Tiga Belas

1.2K 30 0
                                    

Sinar mentari menerobos jendela kaca kamarku, membuatku silau dan menutup wajahku dengan selimut.

Seseorang mengetuk pintu lalu membukanya. Ia membawa nampan berisi semangkuk bubur.

"Ini sarapanmu. Aku akan meletakannya di sini. Ini ada obat pereda nyeri. Kau bisa meminumnya." Ia pun meletakannya di atas nakas.

"Kau masih di sini?"

"Ya aku menunggumu bangun. Kalau begitu aku pergi sekarang."

Aku hanya mengangguk. Ia pun berbalik.

"Terima kasih." Ucapku bersungguh-sungguh.

"Sama-sama." Ucapnya seraya berlalu.
Ia bahkan tidah menoleh saat mengucapkannya.

Krukk... Krukk..

Perutku sudah berbunyi. Aku lapar. Melihat bubur di atas nakas, membuatku semakin lapar.

"Ya, sebaiknya aku makan." Gumamku.

~~~

Ting tong.

Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini? Apakah Arka kembali? Kenapa dia harus memencet bel?

Aku pun keluar dengan susah payah dan membukakan pintu. Untungnya saat ini kakiku sudah tidak terlalu sakit.

Betapa terkejutnya diriku mendapati Adelia tengah berdiri di depan rumahku.

"Del.."

"Feli, gimana keadaan kamu? Kata mas Surya kamu sakit ya. Kok kalian bisa ketemu sih?"

"Itu... kebetulan aku kerja di kantor suamimu. Masuk dulu yuk."

Kami pun masuk.

~~~

"Jadi..."

"Jadi?"

"Kamu tahu apa yang terjadi sama mas Surya?"

"Ehm... Sepertinya kamu berpikir terlalu jauh. Dia sangat ingin membahagiakanmu. Aku tak tahu apa alasan pasti mengapa menurutmu ia berubah, namun dia pernah berkata bahwa ia menyesal karena selama ini terlalu cuek hingga ia kehilangan. Mungkin memang benar ia berubah karena kembarannya menghilang."

Adelia terdiam.

"Del.."

"Dia masih berpikir bahwa Arka masih hidup."

"Ya. Kamu tidak percaya padanya?"

"Itu mustahil Fel, jasadnya sudah ditemukan. Meskipun sudah tidak berbentuk, tapi itu pasti Arka. Suamiku menolak kebenaran itu." Tandas Adelia.

"Jadi jasad Arka ditemukan?" Gumamku.

"Iya. Meskipun semua orang sudah memberinya pengertian, Mas Surya tetap tak mau menerima kenyataan itu."

"Oiya Fel, kok mas Surya bisa sampai nginep di sini sih?"

"Ya karena dia yang bikin kakiku keseleo."

" Kok bisa sih? Kalau kamu mah emang ceroboh. "

"Heh, jangan sembarangan ya kalau ngomong."

"Iya, sorry. Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya Fel. Cepet sembuh ya"

"Nggak nanti aja Del? Di sini dulu aja, nemenin aku."

"Sorry Fel, aku udah ada janji. Bye Fel."

"Oh, gitu. Iya ati-ati ya Del. Maaf dianggurin."

Delia tersenyum. "Nggak apa-apa Fel, kamu kan lagi sakit."

Hai gengs. Maaf ya kali ini partnya pendek.

Tapi tenang, part selanjutnya ada adegan menegangkan.

Pantengin terus ya. Love you😘

Me And My Bestie's HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang