26. Perpisahan adalah jalan terbaik

3.1K 124 23
                                    

Nggak ada yang perlu di jelasin lagi. Mungkin perpisahan adalah jalan terbaik untuk kita saat ini.

~Zahira~

Gue dukung lo, kalau mau pisah sama Reyhan. Karena lo tau sendiri alasannya.

~Aman~

~Aman~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Zahira duduk di depan rumahnya dengan menatap kosong ke depan. Hal yang tidak disangka-sangka oleh Zahira harus terjadi kemarin. Itu terlalu cepat baginya, kehilangan papa tercinta yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Semoga papa tenang di sana," ucap Zahira seorang diri. Tanpa Zahira sadari setetes cairan putih meneteskan di pipinya.

Renungan di pagi hari membuatnya sangat merindukan Iksan. Zahira tersenyum saat melihat Usna yang keluar dari mobilnya bersama Aman.

"Lo harus kuat," ucap Usna dan duduk di samping Zahira. Zahira hanya mengangguk sembari tersenyum.

"Kemarin gue nggak lihat Kak Reyhan, dia ke mana?" tanya Usna menatap Zahira.

"Gue nggak tahu di mana Kak Reyhan sekarang. Kemarin malam dia telephon, tapi gue nggak angkat telephonnya, karena masih kecewa sama dia. Padahal kemarin gue sangat berharap dia ada di sisi gue dalam keadaan seperti itu, tapi itu hanya harapan yang nggak menjadi kenyataan." Zahira menunduk berusaha untuk tidak menangis di depan Usna dan Aman.

"Seharusnya kemarin lo angkat telephon dia." Aman tiba-tiba bersuara.

"Lo pernah kecewa nggak, Man?" tanya Zahira serius. Aman mengangguk sebagai jawaban.

"Di saat gue sangat kecewa, gue berusaha untuk menghindari orang yang buat gue kecewa. Karena apa? Karena gue nggak mau, kalau gue mengatakan sesuatu sama dia yang bisa membuat semuanya jadi rumit." Zahira menghela napas pelan dan memejamkan matanya setelah mengatakan itu.

"Gue sakit, sakit banget. Rasanya gue ingin mengakhiri hubungan ini sama kak Reyhan," ucap Zahira pelan yang masih bisa didengar oleh Usna dan Aman.

"Jangan," Usna menggeleng dan memegang bahu Zahira dengan menatapnya, "ujian dalam pernikahan itu memang ada, Ra. Tapi jangan sampai ujian itu membuat lo mengakhiri hubungan pernikahan lo."

Zahira hanya diam, mencerna setiap perkataan Usna. Zahira menoleh kepada Aman dan bertanya.

"Kalau menurut lo?"

"Gue?" Aman menunjuk dirinya sendiri.

"Iya."

"Nggak salah?" tanya Aman meyakinkan, Zahira mengangguk dengan menunggu jawaban yang keluar dari mulut Aman.

"Gue dukung lo kalau mau pisah sama Reyhan. Karena lo tau sendiri alasannya." Aman tersenyum menatap Zahira.

"Kok gitu?" protes Usna tidak terima dengan yang dikatakan Aman.

Mencintaimu Bukan Sebuah Kesalahan (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang