30. Waktu satu bulan

1.5K 66 2
                                    

Aku akan berusaha dari sekarang untuk bisa mengiklaskan kamu, karena kisah kita akan usai satu bulan lagi.

~Zahira~

~Zahira~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Zahira merasa ada batu besar yang yang jatuh ke kepalanya saat mendengar keputusan Reyhan. Ada rasa tidak ikhlas dalam dirinya. Dia ingin marah, tapi dia juga sadar bahwa dia sendiri yang menginginkan hal ini.

Reyhan hanya diam dengan pandangan kosong ke depan setelah mengambil keputusan yang sangat sulit baginya. Dia hanya ingin Zahira bahagia, itu saja. Jika Zahira ingin berpisah dengannya, maka dia akan melakukan itu. Jika Zahira menyuruhnya untuk minum racun, mungkin Reyhan juga akan melakukan itu, karena dia hanya ingin melihat Zahira bahagia.

"Aku punya satu permintaan sama kamu," ucap Reyhan tiba-tiba. Zahira menoleh dan berusaha tersenyum menatap Reyhan.

"Apa?"

"Beri aku waktu selama satu bulan untuk tetap menjadi suami kamu. Selama satu bulan itu, aku ingin selalu memeluk kamu setiap harinya."

"Baiklah," balas Zahira tanpa berpikir, "tapi aku nggak bisa lagi satu rumah sama kamu. Maaf," lirih Zahira tidak bisa menatap Reyhan. Zahira menunduk dengan air mata yang menetes di wajahnya.

"Hanya satu bulan, aku mohon tetaplah tinggal bersamaku di rumah ini," pinta Reyhan. Zahira hanya diam.

"Jangan diam, Ra. Diam kamu itu sangat menyakiti aku."

Zahira menoleh dan langsung berhambur ke dalam pelukan Reyhan tanpa mengatakan apa-apa. Zahira ingin tetap tinggal bersama Reyhan, bukan hanya satu bulan, tapi untuk selamanya.

Ketidak berdayaan Zahira membuat dirinya tersiksa sendiri dengan keinginannya yang sudah disetujui oleh Reyhan untuk berpisah. Walau pun masih ada satu bulan lagi, tapi Zahira sudah mau belajar jauh dari Reyhan mulai sekarang.

"Aku mohon," lirih Reyhan dengan mengelus lembut rambut Zahira.

"Aku ngga bisa." Zahira menggeleng dalam pelukan Reyhan.

"Kenapa?"

"Aku nggak bisa membiarkan hatiku terus-terusan terluka."

"Apakah perpisahan ini nggak akan membuat kamu terluka dan menyesal nantinya?" tanya Reyhan membuat Zahira terdiam.

Zahira melepaskan pelukannya lalu mendongak menatap wajah Reyhan yang sedang tersenyum kepadanya. Wajah yang dulunya di mana dia selalu mencari kesempatan untuk bisa melihatnya, walau pun itu hanya dari kejauhan.

Sekarang di saat dia mempunyai hak untuk selalu melihat bahkan menatap wajah Reyhan dari dekat, dia malah memutuskan untuk pergi dan mengakhiri hubungan yang sudah ada.

"Aku nggak akan menyesal, nggak akan pernah. Karena aku nggak pernah menyesali hal yang aku lakukan, jika itu bisa membuatmu bahagia," balas Zahira sembari tersenyum dengan air mata yang mengalir di wajahnya.

Mencintaimu Bukan Sebuah Kesalahan (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang