|27|

73 10 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“I'ᴍ ᴛᴏᴏ ᴀғʀᴀɪᴅ ᴛᴏ ᴀᴄᴄᴇᴘᴛ ʀᴇᴀʟɪᴛʏ.”

|||

Sᴇᴏwᴏᴏ ingat betul, sebelum dirinya menginjakkan di sebuah tempat penuh riuh ombak menghantam karang. Angin berhembus menerbangkan surai rambutnya. Gadis itu duduk dipinggiran bebatuan laut sembari mengulang kembali memori bagaimana air menelannya perlahan demi perlahan. Tidak ada rasa takut atau gelisah, Seowoo bersama pikirannya yang tenang memandang deburan ombak itu dalam diam.

Disisinya Hoseok merasa cemas telah mengajak Seowoo kemari. Seharusnya dia berpikir lebih dulu bila tempat seperti ini mungkin akan menjadi suatu hal yang membuat gadisnya tidak nyaman. Sebab sesampainya disini, belum ada sepatah kata pun yang Seowoo ucapkan setelah Hoseok memberitahunya kalau hari ini adalah hari peringatan kematian seluruh keluarganya. Hari kecelakaan pesawat itu terjadi.

"Seowoo, jika merasa tidak nyaman. Sebaiknya—"

"Tidak Sunbae. Aku baik-baik saja," Seowoo memotong sembari membuka tutup botol soju dan menuangkan isinya ke dalam gelas seloki sebelum kembali memandang ke depan, menahan napas dan berucap, "Halo, ayah, ibu dan kakak Hoseok Sunbae. Aku ... Han Seowoo. Apa ... kalian baik-baik saja disana?"

Hoseok tertawa kecil mendengar tingkah Seowoo yang begitu canggung dan gugup. "Kau sungguh tidak cocok bersikap seperti itu. Terlihat kaku."

"Aku hanya mencoba mengakrabkan diri dengan keluarga Sunbae," beritahu Seowoo.

"Percuma saja, kau tidak bisa melihat mereka."

"Tapi mereka bisa saja melihat kita di atas sana," balas Seowoo sukses membungkam mulut Hoseok. Seowoo yang merasa kalimatnya membuat Hoseok tertohok pun lekas mengoreksi, "Bukan begitu maksudku," Seowoo menatap Hoseok bersalah, "Aku hanya ... hanya tidak mau Sunbae terlihat putus asa begitu. Maaf."

"Kau benar," Hoseok mendongak bersamaan dengan surainya terbawa angin, "Aku memang sudah putus asa. Berharap mereka yang bertanggung jawab segera menemukan keluargaku setidaknya jika tidak selamat, jasadnya pun sudah lebih dari cukup. Tapi aku menyerah, tidak mau terus menaruh harapan lebih lagi."

"Kenapa?" tanya Seowoo, "Kenapa Sunbae berhenti menunggu dan menyerah begitu saja? Bisa saja mereka masih mencari keberadaan pesawat itu."

"Sudah tidak ada harapan, Seowoo," jawab Hoseok menjeda, seketika dirinya menjadi sulit menelan sesuatu. "Sudah terlalu lama kejadian itu terjadi. Perusahaan penerbangan itu bahkan sudah berhenti beroperasi akibat salah satu pimpinannya terjerat rumor penggelapan pajak."

"Ah ... aku pernah mendengarnya," Seowoo teringat sebuah berita mengenai perusahaan penerbangan itu terpaksa berhenti setelah kecelakaan itu terjadi. Namun Seowoo tidak begitu peduli saat itu karena harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Tidak ada waktu baginya untuk mengurusi hal yang tidak begitu penting.

Hey, Jung.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang