|19|

66 10 1
                                    

“Cᴀɴ I sᴛᴀʏ ʙʏ ʏᴏᴜʀ sɪᴅᴇ?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cᴀɴ I sᴛᴀʏ ʙʏ ʏᴏᴜʀ sɪᴅᴇ?”

|||





Sᴇᴋᴇʀᴀs apapun Seowoo menyuruh Hoseok untuk pergi, tetap saja seakan pendengarannya tersumbat sesuatu lelaki itu terus berjalan mengikuti Seowoo melintasi jalanan Hongdae yang semakin malam semakin ramai. Ada begitu banyak turis berkeliaran termasuk warga lokal yang berlalu-lalang menghabiskan waktu akhir pekan dengan menonton penampilan anak muda yang tengah busking atau pun menari ditengah keramaian publik. Berjejer juga vendor makanan disepanjang jalan tidak ayal aromanya bercampur menjadi satu dalam penciuman.

Begitu banyak hal yang menjadi pusat perhatian Hoseok namun sebagian besar lelaki itu hanya ingin memusatkan perhatiannya pada satu presensi yang berdiri dihadapannya dalam keadaan kacau. Usai Hoseok berhasil menghentikan Seowoo untuk berjalan semakin jauh tanpa alas kaki, Hoseok berinisiatif melepaskan sepatunya dan meminta Seowoo untuk memakainya. Hoseok khawatir gadis itu akan terserang demam.

"Aku tidak apa-apa, Sunbae," ucapnya berulang kali Seowoo menolak.

Tetap saja Hoseok malah memaksakan diri berjongkok guna membuat gadis itu menurut dengan menuntun kakinya masuk ke dalam sepatu. "Aku yang kenapa-napa," katanya sibuk mengikat tali sepatu, "Sedari tadi aku ditatap oleh orang-orang karena membiarkanmu telanjang kaki begini. Seakan-akan aku ini lelaki jahat. Padahal kau saja yang keras kepala dan tidak mendengarkan aku."

Seowoo mengulum bibirnya, tidak bisa menjawab. Gadis itu hanya memperhatikan bagaimana tangan Hoseok mengikat sepatunya cekatan seraya berucap lagi, "Jika kau terus keras kepala tidak mendengarkan aku. Aku akan menggendongmu secara paksa, tadinya."

"Sunbae...." Seowoo tidak lepas memperhatikan Hoseok. Dalam benaknya sudah memikirkan kenapa lelaki itu terus saja mengikutinya alih-alih tetap bersama Rounan. Namun secepat kilat Seowoo menghalau pemikiran itu dan hanya fokus pada Hoseok yang sekarang malah membuat Seowoo merasa terlihat buruk.

"Makanya ... kenapa kau suka sekali melepas sepatumu ketika terburu-buru, huh?" Hoseok beralih pada sepatu di kaki kanan Seowoo sebelum berucap lagi seperti sedang mengomel, "Kau itu terlalu fokus pada satu hal sampai melupakan segalanya bahkan aku yakin kau pasti tidak sadar dirimu hampir tertabrak mobil yang berlalu-lalang tadi. Kau tahu betapa berbahayanya itu?"

"Ini pertama kalinya," ucap Seowoo tiba-tiba mengalihkan perhatian dan menatap nyalang pada sepatu Hoseok yang selesai diikat. Mendadak hatinya menjadi lemah ketika merasakan kepedulian yang tidak pernah Seowoo dapatkan dalam sisa hidupnya selama ini. Meski hanya kepedulian kecil, tetap saja mengingatkannya pada sebuah keinginan yang tidak pernah terwujud hingga sekarang. Gadis itu tercekat sebelum memaksa lanjut membuka suara.

"Pertama kalinya seseorang mengikatkan tali sepatu untukku."

Hoseok bangkit mendengar kalimat yang dilontarkan gadis itu tanpa aba-aba membuatnya tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Sekon berikutnya Seowoo mendongak, terlihat sekali gadis itu tengah berusaha membendung air matanya agar tidak jatuh.

Hey, Jung.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang