6. Pernikahan

1.9K 190 65
                                    

Zahira melihat Reyhan dari kejauhan dan memegang baju pengantin dan ada api di depannya.

Zahira berlari menghampiri Reyhan, "kak Reyhan," panggil Zahira.

Reyhan hanya melirik Zahira kemudian menatap kembali api yang berada di depannya.

"Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah kamu sedang menikmati angin sore dengan memegang baju pengantin kita?" tanya zahira bercanda.

Reyhan yang mendengar ucapan Zahira menatap Zahira dengan tatapan tajamnya. Zahira menggigit bibir bawahnya saat mendapatkan tatapan seperti itu.

Zahira memperhatikan wajah Reyhan yang hari ini terlihat berbeda. Ada luka juga kesedihan yang dapat Zahira lihat dari mata Reyhan.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Zahira.

Reyhan masih menatap Zahira dengan tatapan yang sama. "Kamu mau tau apa yang terjadi? Kalau begitu, aku akan memberi tahu kamj sebuah kebenaran. Kebenaran yang akan membuat hati kamu terluka!" ucap Reyhan tegas dengan bahasa formal.

Zahira kaget dengan nada suara Reyhan yang tiba-tiba meninggi. "Kebenaran apa yang kamu bicarakan? Kenapa kebenaran itu akan melukai?" tanya Zahira sambil menatap Reyhan.

Reyhan tersenyum miring, "Kebenaran bahwa aku nggak mencintai kamu!" Reyhan mendorong Zahira hingga terjatuh.

Zahira mendongak menatap Reyhan yang bersikap kasar kepadanya. Dia tidak percaya dengan semua ini. "Apa yang kamu lakukan dan apa yang kamu katakan? Kalau sekarang kamu tidak mencintaiku, itu tidak masalah. Karena cintaku sudah cukup untuk kita berdua," ucap Zahira masih dengan posisi yang sama.

"Hahaha lucu sekali kamu. Simpan cinta kamu itu untuk orang yang akan menjadi suami kamu nantinya, karena aku nggak sudi menikah dengan orang yang nggak aku cintai!" bentak Reyhan.

Zahira menatap Reyhan dengan tatapan terluka juga kecewa karena Reyhan adalah orang pertama yang membentaknya.

"Kenapa? Kenapa kamu melakukan semua ini? Setelah setuju menikah denganku, kenapa tiba-tiba kamu berubah seperti ini?" tanya Zahira dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya dan siap jatuh kapan saja.

"Semua itu karena paksaan. Apa kamu pernah pikir, kalau aku seorang polisi akan setuju begitu saja menikah dengan perempuan biasa seperti kamu?" tanya Reyhan yang mengangkat sebelah alisnya.

"Aku memang perempuan biasa. Tapi di balik perempuan biasa ini, ada cinta yang begitu besar untuk kamu. Cinta yang tulus dan tidak semua orang bisa mendapatkannya." Zahira berdiri dan meraih tangan Reyhan.

Reyhan menghempaskan tangan Zahira dengan kasar. "Asal kamu tahu, mencintai saya adalah sebuah kesalahan yang kamu lakukan, jadi berhentilah mencintai aku. Satu lagi, aku nggak akan pernah mencintai kamu sampai kapanpun. Camkan itu!" ucap Reyhan penuh penekanan sambil menunjuk zahira.

Zahira tidak bisa lagi menahan air matanya. Zahira menangis mendengar kebenaran yang Reyhan katakan.

Reyhan tersenyum mengejek ke arah Zahira, kemudian melemparkan baju pengantin yang dia pegang ke dalam api yang berada di dekatnya.

"Jangan!" Zahira melonjak kaget dengan napas memburu.

Zahira melihat jam ternyata masih jam 03.17. Zahira menghembuskan nafas pelan, "ternyata hanya mimpi."

Zahira bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Hari ini adalah hari pernikahannya, jadi dia harus bersiap-siap lebih awal.

"Kenapa aku bermimpi seperti itu hari ini, hari di mana aku dan kak Reyhan akan menikah?" tanya Zahira entah kepada siapa.

***

Zahira melihat pantulan dirinya di cermin. Sejak mimpi itu, perasaan Zahira menjadi tidak enak. Zahira merasa kalau mimpi itu adalah sebuah pertanda, pertanda bahwa tidak seharusnya pernikahan ini terjadi.

Zahira menghembuskan napas pelan, "ma Zahira takut." Zahira memeluk mamanya yang baru saja berdiri di sampingnya. Suci balas memeluknya dan mengelus lembut puncak kepala putrinya.

"Nggak ada yang perlu ditakutkan, semuanya akan berjalan lancar," ucap suci, Zahira hanya terdiam.

"Zahira dengar mama, Abdullah bin Ja'far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya, Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasa cemburu adalah kunci jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyak mengeluh, karena keluh kesah menimbulkan kemarahan dan hendaklah kamu memakai celak mata karena itu adalah perhiasan yang paling indah dan wewangian yang paling harum. Jadi apapun yang terjadi, apapun masalah yang kalian hadapi nanti, usahakanlah untuk tetap mempertahankan rumah tangga kalian," pesan mama Zahira. Zahira mengangguk dalam pelukan mamanya.

"Saya terima, nikah dan kawinnya Nazwa Zahira Zalfa binti Qoirul Iksan Setiawan, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!" ucap Reyhan dengan lantang.

Sah?

Sah!

Di saat Allah mempertemukan dua insan dan menyatukannya.

Zahira tak pernah mengira bahwa orang yang dia cintai dalam diam selama ini, sekarang sudah sah menjadi suaminya.

Semua orang merasa bahagia termasuk Zahira, berbeda dengan Reyhan yang merasa hancur karena ini semua.

Acara resepsi sedang berlangsung, Zahira berdiri di samping Reyhan dengan senyum bahagia sambil menyalami tamu-tamu yang datang.

"Terima kasih ya," ucap Zahira kepada tamu undangan.

"Mohon perhatian semuanya, maaf mengganggu sedikit waktunya!" ucap seorang perempuan menggunakan mic.

"Jadi, di sini saya akan mempersembahkan sebuah lagu yang berjudul 'Harusnya Aku' untuk seseorang yang pernah membuat saya merasa istimewa." Perempuan itu menatap ke arah di mana Reyhan berdiri. "Lagu ini saya persembahkan untuk Muhammad Reyhan Saputra." Semua pasang mata langsung menatap Reyhan.

🎶Ku tak bahagia melihat kau bahagia dengannya
Aku terluka tak bisa dapatkan kau sepenuhnya
Aku terluka melihat kau bermesraan dengannya
Ku tak bahagia melihat kau bahagia

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia

Ku tak bahagia melihat kau bahagia dengannya
Ku tak bahagia melihat kau bahagia

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia

Zahira menatap Reyhan dan perempuan itu secara bergantian. Entah kenapa ada rasa tidak suka melihat Reyhan yang menatap perempuan itu dengan tatapan yang tidak bisa Zahira artikan.

Oooh...
Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia
Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia
Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya
Harusnya yang kau pilih bukan dia🎶

Setelah lagu itu selesai dinyanyikan oleh perempuan tadi, Zahira ingin bertanya kepada Reyhan tentang perempuan itu.

"Kak," panggil Zahira, tetapi Reyhan masih terus menatap perempuan itu. "Kak siapa perempuan itu?" Zahira menarik lengan Reyhan dan membuat Reyhan menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Siapa perempuan itu?" ulang Zahira.

Reyhan tersenyum sebelum menjawab, "dia adalah perempuan yang aku cintai!"

Mencintaimu Bukan Sebuah Kesalahan (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang