[Haechan POV.]
"Makasih ya kak." Kata gue pada kak Mark sebelum keluar dari mobil.
"Sama-sama." Responnya tersenyum. Gue pun keluar dari mobil. Gue nungguin mobilnya jalan pergi, tapi kok ga pergi-pergi? Akhirnya gue membuka kembali pintu tadi.
"Kok ga jalan?" Tanya gue natap dia bingung. Dia diem aja sambil megangin perutnya.
"Masih laper?" Dia mengangguk. Wah gila lu Mark, udah ngabisin 3 donat + semangkok bakso spesial juga belum kenyang? Ga mungkin dong gue nemenin makan lagi?
"Yaudah, masuk dulu yok." Kata gue, dia langsung mematikan mobilnya, lalu turun dari mobil.
Gue mencoba membuka pintu depan rumah, tapi di kunci. Udah jam segini juga sih, mungkin mbok Hee-Ae udah tidur. Gue mengajak kak Mark jalan ke pintu belakang. Lah, di kunci juga? Dia ga inget gue ada diluar apa? Langsung aja gue menelfon beliau.
"Halo?"
"Halo mbok?"
"Iya dek kenapa?"
"Kok pintunya di konci? Adek diluar nih, bukain dong?"
"Eh, mbok lupa bilang. Kuncinya di rak yaa. Mbok lagi malmingan."
Lahh. Akhirnya gue mencari kunci itu di rak dan berhasil membuka pintu belakang.
"Mbok makanan masih ada ga?"
"Lah, emang adek belum makan? Kan adek udah pergi malming?"
Aku dan kak Mark masuk, langsung menuju dapur.
"Aku udah makan sih. Yaudah mbok, hati-hati ya!"
"Iyaa!"
Beep
"Haaah... Duduk dulu ya kak." Kata gue pada kak Mark, dia langsung duduk di kursi meja makan.
Sip, ga ada pilihan lain, gue harus masak. Tapi sebelum itu, gue harus ganjelin perutnya dulu. Gue memotong buah semangka dari kulkas yang masih segar, lalu menyajikan di piring.
"Ganjel pake ini dulu ya kak, sampe aku selesai masak." Dia ngangguk.
Gue ngerti satu hal tentang kak Mark. Dia bakal diam kalo lapar, iya-iya aja kalo di kasi sesuatu. Gue kembali mengecek bahan-bahan yang masih ada di kulkas. Yaudah, gue masak seadanya aja. Tapi setidaknya 4 sehat 5 sempurna bisa gue sajikan.
"Nah, segini aja yang bisa aku masak. Jangan rewel ya!" Kata gue setelah menyajikan apa yang bisa gue masak lalu mencuci tangan. Dia ngangguk aja. Gue pikir dia bakal langsung menyentuh sendoknya, tapi ngga. Dia melipat kedua tangannya, menutup matanya, menundukkan kepalanya, lalu berdoa.
Waw.
Langka. Bahkan gue sendiri suka lupa berdoa sebelum makan. Gue duduk di depan Kak Mark, gue pengen tau ekspresi dia nyoba masakan gue yang sebenernya belum pernah dicicip siapapun. Aaa.. Satu sendok masuk ke mulut nya. Setelah itu dia makan dengan cepat.
"Kak pelan-pelan. Ntar kesedak!" Tapi kak Mark ga mendengarkan kata gue. Cepat-cepat gue pindah duduk ke sebelahnya karena gue tau dia bakalan tersedak. 1.. 2.. 3..
"OHOK OHOK!" Kan..
"Dibilangin pelan-pelan, masih aja ngeyel." Lama-lama gue juga yang nyuapin nih! Setelah itu kak Mark makan pelan-pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
T E N U R E [21+] ✔
Fanfiction[MOHON LIHAT DAN PERIKSA HASTAG / TAGAR] [21+] _ "Sumpah! Kalau si introvert itu bisa jadi ketua OSIS, gue bakal jadi babu dia selama masa jabatannya!" Kata Haechan dengan tegas. _ "Kalo kandidat saya menang nanti, kamu harus jadi babu saya selama...