aku dan mingi pergi ke asrama terlebih dahulu untuk mengambil barang barang."y/n, nanti gue ngegibah bareng siapa kalo malem minggu? siapa yang bantuin gue ngabisin kuaci?" oceh haechan yang sedari tadi hanya duduk di pinggiran ranjang
"cari yang lain chan, kan yang di asrama ini bukan cuma gue" balasku sembari memasukan baju ke dalam koper
"kan ga kenal y/n" aku memutar bola mata malas
"lo berisik banget sih chan, ngoceh mulu!"
guanlin berdiri di ambang pintu sembari memperhatikan diriku yang sedang berkemas.
"udah selesai"
setelah semua barang sudah ku masukan ke dalam koper dan kardus, aku turun ke bawah di bantu oleh haechan juga guanlin.
mingi berdiri di bagasi mobil saat aku dan kedua temanku ini menghampiri mobil.
"udah semua dek?" tanya mingi memastikan
"udah kok" jawabku
"yaudah, duluan ya chan, lin" guanlin mengangguk sedangkan haechan masih menekuk wajahnya
"tiap malming gue vc lo deh atau lo dateng ke rumah, nanti kita gibah" ujarku sembari mengusap rambut haechan
"bener ya! awas kalo lo boong" senyum haechan langsung mengembang
"iyaa, gue duluan ya!"
aku masuk ke dalam dan mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang menuju tempat tujuan.
ada rasa tidak tega sebenarnya saat melihat ekspresi haechan.
namun apa boleh buat? ini kesempatan bagiku maupun bagi mingi.
letak rumah baru kami tidak terlalu jauh dari sekolah tapi juga tidak terlalu dekat.
setelah sampai, aku dan mingi mengeluarkan barang barang dan menata di kamar masing masing.
ternyata benar kata papah, kamarku sudah di dekor persis sama dengan kamarku yang di kakarta dulu.
poster poster dan album juga lightstick idolaku tertata dengan rapih di lemari kaca.
aku jadi curiga kalau kalau barangku di pindahkan ke sini semua.
suasana rumah yang tadinya tenang berubah menjadi berisik ketika teman teman mingi datang.
karena lapar, aku memutuskan untuk turun ke bawah.
langkah kakiku terhenti di tengah tangga. ruang tengah yang awalnya rapih berubah menjadi berantakan.
sampah snack dan kaleng soda berceceran di mana mana.
aku menghela nafas kasar, "kak mingi" panggilku
mingi menoleh, "hah?"
"itu sampah" ujarku menahan kesal
sadar aku sedang menahan kesal, mingi buru buru memerintah teman temannya untuk membersihkan sampah.
"woy anjir beresin nyet!" teriak mingi
"sang! woy itu belakang lo! san yaelah ntar dulu tidurnya beresin dulu"
aku menggeleng kemudian masuk ke dapur untuk memasak sesuatu, ya untukku dan teman teman mingi.
"assa- astagfirullah! woy ada angin apaan nih berantakan?!" suara teriakan terdengar dari ruang tengah
"bang seonghwa berisik, mending bantuin beresin" sahut wooyoung
"ogah, gue mau cuci tangan, ke dapur lo ya gi"
seseorang masuk ke dapur, "eh? gue kira ga ada orang"
aku yang sedang memasak nasi goreng menoleh sebentar, "makan kak? masak nasi goreng nih gue" tawarku
"boleh deh, sini gue bantuin tatain"
selesai, aku dan seonghwa memanggil mingi dan teman temannya.
"enak nih, mirip masakan mama dong" celetuk hongjoong
"iya, mirip masakan ibu" ujar jongho menyetujui
"makan jangan ngomong, habisin" tegur seonghwa
kami kemudian melanjutkan makan dengan tenang.
selesai makan dan mencuci piring, aku naik ke kamarku. membiarkan mingi dan teman temannya bermain play station di ruang tengah.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
b a s k e t ! jeong yunho [ selesai ✔ ]
Fiksi Penggemar─ it's not about having but about struggling how to conquer a heart as hard as steel. " makasih. makasih banyak udah bantu aku... " ".. Bantu bukain hati yang pernah terluka" 📝🏷 ! started ; July , 7th , 2O2O 🗒🏷 ! finished ; August , 19th , 2O2O