Terkadang seseorang memikirkan bahwa pernikahan adalah hanya sebuah kebahagiaan tapi mereka salah. Karena pernikahan bukan hanya tentang bahagia tetapi ada juga ujiannya.
~Aman~
****
"Kenapa harus peran itu?" tanya Zahira yang masih menatap Aman dari samping.
Aman tersenyum sebelum menjawab, "karena gue nggak boleh egois dengan mengambil peran penting dalam hidup lo sementara masih ada Reyhan."
Zahira hanya diam dan memejamkan matanya. Mencoba untuk melupakan sejenak masalah yang dia hadapi.
Semakin dewasa kita semakin mengenal apa itu hidup. Tuntutan yang terkadang membuat kita lelah dengan hidup. Berbagai macam masalah yang berdatangan membuat kita terkadang ingin menyerah.
Itu yang Zahira rasakan sekarang. Pernikahannya yang bisa dibilang masih sekecil akar yang akan tumbuh dan sekarang dia sudah ingin menyerah.
"Kalau lo butuh seseorang buat cerita, gue siap menjadi tempat curhat Lo," ucap Aman tiba-tiba yang membuat Zahira langsung membuka matanya.
"Gue nggak tahu harus apa. Sahabat gue ngejauh dari gue karena mereka berpikir kalau mencintai kak Reyhan adalah sebuah kesalahan. Di lain sisi, hubungan gue sama kak Reyhan semakin rumit," ucap Zahira dan kembali menutup matanya. Aman tersenyum menatap wajah damai Zahira dari dekat.
"Semua akan indah pada waktunya, Ra. Lo coba mengiklaskan dan menerima apa yang terjadi sama lo saat ini dan itu akan membuat lo tenang."
"Tapi gue udah capek dengan semua ini, rasanya gue mau nyerah aja."
"Capek boleh, tapi menyerah jangan. Istirahatkan diri lo sejenak dan setelah itu coba memulai semuanya kembali dengan cara yang berbeda."
"Takdir terlalu mempermainkan gue."
"Masalah dalam pernikahan itu memang hal yang wajar, Za."
Zahira membuka matanya dan menoleh menatap Aman. "Mungkin pernikahan gue sama kak Reyhan adalah sebuah kesalahan yang seharusnya nggak terjadi."
"Lo nggak boleh ngomong kayak gitu, Za. Memang terkadang seseorang memikirkan bahwa pernikahan adalah hanya sebuah kebahagiaan tapi mereka salah. Karena pernikahan bukan hanya tentang bahagia tetapi ada juga ujiannya," ucap Aman dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya kemudian memberikannya kepada Zahira.
"Apa?" tanya Zahira bingung melihat buku yang diberikan oleh Aman.
"Lo mungkin bisa mengabadikan rasa sakit lo di buku itu," ucap Aman dan setelahnya tertawa.
"Apaan sih, lo!" teriak Zahira yang juga ikut tertawa. Zahira merasa masa lalunya bersama Aman sedang terulang lagi sekarang.
"Yang tadi galau udah mau putus asa dan sekarang langsung berubah seratus delapan puluh derajat," sindir Aman kemudian berdiri. Zahira hanya tersenyum mendengar ucapan Aman yang menyindirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu Bukan Sebuah Kesalahan (TAMAT)
CasualeAku yang menikah dengan orang yang aku cintai meski dia tak mencintaiku. Aku tidak pernah menyerah dengan ujian yang diberikan kepada pernikahanku. Di saat dia mulai mencintaiku sebuah rahasia besar terungkap membuatku terpaksa meminta cerai darinya...