05. Benturan

1.1K 151 5
                                    

"Sesal karena kehilanganmu di masa lalu sudah membuatku frustasi dan kehilangan percaya diri. Tolong jangan menghilang lagi."

***

Seperti perkataan Jaemin saat di kantin waktu istirahat tadi. Mereka berdua beneran pulang bersama setelah murid Yeollim sudah mulai pulang dan sekolah sudah sepi. Ternyata hari ini Jaemin bawa mobil sendiri jadilah sekarang laki-laki itu sedang fokus menyetir. Dan Ryujin duduk di kursi samping kemudi.

Sama seperti biasanya kalau Jaemin dan Ryujin sudah berada di dalam mobil pasti suasana akan menjadi hening. Tidak ada percakapan sama sekali. Bahkan sekarang Ryujin menyangkutkan earphone di kedua telinganya.

Sampai akhirnya sampailah mereka di kediaman Ryujin. Jaemin mengendarai mobil nya memasuki pekarangan rumah Ryujin yang tidak kalah luas dari rumah keluarga Park dan memarkirkan mobilnya di sisi sebelah kiri rumah Ryujin, yang memang di buat khusus sebagai tempat parkir.

Lalu setelah itu mereka berdua masuk ke kediaman keluarga Shin.

Sehun sudah menunggu mereka di ruang tamu, sambil menyeruput secangkir kopi buatan istrinya.

"Ryujin pulang." Ucap Ryujin setelah melewati pintu utama rumahnya. Sehun berdiri menyambut kedatangan Ryujin dan Jaemin.

"Kalian sudah pulang?." Suara Tzuyu terdengar dari arah dapur.

"Eum." Ryujin berjalan ke arah dapur menemui mamanya sedangkan Jaemin sudah duduk bersama Sehun di ruang tamu.

"Eh kenapa kamu malah kesini, ganti bajumu dulu. Lalu bantu mama merapikan meja makan ya?." Tzuyu yang masih sibuk dengan masakannya menoleh saat melihat anak gadisnya menghampirinya masih dengan seragam sekolah lengkap dengan tas ransel yang masih menyangkut di punggungnya.

Ryujin menuruti perkataan Tzuyu setelah mencomot sedikit makanan di kitchen bar lalu berjalan menelusuri tangga menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Di ruang tamu kini Jaemin duduk bersama Sehun. Pria berumur tiga puluhan itu masih menyeruput kopi nya, belum membuka pembicaraan sama sekali.

"Bagaimana kabarmu Jaemin?." Akhirnya Sehun membuka percakapan. Papa Ryujin ini terkenal sangat dingin dan jarang bicara, bahkan banyak yang takut kalau harus berbicara atau berduaan dengan Sehun seperti Jaemin sekarang.

"Baik. Om sendiri bagaimana?." Jawab Jaemin.

Sehun mengangguk."Baik juga." Jaemin ikut mengangguk. Seperti ini gambaran kalau hanya di tinggal berdua saja dengan calon mertua pasti rasanya gugup dan tiba-tiba suasana jadi canggung. Walaupun sebenarnya Jaemin sudah bertemu dengan Sehun sejak dia masih kecil, tetap saja rasanya Jaemin gugup sekarang tapi laki-laki itu mencoba mengendalikan ekspresi nya agar tidak terlihat gugup.

"Maaf ya. pasti Ryujin nggak mau berinteraksi sama kamu." Jaemin tertegun melihat perubahan ekspresi wajah Sehun yang semula tampak menyeramkan sekarang seperti ada rasa tidak enak yang tersirat di raut wajahnya.

Entah itu pertanyaan atau pernyataan tapi benar Jaemin merasakan bahwa Ryujin mencoba terus menghindarinya kalau di sekolah. Bahkan cewek itu akan berbalik arah kalau mereka tidak sengaja berpapasan di koridor.

Jaemin mengangguk sebagai jawaban."Dia nggak bisa ingat. Jadi Jaemin maklumi."

Rasanya aneh saat Sehun dan Tzuyu meminta maaf. Padahal semua yang terjadi itu karena Jaemin, karena dia meninggalkan negara ini dan meninggalkan gadis yang dia sayangi sendirian. Seperti itu pikir Jaemin.

Walau kejadian itu sudah lebih dari lima tahun yang lalu, tapi rasanya sesal yang Jaemin rasakan tidak berubah selama lima tahun ini. Dia masih terus menyalahkan dirinya sendiri.

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang