25

115 8 4
                                    

P,kangen ak ga?:^
Ini juga Jimin&Soora moment yh :)
.ggg
Oke lanjut yaa...
Vote nya jangan lupa ya ibu²

.
.
.
.

Gadis yang sering di panggil dengan sebutan Soora itu sedang berdiri di lantai dingin serorangan.

Dia sedang berada di Jangraeshikjang,rumah duka.

Menatap foto seorang wanita paruh baya,tak lupa foto lelaki paruh baya yang sangat mirip dengan wajah soora.

Min Wanjoon & Min Hana

"Eomma...appa"perlahan gadis itu mengeluarkan cairan liquid dari mata nya dan berteriak kecil sembari menempelkan kedua tangannya ke kaca rumah duka.

"Aa waeeee!,kenapa?kenapa kalian tidak bilang jika aku ini anak kalian heoh?!"

"Aku ini anak durhaka kan?"Soora tertawa kecil sambil menghapus air mata yang terus saja keluar.

"Aku anak durhaka,mana ada seorang anak yang tidak mengunjungi rumah duka orang tuanya untuk berdoa?"tubuh soora sedikit bergemetar,ingin rasanya ia berteriak tapi ia tau sedang berada di tempat apa sekarang.

"Maaf,maaf,maaf"

"Jangan meminta maaf itu bukan salah mu"Soora terkejut dan berbalik menatap sosok di depannya.

"Jimin Sunbae?"

"Kau tak salah Soora"Jimin menarik tubuh Soora dan memeluknya erat.

"Itu juga keputusan orang tua mu,bukan kau yang membuat keputusannya,bukan?"

Soora lagi-lagi terdiam,tangannya mulai terangkat untuk memeluk Jimin.

"Berarti bukan salah mu"
"Kita pulang nee"
"Tenangkan dirimu"

Dengan kata-kata yang terakhir membuat Soora sedikit tenang.

"Ingat kata-kata ku Soora"
"Jangan kecewa jika kau anak tiri,tapi bersyukur karena mereka telah merawat mu hingga besar"
____________

Hari menjelang sore,Jimin mengajak Soora untuk duduk lesehan di pinggir sungai Han,di temani teh hangat serta biskuit yang mereka beli di supermarket.

Hari menjelang sore,Jimin mengajak Soora untuk duduk lesehan di pinggir sungai Han,di temani teh hangat serta biskuit yang mereka beli di supermarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huft~"Soora menghembuskan nafasnya lelah, Jimin menatap Soora sambil tertawa kecil.

"Apa?ada yang lucu?"tanya Soora.

"Mata mu bengkak,lucu sekali"

Soora meringis menatap Jimin di samping nya "Bukannya ikut berduka kau malah senang menertawaiku"ucap soora menatap sinis kearah Jimin.

"Ah maaf"ujar Jimin tapi dirinya masih saja tertawa.

"Sunbae"
"Ya?"

"Aku ingin berteriak"

"..."

"Seseorang pernah bilang jika kita berteriak kita bisa melepaskan semua beban di dalam diri kita"Soora berdiri berjalan kearah tiang pembatas sungai Han.

"Kau percaya dengan hal yang begitu?"tanya Jimin sambil menyesap teh hangat nya.

Soora menunduk menatap Jimin,lalu dia alihkan tatapannya kearah langit.

"Eomma,appa,aku tau,di luar sana ada orang yang lebih tersiksa dengan kehidupannya...tapi selama aku menjalankan hidup masalah ini yang lebih berat aku hadapi"

Soora menangis kencang,Jimin hanya menatap terkejut ke arah Soora,menatap kanan kiri memastikan tak ada orang yang melihat.

"Aneh sekali"ujar Jimin sambil menatap Soora khawatir.

1...2...3

"EOMMA,APPA! SARANGHAE,JEONGMAL SARANGHAE AAAA"

Jimin terbatuk,tak sengaja air teh yang sedikit panas tiba² terasa geli di tenggorokannya.

"OHOK...OHOK!"

Soora menatap kearah Jimin.

"Kau kenapa sih?"

"Aku terkejut mendengar suara mu,bodoh"Setelah itu Soora tertawa keras.

Membuat bubur Jimin terangkat.

"Aku lebih menyukai kau tertawa seperti ini"

________

Gadis bertubuh pendek itu memasuki rumah dengan ragu-ragu.

"Ayo Soora kau pasti bisa"gumam Soora menyemangati dirinya sendiri.

Klek

Soora sedikit menatap kanan kiri.
"Kosong?"

Lalu gadis itu melanjutkan jalannya untuk menaruh flat shoes nya ke tempat khusus.

"Huft,baiklah"

Brugh

"AW"

Baru saja gadis itu ingin berlari ke arah kamarnya tiba-tiba Hoseok sudah berdiri di depannya.

"A-apa?"

Hoseok menatap nya tajam.

"Kenapa menatap ku begitu sih,mengerikan tau"ujar Soora membalas menatap sinis kearah Hoseok.

"Soora ayo peluk aku"kini tatapan tajam Hoseok berubah dengan tatapan imut.

Soora berdecih dan memeluk Hoseok erat,seperti hari terakhir bagi Soora.

"Kau ingin mengambil barang-barang mu kan?"Soora mengangguk "sudah aku siapkan,oh,ya jangan lupa makan aku membuat makan Kesukaan mu"Soora tersenyum tipis dan berjalan ke arah tangga menuju kamarnya.

Hoseok menatap kepergian adiknya hanya menunduk sedih.

"Kenapa secepat ini sih,waktu berlalu"ujar Hoseok sambil menatap pintu kamar adik nya yang sudah tertutup.

"Percayalah ini bukan hari terakhir"

________

Soora memakan lahap tteobokki buatan sang kakak.
"Omong-omong,dimana mejiwoo Eonnie?"

Hosoek menatap Soora lama lalu malanjutkan makannya.

"Dia galau"

"Putus dengan pacar nya?"mendengar itu Hoseok tertawa kencang,sangat kencang.

"Hey,hey,jangan membuat ku takut,kau seperti orang kerasukan"

"Apa kau bilang?putus?dengan pacarnya?memang ada yang mau dengannya yang sangat galak itu"Soora ikut tertawa mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Hoseok.

"Dia galau kau kan akan pergi dari rumah ini"

Soora menghentikan tangannya yang bergerak mengambil Kimbab.

"Apa?"

"Asal kau tau saja,dia itu sangat sedih kehilangan seorang adik sepertimu"ujar Hoseok menatap sedih kearah Soora.

"Lalu aku harus apa,Oppa?"

Hoseok menunduk sedih sambil tersenyum perih.

"Terima saja semuanya,kau tau?tuhan sudah merencanakan sesuatu kedepannya."

Soora mengangguk.

Kata-kata yang akan selalu di ingat oleh Soora.

.
.
.
.
.
.
.

TUH GAIS
Jangan sed² karena Tuhan punya surprise kedepannya untuk kita.
Bijak bgt aku:*

.g canda men❤️

Next?votement yang banyak

Ending Scene -hiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang