Part. 20

11 1 0
                                    

Kau takkan pernah tau bagaimana rasanya melihat orang yang kau sukai diperlakukan layaknya sampah.

—Agan—


2020
Telah terlampau jauh bagiku menjalani hari. Hingga umur ku yang sekarang ini menginjak 17 tahun. Tak ada yang spesial, hanya saja ini semakin lama semakin berbeda, kesedihan dan kesenangan mulai menjalar kuat di hidupku. Bahkan untuk manusia pengidap bipolar seperti ku susah untuk di pahami. Terlebih lagi ini adalah masa SMA. Kau percaya adanya cinta kedua atau terakhir? Aku meragukan itu, karena jika menyangkut hal itu rasanya hatiku sudah mati, aku hanya ingin menjalani hidupku sebagai diriku, tanpa cinta dari lawan jenis. Hanya keluarga dan teman. Dan ini lah hidupku, aku tidak tahu bagaimana masa depanku, tapi di kelas XII SMA Wiratama ini aku hanya dapat berharap selalu ada kisah unik dan menyenangkan di kemudian hari. Tetapi aku menyadari sesuatu, jika di dunia seperti ini tidak ada yang namanya rencana sempurna.

Sejak dulu, gue emang nggak pantes jatuh cinta.

🥀

"Mata lo yang harusnya dijaga. Arlin itu udah di icip-icip sama mantannya dulu waktu SMP!"

"Lo ngomong apa sih?!"

Berdecak, "lo nggak tau, rata-rata semua orang di sini udah tau, karna dulu banget, waktu dia masih SMP, foto itu tersebar di media sosial."

Reihan semakin tak paham dengan pembicaraan ngawur Agea. Ia ingin meminta penjelasan, namun tak dengan Agea.

Mengambil langkah, Reihan langsung menuju tempat Arlin berada.

"Reihan!"

Panggilan Agea tak dihiraukan, dia menuruni anak tangga dengan terburu-buru, sampai di permukaan dia tak sengaja menyenggol seseorang.

"Sorry, sorry."

Lelaki itu tak menghiraukan, hanya menatap sinis Reihan dan berjalan angkuh, Reihan yang melihatnya mendengus, ia tersadar jika lelaki itu berjalan ke arah yang sama, arah yang hendak ia tuju.

"Hengki!"

Menoleh, Arlin mengetahui nama itu. Diko melambaikan tangan pada teman yang dia panggil itu. Di belakang Hengki ada Reihan yang mengekor.

Arlin mengernyit, "Rei?"

Tak hanya itu, di belakang Reihan ada seorang gadis dengan sulut merah menyala. Agea.

Meratapi keadaan tak seenak yang dipikirkan, Agan menyarankan agar pergi dari sini.

"Lin, kita pergi aja. Banyak serangga."

"Ini kenapa? Gue baru dateng nih." Reihan butuh penjelasan.

"Lo kemana aja, Rei?" Rani kesal karna sosok Reihan tadi tiba-tiba ditarik paksa oleh Agea.

Mendapati semua sudah berkumpul, suasananya menjadi canggung. Agea mendekatkan dirinya pada Diko. "Kenapa lo nggak bisa deketin dia lebih lama?"

Diko mendengus, "lo kira dia masih suka sama gue?" Kesalnya.

Rencananya gagal? Ah, benar. Agea memiliki rencana. Mengundang teman SMP-nya si Diko untuk bertemu dengan Arlin, kenapa? Ternyata Agea juga kenal dengan Diko? Yang secara Diko adalah mantan Arlin? Bersamaan dengan itu semua agar Arlin tak bisa bersama Reihan, agar Arlin diusik dengan kedatangannya si Diko, dan Reihan bisa bersama Agea. Diko juga tak sendiri, dia bersama temannya, Hengki. Arlin mengenalnya, karena Hengki juga dia harus menyukai orang yang bernama Diko itu.

Kenapa? Dulu, Hengki selalu menyudutkan Arlin untuk suka dengan Diko, menyuruh Arlin untuk membuka hati pada Diko. Kesal, mengingat itu semua Arlin kesal, kenapa semua itu terpampang jelas di monitor otaknya? Arlin ingin menghilang saja.

MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang