Chapter 5

3 2 0
                                    

Dia baik.

🎬

  "Yor, lo ada plester luka, nggak?" lirih Ruby, agar suaranya tidak kedengaran oleh kedua Kakak kelasnya yang duduk di depan mereka.

"Hah?! Ngomong apa, sih, lo? Pake bisik-bisik segala, nggak denger gue." sela Yorikho agak keras.

               Dasar Yorikho! Nggak ngerti situasi banget, deh. Ruby udah sengaja ngecilin suara, dia malah dengan entengnya ngerasin suara. Nggak pekaan banget jadi teman.

"Kenapa, By?" tanya Xavier membalikkan badannya dan menatap ke arah Ruby.

"Nggak apa-apa, kok, Kak. Aku cuman nanya Yori, aja, dia punya plaster luka apa enggak," jujur Ruby. Bodoh amat sama gengsi, udah terlanjur dibuat malu juga sama Yorikho. Ibarat kata pepatah, udah basah mending sekalian nyebur.

"Kamu luka?" mendengar pertanyaan Xavier barusan, Jordan ikut membalikkan badannya ke belakang.

                Ruby menggeleng cepat-cepat, "Enggak, kok, Kak. Ini cuman melepuh sedikit, mungkin karna tadi kepanasan pas meriksa mesin,"

"Lo benerin mobil?" tanya Jordan.

                 Wow. Ajaib sekali. Tumben cowok itu berbicara, walau hanya tiga kata. Suatu kemajuan yang pesat. Pasalnya, setelah saling  berkenalan, Kakak kelasnya itu tidak lagi mau berbicara dengan Ruby. Cowok itu hanya berbicara dengan Xavier.

"Cuman ngecek, doang, Kak." jawab Ruby setelah ia tersadar dari lamunannya.

                 Setelah mendengar jawaban tersebut, Jordan kembali membalikkan badannya keposisi semula.

"P3K," singkatnya.

"Ini, Tuan muda." seorang body guard yang duduk di sebelah kursi pengemudi berbalik dan memberikan  kotak persegi panjang kepada Jordan.

"Hm," hanya dehaman, tidak ada kata terima kasih.

                 Setelahnya, Jordan mengambil kotak P3K tersebut, kemudian berbalik badan, "Pakein salep," ucapnya sembari menyodorkan kotak tersebut ke hadapan Ruby.

               Ruby sempat speechless melihat tindakan Kakak kelasnya itu.

Gentle, banget! Nggak perlu ngomong banyak, tapi lebih milih ngelakuin langsung, batin Ruby.

"Ruby," tegur Yorikho sembari menyenggol pelan lengan Ruby.

"Hah? Iya?" kagetnya, yang dibalas dengan isyarat Yorikho menunjuk kotak P3K yang disodorkan Jordan menggunakan lirikan matanya.

"Oh, iya. Makasih, Kak." Ruby mengambil kotak tersebut sembari memberikan senyum tipisnya.

Bikin malu, aja, sih, temen gue! Ditolongin malah bengong! Ruby-Ruby, batin Yorikho.

                  Setelah itu, keadaan kembali sunyi. Ruby sibuk mengoleskan salap pada jari-jarinya yang melepuh, sedangkan Yorikho hanya memperhatikan sahabatnya itu. Xavier menatap pemandangan jalanan lewat jendela, sementara Jordan telah berkutat dengan handphone-nya.

LEONARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang