ini jika orang yang ingin kulindungi telah pergi satu persatu."
Kesedihan itu menghantui kehidupan ku setiap harinya, Raja vampir yang melihatnya sangat senang dengan kesengsaraan yang aku rasakan.
Rasa bersalah karena telah terburu-buru untuk balas dendam berakhir pada penyesalan, Amarah yang telah membunuh orang-orang terkasih. Sejak saat itu, aku bagaikan mayat hidup yang tidak dapat merasakan rasa sakit.
Dalam kesendirianku, kutuliskan kisah hidupku dalam sebuah diary dan kucurahkan isi hati ku di dalam surat untuk Hazel yang tidak akan pernah terkirim ataupun diterima oleh Hazel.
Kepada Hazel.
Aku memimpikanmu, di setiap malamku. Aku merindukanmu kekasihku yang tidak dapat ku temui lagi. Hidupku telah hampa sejak kau pergi selamanya dari sisiku.Hatiku telah kau bawa pergi. Aku berharap di kehidupanku selanjutnya aku diberikan kesempatan bertemu kembali denganmu walau hanya sekali. Akan tetapi, itu hanyalah harapan yang tidak dapat terjadi.
Bahkan jika aku mati sekarang aku tidak dapat menemuimu lagi. Karena jiwa dan raga ini terikat oleh monster yang setiap harinya melahapku perlahan.
Maafkan aku Hazel, jika saja aku sabar menantimu. Ini semua tidak akan pernah terjadi.
Dari kekasihmu yang merindukanmu,
Cattleya---TAMAT---
Karya : Corry
Akun wp : Corry29
Penanggung jawab : Nurmayanti_
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTOLOGI CERPEN
Historia Corta→ Berisi sekumpulan cerpen karya member TLS. → Berbagai genre setiap minggu akan diupdate!