06. Sepintas Ingatan

1K 133 12
                                    

Haii apa kabar?
ada yang nungguin ga?

Maaf banget baru bisa up sekarang ☹️😭

Happy reading sahabat~

•••

Satu jam sudah berlalu. Jaemin masih setia menunggu gadisnya yang belum juga sadar. Selama satu jam ini pandangan tidak lepas dari gadis itu dan tangannya yang masih setia menggenggam jari Ryujin.

Jaemin terus berdoa dalam hati semoga gadisnya tidak apa-apa. Sungguh ia sangat khawatir Sekarang, Kepala Ryujin itu sangat sensitif semenjak kecelakaan yang dia alami saat masih kecil.

Kecelakaan yang mengambil semua ingatan bahagia selama hidup sang gadis kecil itu. Benturan pada kepalanya saat itu sungguh mengubah hidup Ryujin kecil.

Gadis kecil yang semula adalah anak yang sangat ceria berubah menjadi anak pendiam. Senyumnya yang selalu terlihat sejak kecelakaan itu menghilang. Dan yang paling menyedihkan dia juga melupakan sahabat sekaligus cinta pertamanya.

Mata Jaemin mulai memerah karena menahan air mata yang sudah memenuhi pelupuk mata. Lagi-lagi laki-laki bermarga Park itu mencaci dirinya sendiri saat kenangan masa lalu satu persatu menguasai pikirannya.

"Jaemin, Gimana?" Ucap seseorang yang baru saja masuk ke dalam UKS. Jaemin menoleh dan mendapati Taeyong dengan wajah cemas mendekatinya.

"Sudah satu jam tapi dia belum bangun juga." Jawab Jaemin menatap nanar ke arah Ryujin.

"Kok lo sendirian sih mana petugas UKS?" Tanya Taeyong saat melihat tidak ada satu pun petugas UKS terlihat di sana.

"Dari tadi nggak ada." Ucap Jaemin terlihat sangat frustasi sekarang.

Taeyong mengotak-atik handphone nya mencoba menghubungi dokter. Rasanya Taeyong tidak tega melihat adiknya frustasi menyaksikan orang yang sangat di cintai nya terbaring lemah.

Taeyong berjalan keluar dari bilik UKS sambil terus mencoba menelepon dokter lagi, namun belum ada jawaban.

Sedangkan Jaemin masih berada di samping Ryujin dan jangan lupakan jari mereka yang masih tertaut. Mata Jaemin semakin memerah, tapi laki-laki itu menahan agar air matanya tidak turun membuat urat pada matanya ikut terlihat merah.

Jaemin menunduk sambil memejamkan matanya, lagi-lagi dia berdoa agar Ryujin lekas siuman. Kalau sampai terjadi hal yang buruk pada Ryujin, Jaemin tidak akan memaafkan dirinya sendiri dan orang yang sudah melayangkan bola sampai mengenai kepala gadisnya ini, walaupun orang itu tidak sengaja sekalipun.

Jaemin menegakkan kepalanya mengalihkan pandangannya ke arah Ryujin saat di rasakan genggamannya pada jari Ryujin bergerak. Dan benar saja. Ryujin mulai membuka matanya perlahan, sedetik kemudian tangan kiri gadis itu memegang kepalanya sambil merintih pelan.

"Ryujin, Apa yang sakit?" Jaemin kembali panik saat melihat Ryujin yang terlihat kesakitan.

"Ahh kenapa lo di sini?" Bukannya menjawab Ryujin yang masih merasakan denyutan pada kepalanya malah balik melemparkan pertanyaan, dasar kebiasaan kalau di tanya tidak menjawab.

"Kepala lo masih sakit?" Jaemin bertanya lagi.

"Sedikit." Akhirnya Ryujin menjawab, tapi tentu saja itu tidak benar. Sakit di kepalanya kali ini benar-benar berbeda dari sekedar nyeri yang biasa sering ia rasakan. Kali ini rasa sakitnya lebih kuat.

"Gue udah lama pingsan?" Sekarang Ryujin yang bertanya. Jaemin mengangguk.

"1 jam." Sahut Jaemin.

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang