|08|

76 13 1
                                    

"Sʜᴏᴜʟᴅ I ɢɪᴠᴇ ᴜᴘ?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sʜᴏᴜʟᴅ I ɢɪᴠᴇ ᴜᴘ?."

|||


"Iʙᴜ, ayah dan kakaknya tewas dalam kecelakaan pesawat." Seokjin mendadak datang ke kelas Seowoo usai ujian berakhir. Lalu tanpa diminta, lelaki itu terang-terangan menceritakan kehidupan seseorang begitu saja. "Dia tidak punya saudara, kedua orangtuanya merupakan anak tunggal. Oleh karena itu, aku mengajaknya tinggal bersamaku sementara waktu."

"Sehingga kalian sangat dekat." Seowoo menambahkan seraya menyimpulkan dalam kepala alasan atas pertanyaan yang membuatnya penasaran bagaimana Hoseok dan Seokjin begitu dekat.

Seokjin mengangguk. "Tapi meski sekarang Hoseok terlihat seakan sudah menerima takdir hidupnya. Sebenarnya dia hanya berusaha menutupi lukanya yang masih basah dan menganga."

"Kenapa?"

"Mana ada orang yang mampu ditinggalkan pergi oleh seluruh keluarganya. Terlebih tidak ada tempat di mana pun yang bisa Hoseok datangi jika rasa rindu itu datang," beritahu Seokjin sambil membayangkan kejadian yang pernah terjadi. Seokjin bahkan tidak mampu untuk menanggungnya. "Jika orang lain akan mendatangi makam atau rumah duka. Tapi Hoseok ... tidak bisa melihat seluruh keluarganya di mana pun."

Seowoo tidak mengerti kenapa Seokjin memberitahunya soal ini, kendati begitu Seowoo menjadi tersentuh mendengar semua kisah kehidupan Hoseok yang begitu menyayat hati. Ternyata dibalik senyum cerahnya, ada luka yang disembunyikan dengan rapat bahkan kelewat rapih sehingga Seowoo jadi berpikir Hoseok begitu handal.

"Oleh karena itu, kau jangan menyerah memperjuangkan perasaanmu," ucap Seokjin mendadak keluar topik yang sedang dibahas.

Seowoo langsung menatap Seokjin seolah seniornya itu sudah kehilangan akal. "Sunbae!" Tegur Seowoo agar Seokjin sadar kalau apa yang baru saja dikatakannya benar-benar melenceng.

"Kenapa? Kau sudah tidak menyukainya?"

"Bukan begitu."

"Wah...." Seokjin mendesah tidak habis pikir dan langsung asal mengartikan. "Kau sudah tidak menyukainya hanya sekarang tahu jika Hoseok yatim piatu?"

Seowoo bahkan tercengang mendengarnya. "Aku bukan orang seperti itu!"

"Lalu kenapa kau semudah itu ingin menyerah?"

"Aku tidak menyerah."

"Terus apa?"

Seowoo sesaat menatap Seokjin lelah sebelum memasukkan peralatan tulisnya ke dalam ransel sambil berucap, "Aku menyerah berusaha mendekati Hoseok Sunbae bukan berarti aku berhenti menyukainya. Aku hanya akan tetap seperti ini saja, tidak mengharapkan apapun."

"Hey, apa maksudmu?" Seokjin tidak setuju. "Kau hanya akan terus menyukainya diam-diam?"

Seowoo mengangguk.

Hey, Jung.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang