kebenaran

159 30 0
                                    

setelah turun dari pesawat, aku dan mingi langsung menuju ke rumah.

"ah! capeeek!"

baru saja aku menaktifkan ponselku, beberapa pesan masuk ke dalam ponselku.

dek jongho

kakak?

iya?


jongho mau cerita boleh ga?

boleh dongg, masa ga boleh sih?

ehm, boleh ke rumah kakak?

boleh, kakak jemput ya?

eh gausah, jongho ke sana aja

pake apa? kakak tau kamu jalan

shareloc, kakak sama kak mingi jemput

oke

share a location 

setelah tahu dimana lokasi jongho, aku buru buru turun menghampiri mingi.

"KAKAKKK!" panggilku sembari berlari menuruni tangga

mingi yang melihatku berlari langsung berteriak, "awas ja─!"

dug!

"toh"

"aduh!" ringisku pelan

mingi menghampiriku kemudian mengangkat tubuhku ke sofa.

"baru aja mau bilang awas jatoh, udah jatoh beneran" ujarnya

"ih kan gatau" mingi menggeleng

"tadi ada apa teriak teriak?" tanya mingi

"OH! ayo jemput dedek jongho" ujarku

mingi menatapku aneh, "ngapain?"

bukannya menjawab aku malah menarik tangan mingi menuju garasi.

"buruaaan! jongho udah nungguin" paksaku

"dih sedeng nih bocah" ujar mingi seraya menyalakan mobil

•••

setelah menjemput jongho, aku langsung menarik jongho ke kamarku.

"jadi, kamu mau cerita apa?" tanyaku

jongho menunduk, kemudian mulai bercerita.

"a-aku mau cerita tentang keluarga aku. kakak sama yang lain mungkin ga pernah tau kalo sebenernya di rumah aku di perlakuin kaya pembantu sama papa dan mama tiri dan dua kakak tiriku" ujarnya

aku menatap jongho yang masih menunduk dengan tatapan sendu.

"hampir setiap hari aku di pukulin, contohnya kaya kemarin aku di lempar kursi besi sama papa" jongho membuka sedikit bajunya di bagian belakang dan menampilkan memar memar keunguan

"astaga, terus gimana?"

"ya.. yang kaya kakak tau sekarang, aku di usir bahkan di coret dari kartu keluarga. a-aku ga tau harus kemana" jelas jongho sembari menangis

jujur, ini pertama kalinya aku melihat laki laki menangis di hadapanku selain mingi kecil.

aku merengkuh tubuh kecil itu, "tenang, kamu tinggal di sini aja ya? untuk sementara. kakak sama kak mingi bakal berusaha cari cara"

jongho mengangguk, "maaf ya kak aku malah ngerepotin kakak sama bang mingi"

aku mengangguk sembari tersenyum. ayolah, siapa yang tidak akan terenyuh jika mendengar cerita pemuda kecil ini?

"kamu tidur aja dulu di sini, kakak keluar dulu ya?" ujarku yang di balas anggukannya

setelah menutup pintu kamar, aku berjalan menuju kamar mingi.

"gimana?" tanya mingi

"kasian kak gue liatnya" jawabku pelan

setelah aku menceritakan ulang apa yang jongho ceritakan, rahang kakak laki lakiku itu mengeras.

"sumpah ya gue ga tau ada bokap se jahat itu sama anaknya, apa lagi anaknya itu jongho" geram mingi

aku mengangguk setuju, "iya, gue aja ga nyangka"

"yaudah malem ini lo tidur di kamar gue sama gue, besok kita coba omongin ke papa" ujar mingi

"papa sama bunda kapan dateng?" tanyaku

"harusnya sih besok, udahlah ayo tidur udah malem"

aku kemudian memeluk mingi, menenggelamkan wajahku di dada pemuda tinggi ini.

•••

note's ;

gatau kenapa suka banget bikin jongho jadi imuttt~ aaaaa aku kobam jongho

b a s k e t ! jeong yunho [ selesai ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang