Corona Membunuh Manusia Bukan Kemanusiaan

201 1 0
                                    

Pagi, dimana matahari muncul dari persembunyiannya. Cahaya pagi masuk ke ruangan dari sela-sela
jendela, dimana ruangan itu adalah kamar Mika.

Mikazuki Agatha, seorang gadis SMK yang mengambil jurusan Farmasi di sekolahnya. Gadis itu masih
tertidur pulas di atas kasur king size nya yang empuk, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 06:15
pagi.

Cklek—Pintu terbuka, disusul seorang pria yang masuk mendekati kasur lalu merebahkan tubuhnya di
samping Mika. Menatap gadis di sampingnya dengan lekat, mencubit pipinya gemas, membuat Mika
menguap dan berhadapan dengan pria itu namun matanya masih terpejam.

Tidak sampai di sini, pria itu terus menjahilinya dengan menarik batang hidung Mika hingga membuat
sang empunya meringis dan membuka mata.

“Bangun adikku sayang, sudah pagi loh eh salah sudah sore loh.” Ujar Ezel, kakak Mika yang sedari tadi
mengganggunya tidur.

Mika terperanjat kaget mendapati Ezel yang ada di sampingnya, lalu ia mendudukkan tubuhnya dilanjut
dengan Ezel yang ikut duduk.

“Serius ini sudah sore?! Buset aku gak sekolah dong hari ini aaaaaa ...tidaaakkk gak dapet uang jajan tidaaaaakkk!!” Teriak Mika histeris.

“Berisik!! Ini masih pagi sana mandi udah jam tujuh tuh nanti kita telat gimana?!” Ujar Ezel pada Mika yang menatap horor kepadanya.

“Jam tujuh gundulmu!”

“Udah sana mandi siap-siap terus sarapan, awas jangan lama-lama!”

“Iya Ezel!”

“Panggil aku kakak!”

“iya Om.”

“Panggil aku kakak Mika jelek!”

“Ish iya kak Ezel yang baik hati dan tidak sombong tapi bohong hahaha.” Ujar Mika lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Berbarengan dengan itu Ezel pun keluar dari kamar Mika, menuruni tangga lalu menuju meja makan.

Disitu sudah ada Bunda Vina yang siap menyantap sarapannya.

“Bundaaaaa engkaulah muara kasih dan sayang apa pun pasti kau lakukan demi anakmu yang tersayang.” Ezel duduk dan bernyanyi lantang.

“Berisik kak mau makan itu baca doa bukan konser.” Ujar Vina

“Ehe maaf.” Ujar Ezel sambil nyengir kuda yang hanya di tanggapi gelengan kepala dari Vina.

“Mika mana kak? Ko belum turun, sudah siang loh ini nanti kalian telat.” Ujar Vina sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

“Lagi siap-siap Bun, masa ya tadi Ezel masuk ke kamarnya dia masih tidur Bun parah banget anak Bunda yang bontot itu.”

“Kakak! Ngadu yang nggak-nggak ya sama Bunda?!” Ujar Mika yang sudah memasang muka kesalnya.

“Bukan bilang yang nggak-nggak kok, kakak bilang yang iya-iya sama Bunda.” Ujarnya sambil melahap Nasi goreng yang sudah disediakan oleh Vina.

“Ayam! Bunda Mika mau sarapan di sekolah aja udah telat nih sekarang upacara.”

“Ya sudah bawa bekal aja ya Bunda siapin.”

“Nggak usah Bun, Mika beli di kantin aja, ayo kak ish mamam mulu.”

“Sabar Mik kalo ga di habisin nasi nya nangis.”

“Ayok kak cepetan.” Rengek Mika sambil menarik-narik lengan Ezel yang ingin menyuapkan sesuap nasi ke mulutnya.

“Ish iya-iya”

Akhirnya Ezel mengalah, ia meneguk segelas air di sampingnya lalu berdiri dan menghampiri Vina.

“Ezel pamit ya Bun, Assalamualaikum.” Ujar Ezel sambil menyalami tangan Vina, bergiliran dengan Mika

“Mika juga pamit ya Bun dadah Bunda see you..muah hehe” Ujar Mika sambil melambaikan tangan kearah Vina.

“Hati-hati sayang.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEW NORMALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang