Malam yang cukup sunyi menyelimuti kota Seoul. Tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas, sangat pas untuk memindahkan barang-barang ke rumah baru. Terlihat beberapa orang sedang sibuk membawa barang-barang berat memasuki rumah yang cukup besar.
Di dalam rumah itu, ada seorang anak kecil yang sedang tertidur di sofa panjang. Ia tertidur dengan nyeyak meskipun di sofa. Anak kecil itu tidak terganggu meskipun keadaanya cukup bising. Perjalanan dari Busan ke Seoul membuatnya lelah dan juga besok ia harus sekolah.
Melihat itu, Ibunya mengambil selimut yang masih berada di dalam tas dan memakaikannya di tubuh si mungil hingga hanya kepalanya yang terlihat. Ibunya tersenyum sambil mengelus surai coklat anaknya. Setelahnya, ia berbaring di sofa sebelah anak kecil itu dan ikut terlelap. Hari yang sangat melelahkan.
Sinar mentari yang menembus jendela besar itu mengganggu tidur si kecil yang sangat nyenyak. Mau tidak mau, anak kecil itu bangun dari tidurnya. Ia duduk dengan lemas serta rambutnya yang berantakan, membuatnya terlihat menggemaskan.
"Ibu dimana?" ucapnya dengan suara yang serak
"Sebentar Yeonjun, Ibu sedang membuatkan sarapan" sahut seorang wanita dari sebuah ruangan yang dijadikan dapur.
Anak kecil yang dipanggil Yeonjun itu mengangguk meskipun tidak ada yang melihatnya, lalu berbaring kembali sambil menunggu Ibunya. Belum sempat ia memejamkan matanya, Ibunya datang dan langsung menyuruhnya mandi.
Yeonjun menurut saja, meskipun ia sangat ingin tidur sekarang. Entahlah, ia terlalu lelah hari ini. Padahal dia kemarin tidur terlebih dahulu saat orang-orang sibuk menata rumah barunya itu.
Yeah, Yeonjun baru saja pindah dari Busan kemarin. Karena Ibunya dipindahkan di Seoul, jadi ia harus pindah juga ke Seoul, meninggalkan tempat kelahirannya untuk selamanya. Yeonjun hanya berharap, ia dan Ibunya bisa tinggal di Seoul dengan tenang dan bahagia seperti di Busan.
Setelah mandi, Yeonjun memakai seragam barunya. Yeonjun sangat bersyukur karena kepindahannya sangat lancar berkat bantuan teman Ibunya serta tetangga barunya. Yeonjun dan Ibunya berencana mengunjungi tetangga barunya nanti malam.
Setelah memakan sarapannya, ia mengambil tasnya dan berjalan keluar bersama Ibunya. Mereka keluar dari rumah baru mereka dan berjalan menuju sekolah baru Yeonjun. Sekilas Yeonjun melihat rumah tetangga barunya dan melihat gadis kecil di dalam situ.
"Kamu tidak sabar mengunjungi tetangga barumu hmm?" tanya Ibunya yang membuat Yeonjun kaget. Ia langsung menggeleng dengan lucu dan membuat Ibunya gemas melihatnya.
"Kamu sudah besar tapi masih menggemaskan saja, Yeonjun" Ibunya mencubit pipi yang sedikit tembam milik Yeonjun itu yang membuat sang empunya merengut.
"Ibu! Aku bukan anak kecil lagi, ish" rengek Yeonjun sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Ah, semakin menggemaskan saja seorang Choi Yeonjun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth ¤TXT Yeonjun¤ √
Fanfiction[END] "Enyahlah dari hadapanku, aku muak melihat wajahmu"- "M-maafkan aku"- Highest rank: [3 in hiraeth] 🏅 [7 in depressed] 🏅 [10 in tomorrowxtogether]🏅 Start: 19-08-20 End:24-11-20