Kekacauan

2 1 0
                                    

Membuat kekacauan lagi.
Kenaikan semesterku disekolah SMA berjalan seperti biasa. Aku sudah tidak tahan untuk tidak tinggal dengan orang tuaku. Malam itu aku menelpon ibuku. "Ibu... ibu kapan pulang?sepertinya ibu tidak sayang kepadaku" tanyaku pada saat itu. Terkadang ketika aku lelah dengan keadaan,aku tidak memikirkan apakah ucapanku menyinggung atau tidak. "Nanti ya nak... ibu pasti pulang. Adek sekolah yang rajin oke?".jawab ibuku. Sepertinya ibuku sedih ketika mendengar ucapanku itu. Setelah itu aku hanya menghela nafas panjang dan menutup telpon.

Setelah beberapa bulan dengan ucapan itu. Akhirnya ibuku pulang keBengkulu menemaniku dirumah. Aku sangat senang pada saat itu. Menceritakan kepada teman-temanku bahwa sekarang aku ada yang menemani dirumah.

Belum lama kami tinggal bersama, ada masalah lagi dirumahku. Pertengkaran aku dan ibu yang disebabkan oleh beberapa orang. Saat itu aku memutuskan untuk ikut ayahku kePalembang. Aku sangat sedih. Hidupku semakin kacau. Mungkin jalan yang sudah aku pilih ini adalah jalan yang terbaik, walaupun harus melewati rasa sakit dan rindu.

"tuhan... aku sangat menyayangi ibuku.tapi kenapa banyak sekali ujian untuk aku dan ibu tinggal bersama satu rumah?"pikirku. Aku ingin seperti anak-anak yang lain. Menceritakan apapun masalah anak remaja pada umumnya.
Keputusanku untuk pindah itu sudah bulat. Apapun pahit dan manis diPalembang ini akan kusimpan. Tidak untuk diceritakan kepada siapapun. Nyatanya?. terkadang terlalu sakit untuk kita simpan sendiri. Aku hanya menceritakan masalahku dengan orang yang sangat aku percayai yaitu Tata. Teman SMAku sejak aku pindah kePalembang.

Kutipan.
"Bumi ini tidak kejam,yang kejam itu penghuninya"

Transformation  Of  The Spoiled Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang