CHAPTER 16

741 53 2
                                    

"Mas Alii....." teriak prilly dengan nafas terengah-engah

"hei heii ada apa "

Prilly menoleh dan langsung memeluk pria disampingnya itu

"hikss mas gak papa kan gak ditembak kan"ucap Prilly mengintrogasi

"gak papa sayang"ucap Ali

"tapii tadi ada suara tembakan" ucap Prilly

"hemmm mas akan jelaskan tapi kamu jangan panik okee"ucap Ali dan prilly mengangguk kan kepalanya

"jadi gini sbenernya...

Flasbackk..

Doorrrr

"mass Aliii" ucap Prilly jatuh pingsan

Tembakan itu memang mengenai Ali tapi hanya dilengan dan itu pun hanya goresan , darah mengalir deras dari lengan Ali dan itu membuat Dikta tertawaa melihat itu dia tersenyum mengejek apa lagi sekarang prilly berada didalam pelukannya , Ali yang melihat itu mengepalkan tangannya menahan emosi dia harus ingat rencana yang dia buat.

Dikta menurunkan Prilly di bawah dekat dengan kursi Ali memanfaatkan kesempatan itu untuk melancarkan rencananya, dia menekan tombol yang ada di pergelangan tangannya tak lama setelah itu terdengar suara dobrakan dari luar hal itu membuat Dikta panik.

Gubraaaaaaakkkkkk

Dikta melirik kearah pintu tanpa dia sadari kalau Prilly sudah tak ada ditempatnya dan sekarang dia menatap Ali dengan emosi yang tinggi sedangkan Ali ?  Dia tersenyum remeh melihat Dikta.

"lo salah main-main sama orang"ucap Ali

"lo licik ternyata gue dari awal sudah bilang kalau jangan bawa seorang pun ternyata lo orangnya licik liat aja apa yang bakal gua lakuin sama Prilly " ujar Dikta marah

" gue nggak sebodoh yang lo pikir bahkan gue selangkah lebih maju dari lo dan lo liat aja  apa yang  bakal gue  lakuin karna lo udah buat calon istri gue terluka " ucap Ali dengan emosi

"lo pikir gue takut "ujar Dikta tersenyum remeh

" lo gak tau berhadapqn dengan siapa, bahkan gue bisa lebih kejam sama lo "

"ohh yaa gue bakal tunggu apa yang akan lo lakuin sama gue"ucap Dikta tersenyum remeh

Ali yang sudah emosi dia langsung menyerang Dikta dengan emosi yang meluap, pukulan berkali-kali dia layangkan kepada Dikta , wajah Dikta sudah penuh dengan luka lebam bahkan bibirnya sudah robek dibuat Ali, Ali tak pernah main-main kalau menyangkut orang yang dia sayang Ali memukul Dikta dengan Membabi buta sedangkan Dikta saat Ali menyerangnya dia sudah tak berkutik mau membalas dia selalu kalah gerakan teman-teman Ali yang melihatnya hanya terdiam karena tau kalau Ali marah sudah pasti mereka tak bisa menahannya bahkan kalau mereka menahan nantinya nereka juga yang jadi korban mereka hanya ditugaskan Ali menjaga Prilly dan membantu Prilly kalau Dikta membawa anak buahnya tapi ternyata Dikta hanya sendiri tak membawa anak buahnya sejak awal memang Dikta sudah kalah telak dari Ali.

Melihat Dikta sudah tak berdaya membuat teman-teman Ali menghampiri Ali dan menahan Ali karena kalau Ali tetap meluapkan emosinya Dikta bisa tewas, mereka menarik Ali menjauh dari Dikta.

"lepasin gue, biarin gue hajar dia sampai mati" ucap Ali emosi

"sadar Li lebih baik lo bawa prilly pergi dari sini, keselamatan Prilly lebih penting dia biar kita yang urus lo pergi aja " ucap Ari menenangkan Ali

Ali menarik nafasnya dan langsung berlari kearah prilly yang berada di pangkuan Ilham dengan mata terpejam dia menatap nanar Prilly dia sudah lalai menjaga prilly melihat Prilly yang belum membuka mata membuatnya sesak.

PENGOBAT HATI YANG TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang