[7] Mesias (Wanita Bertopeng)

39 7 0
                                    

Bukankah, menjadi seseorang ketiga itu menyakitkan? Menurut opiniku, seseorang yang muncul di tengah itu sungguh menyakitkan, sehingga diriku lupa akan tempat diriku seharusnya.

-------

Sang pewaris tahta kerajaan, Putri Mesias Nan Mogulee, tengah menikmati seteguk teh yang paling dicari di seluruh jagat raya. Teh toseguass. Ditemani oleh kelima pelayan yang sangat setia kepadanya.

"Nona?" panggil salah satu pelayan menghentikan tegukan sang Putri.
Secangkir teh tergoyah kesana- kemari akibat rasa terkejut sang Putri.
Menghela napas kasar. "Ada apa, para Nyonya cantik?" tanya Putri Mesias sembari melirik sekilas para pelayan.
Kenapa sang Putri memanggilnya Nyonya?

Sejak kecil, Putri Mesias telah ditinggal pergi oleh sang ibunda, dan diasuh oleh para pelayan yang cantik nan baik hati.

Sehingga, sang Putri mulai merasakan kasih sayang seorang ibu dari para wanita yang sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengannya, terletaklah sifat dimana tidak satu pun seseorang yang dapat menghentikan perlakuan sang Putri.

"Hmm ... ma-maaf Nona...," ucap lirih sang pelayan. Berdiri dari tempat duduknya.

"Ingin bicara?" tanyanya halus. Meraih kedua bahu sang pelayan. "Ucapkan saja, aku tidak akan menghukummu," ungkapnya.

Ketakutan mulai dirasakan oleh para pelayan, bola mata mulai melirik, bulu halus mulai berdiri tegak, seteguk air liur telah meluncur ke dalam tenggorokan.

"Ayo, katakan!" bentak sang Putri.
Bentakan yang sedikit keras, membuat seisi ruangan terkejut sekilas dan membuat para pelayan menekan dadanya terkejut.

Menghela nafas halus. "B-begini Nona, Tuan Lee ingin engkau menjadi pengganti di acara serina nanti," jawabnya sembari melirik ke arah lantai.

Ceklek!

Skriit...

Pintu masuk ke dalam gudang hallin terbuka ketika Mesias dengan pikiran kacaunya melewati batas kesabaran.
"Aku akan memberi makan Dogiz, kalian pergi saja dari sini," cetusnya dingin.

Para pelayan dengan perasaan takutnya mulai membereskan tempat minum sang Putri dan segera meninggalkan aula pribadi sang Putri.

"Ayo, cepatlah sedikit! Aku sudah tidak sabar ingin menikmati indahnya dunia luar," bisik salah satu pelayan kepada pelayan yang lain.

Mesias menoleh sekilas, mengecek para pelayan, kembali memperbaiki pandangannya dan mulai memasuki ruangan gudang yang dipenuhi oleh barang-barang yang tidak berguna.
Hanya terlihat baik di mata orang lain, tidak membuat sifat asli Mesias tenggelam begitu saja.

Semakin menjadi-jadi rupanya.

Memasuki ruangan yang tidak lagi asing di mata Mesias, membuat suasana seluruh ruangan menjadi pekat akan aura gelap Mesias.

Tuk....

Tuk....

Tuk....

Suara sentuhan dari sepatu mewah Mesias yang terbuat dari berlian paling bersinar dan yang membuat para manusia merasa tidak akan percaya diri akan penampilannya.

-------

R

uang istirahat tamu kerajaan.

"Apa kau lelah, Nak?" tanya Raja lee.

"Tentunya tidak, Ayah!" pungkas Pangeran Louis Martinne.

Berawal dari pertandingan antar kerajaan, hingga hubungan spesial terjalin. Tidak terasa, sudah 4 tahun lamanya hubungan sang Raja dari kerajaan Mogulee dengan Pangeran dari kerajaan Mizaen, Pangeran Louis Martinne.

"Aku ingin segera melihat putrimu, Ayah!" ungkapnya antusias.

"Tidak semudah itu, Nak." Tersenyum lebar.

"Aku hanya ingin kau kuat dengan rasa sakit nanti," ucapnya sembari meninggalkan ruangan.

"Apa yang dibicarakan oleh ayah? Aku sama sekali tidak mendengarnya." ia mengerutkan dahi bingung. "Ahh ... mungkin ada sesuatu yang disembunyikan, tetapi apakah aku boleh mengetahuinya?" Sepertinya ... tidak mungkin, itu adalah urusan mereka dan bukan urusanku." ia memutar bola mata malas.

-------

"

Me-mesias ... kumohon ... jangan sakiti di-diriku... walau pun aku tidak mem-memiliki perasaan ap-apapun terhadapmu, kumohon jangan s-sakiti diriku...," ucapnya lirih.

"Jangan banyak drama!"
"Aku tidak akan mengubah keputusanku! Ingat itu," ucapnya sembari mendekatkan wajah.

Mesias meninggalkan Louis sembari tersenyum bahagia kepada Lucas yang sedari tadi ikut menghadiri acara tersebut.

"Bagaimana? Kau puas?" Batin Mesias menatap Lucas bahagia.

"Sangat sempurna, Tuan Putri." Tersenyum menghadap Mesias.

Semua orang hanya bisa menatap kepergian Pangeran Louis, tanpa mendalami kejadian di baliknya.

"Astaga! Kejadian apa ini!?"

"Apakah ini benar tuan putri!? Kejam sekali, lihatlah!" ucapnya sembari menunjuk ke arah mayat seorang Pangeran.

Tidak semua harapan berakhir dengan baik, hanya berpikir juga tidak cukup, kau harus beraksi dalam melakukannya.

---TAMAT---

Karya : Alvida Maulida Bowo
Akun wp : Alv52253
Penanggung jawab : Nurmayanti_

ANTOLOGI CERPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang