"Sᴏᴍᴇᴛʜɪɴɢ ᴛʜᴀᴛ I ᴅᴏɴ'ᴛ ᴜɴᴅᴇʀsᴛᴀɴᴅ."
|||
ᴛɪᴅᴀᴋ ada yang lebih nikmat selain makan bersama di bangku taman tepat di bawah pohon rindang disertai dengan udara sore yang sejuk. Terlebih usai merasa lelah dan lapar pasti asupan apapun itu yang masuk ke dalam tubuh benar-benar dirasa enak dan lezat, tak peduli jika hanya sekedar makanan cepat saji sekali pun. Sudah bagaikan piknik tanpa rencana.
Bangku pun nampak hening bukan main, pemiliknya sibuk menyantap makanan dengan tenang. Sehabis latihan menari bersama teman-temannya, Seokjin kembali membantu menyiapkan peralatan untuk pembukaan bar dan berakhir mengajak Seulnara makan bersama.
Ternyata ada Sacha dan Jimin bersama yang lain di meja itu sehingga mereka semua pun pada akhirnya bergabung. Kecuali Hoseok yang baru terlihat batang hidungnya, membawa sekantong plastik berisi roti isi membuat Seokjin semakin lapar meski makanan miliknya belum benar-benar habis.
"Hoseok, beri aku satu," pintanya seperti sedang memalak.
Hoseok langsung menyembunyikan kantong plastik itu dibalik tubuhnya. "Hyung sedang makan, tidak baik membicarakan makanan lain didepan makanan," balasnya sembari matanya berseliweran kemana-mana, mencari seseorang.
"Kalau begitu, untukku saja," ucap Sacha. "Aku masih lapar."
"Hey, apa tidak cukup makanan yang kau ambil dariku?" Jimin memprotes.
"Aku cuma mengambil sedikit," Sacha tidak terima. "Lagipula Hoseok Hyung membawa roti isi begitu banyak tidak akan habis dimakan sendiri 'kan?"
"Hyung, Oppa, Hey." Jimin menemukan sebutan lain lagi ketika Sacha memanggil Hoseok, rupanya lelaki itu mulai salah fokus. "Kapan kau bisa menghormati yang lebih tua-ah, tidak, kapan kau akan memanggilku dengan sopan tanpa mendiskriminasi aku dengan yang lain?"
"Sopan bagaimana?"
Sepertinya meja mereka tidak akan sepi lagi. Mulai terjadi perdebatan rumah tangga.
"Panggil aku Oppa, aku ini lebih tua darimu!"
Sacha yang jelas-jelas tidak terbiasa dengan sebutan itu hanya mendelik tidak suka. Sementara Namjoon dan yang lain tertawa kecil dan berkomentar, "Jiminie, panggilan itu sangat spesial bagi Sacha. Bukan hanya sekedar penggilan untuk yang lebih tua melainkan panggilan kasih sayang khusus untukmu."
"Oh benarkah, Sacha?" Jimin memandang Sacha jahil, tidak lupa tersenyum menggoda kepada gadis itu yang sudah merah padam.
"Apa yang kau bicarakan, Kim Namjoon?" sangkal Sacha berusaha agar tidak terlihat salah tingkah lekas mengalihkan topik. "Hey Hoseok, kau benar-benar tidak mau berbagi denganku?"
Hoseok membulatkan mata, tidak menyangka. "Apa-apaan, kenapa kau jadi tidak sopan pada senior?"
"Tidak ada hukum senior-junior di meja ini, semuanya sama," bantah Sacha tidak mau tahu. "Kau mau berbagi atau tidak?" Kali ini berlagak bagai preman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Jung.
FanfictionHanya kisah sederhana yang di awali dengan kesalahpahaman yang terjadi anehnya membuat Seo Woo menaruh rasa suka yang dipendam secara diam-diam kepada Jung Hoseok alih-alih mengibarkan bendera perang karena Jung Hoseok telah mempermalukannya didepan...