PROLOG

60 4 0
                                    

Gadis dengan kunciran yang sudah melorot —tidak berbentuk lagi itu, beberapa kali berdecak dengan kesal.

Tangannya beberapa kali mendorong kepala laki-laki yang terus-terusan menyenderkan kepalanya di bahunya.

"akhh.. Apa sih lo? Minggir kagak?" Gadis itu menggeram, tanggannya tidak diam saja saat lelaki itu inggin menyenderkan kepalanya lagi.

Sedangkan Regas,  lelaki itu memasamg wajah melas,  yang malah membuat Anfa —kekasihnya, berdecih sinis

"Yang kalo aku tiba-tiba mati gimana? "

"ya dikuburlah, pakek nanya lagi"

laki-laki dengan kaos putih itu mencebikkan bibirnya, tidak menyangka jika kekasihnya menjawab demikian.

dia pikir gadis itu akan mengatakan, hal yang menyiratkan rasa khawatir  dan cemas atau semacamnya, malah jawaban yang seperti itu yang dia dapatkan. Dasar tidak peka!! tidak punya perasaan!! menyebalkan!! gila!!  akkhhh!! laki-laki itu mengumpat dalam hati, tidak berani terang-terangan masih sayang nyawa.

"gitu doang?"

"ya enggak lah... "

Regas tersenyum senang,  tapi kembali muram saat mendengar kelanjutan ucapan Anfa

"di mandiin dulu,  di sholatin, di kafanin,  di yaasinin.  Lo pas pelajaran  Agama kemana sih ? Hah?  Heran gue gitu aja nggak tahu"

Bukan,  bukan begitu  maksud Regas. Dia tahu betul bagaimana merawat mayat sebelum dikuburkan,  tidak perlu dijelaskan seperti itu. 

Yang dimaksud Regas bagaimana perasaan gadis itu jika tiba-tiba dia meninggal dunia. Biasanya  jika pasanganan lain akan menjawab dengan jawaban yang romantis seperti : "aku bakalan sedih,  aku nggak bisa hidup tanpa kamu"

Eh itu kalimat romantis apa kalimat tipuan???

"nggak gitu Yang maksudnya!!"?

"terus? Astaga,  lo nggak lagi sekarat kan? " Anfa langsung  mengubah duduknya menghadap kearah Regas yang ada disampingnya

"nggak lagi sakit  kanker gitu?" lanjutnya

Eh??  Pacar kurang ajar, emang nggak ada alusnya

"mulutnya pengen ditabok sama dolar apa gimana?" Regas kesal sendiri,  entah setan apa yang merasuki dirinya sampai bisa-bisanya dia menyukai gadis bar-bar seperti Anfa

"Tabok dong bang!!" Anfa cengengesan

"Sini,  sebelum tabok sama dolar gladi resik dulu ntar kaget" Regas menarik kepala Anfa mendekatkan kepala Anfa pada wajahnya, setelah wajah Anfa sejajar dengan wajahnya Regas membuka mulutnya lebar-lebar dan..

"Haaaahhh" dia menghebuskan... Bukan menghembuskan tapi mengeluarkan nafasnya kuat-kuat

"Regas!!! Sialan!!" Anfa menjauhkan tubuhnya dari Regas, tangannya mengibas-ngibas didepan hidungannya

"napas lo bau banget,  lo belum sikat gigi? Hah? "

"iya,  emang bau banget ya?"

Anfa melotot,  giginya bergeretak. Sementara Regas tertawa  terbahak sampai tubuhnya terjatuh dari sofa

"sialan bangke emang"

"jangan bilang lo belum mandi juga?" tuding Anfa

"hhee iya Yang"

"Astagfirullah, Ya Allah"

Anfa sudah tidak tahu lagi, kenapa manusia seperti ini bisa hidup,  setelah ini saja Anfa tidak yakin jika Regas ini tergolong manusia.

Bayangkan saja,  pacar kalian datang pagi-pagi kerumah lalu dengan tidak tahu dirinya menyeret kalian yang masih tertidur hanya untuk menemaninya menonton kartun spons kuning dengan sahabat bintangnya itu, dan hal yang lebih kurang ajarnya lagi,  dia tidak mandi terlebih dahulu, bayangkan pacarmu menemui mu tidak mandi terlebih dahulu bahkan tidak sikat gigi, bayangkan!! Bayangkan!!  Ahh lebih baik tidak perlu kalian bayangkan nanti muntah

Jika pria lain, akan berusaha tampan saat menemui pacarnya lah Regas?? Bener-bener nggak ada akhlak sama sekali,  entah sudah jatu atau kececer dimana.

"jangan deket-deket gue!! Minggir lo!! " teriak Anfa saat Regas mau duduk di sampingnya, kakinya menendang pinggang Regas

"yaelah Yang ketimbang  nggak mandi doang, keburu kangen sih" Regas terkekeh  geli sendiri  dengan jawabannya

"najis lo,  minggir nggak!! Belum mati aja udah bau gimana mati" kesal Anfa,  tubuhnya masih bergeser menjauhi Regas yang terus mendekat

Mata Regas melotot,  bener-bener  kurang ajar pacarnya ini "wahh.. Sepertinya mulut pacar gue ini lebih butuh belaian ketimbang ditabok dolar, sini gue belai biar bisa alus dikit,  kesering ditabok dolar jadi kasar gitu kan!! " Regas menyeringai, dia berdiri dari tempat duduknya mencondongkan tubuhnya sampai wajah sejajar  dengan wajah Anfa,  bibirnya dimonyongkan dan setelahnya...

Bugh..

Brakk..

"AKKHH... MAMI PINGGANG REGAS!!  YA ALLAH TOLONG,  SAKIT BANGET!!"

Tadi saat Regas mendekat, Anfa menendang perut Regas hingga membuatnya terpental dan membentur meja yang ada di belakangnya

Regas masih duduk seperti posisi awalnya,  tanggannya mengusap pinggangnya yang masih  nyeri,  dia yakin setelah ini pasti pinggangnya akan membiru,  benturannya tadi sangat keras terbukti meja yang ada di belakangnya bergeser beberapa  centi untung saja kacanya tidak pecah

Regas lupa,  kalau gadis bar-barnya ini atlet taekwondo seharusnya dia tidak usah macam-camam,  padahal tadi dia hanya bercanda  saja,  dia sama sekali tidak berniat benar-benar menciumnya.

Regas berdiri,  badannya sulit saat di tegakkan,  pinggangnya masih terasa sakit. 

krekk...

"HUAA MAMI PINGGANG EGAS SAKIT,  HUAA EGAS KENA KDRT MAMI!!" Regas kembali terduduk,  mengelus pinggangnya,  satu bulir bening terjatuh dari mata kanannya

Dia menangis??

Hah??

Apa benar sakit??

Anfa mendesis jijik,  melihat Regas seperti sekarang ini.

•••BALIKAN•••

Yuhuu aku nulis cerita baru dong!!  Ini sih baru pertama nulis cerita yang genrenya komedi-komedi gitu,  semoga kalian suka!!

Ok jangan lupa bintang dan komennya gaess!!!

BALIKAN ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang