8

130 28 4
                                    

"besok kuliah pagi kan?"

"Yupp, gue nebeng lagi ya. Gue tau lo juga ada kuliah pagi"

"Iya bawel. Sana masuk"

"Iyaa, tapi gausah diberantakin gini rambutnyaa"

Vana menutup kembali pintu pagar dan menguncinya dengan gembok yang sudah terpasang di sana. Ia kembali setelah berkeliling memutari kota dahulu. Saat meletakkan sepatu di rak, ternyata seluruh anak kos sudah kembali pulang. Hanya dirinya yang terakhir masuk ke dalam rumah.

Saat berbalik badan setelah mengunci ganda pintu depan, Eca tengah memergokinya, "yang habis jalaann baru pulang. Jam berapa neehh?"

Vana berjalan menuju dapur, "ini belum jam 10 yaa. Gue masih belum pulang malem banget"

Sambil meletakkan handuk basah di lehernya, Eca melanjutkan pertanyaanya yang belum ia tanyakan, "lo habis dari mana sih? Kayaknya pemandangannya bagus deh yang ada di ig lo"

"Kepo" jawab Vana sambil berlari ke arah kamarnya saat Eca akan memukul Vana, namun tidak sampai karena Vana sudah menutup pintu kamarnya. Eca mengikutinya dan masuk juga ke kamarnya untuk beristirahat.

***


Ica keluar kamar setelah mengerjakan tugasnya yang baru dikumpulkan 3 hari kedepan. Dilihatnya, sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan yang ada di ruang tamu dan ruang makan.

Sebelum menuju dapur untuk mengambil minum, Ica menuju pintu depan untuk memastikan apakah sudah dikunci ganda atau belum.

Setelahnya, ia menuju pintu belakang dekat ruang laundry juga untuk memastikan apakah pintunya juga sudah di kunci ganda atau belum. Seluruh pintu yang ada di sini memiliki 2 kunci ganda. Termasuk juga seluruh pintu kamar masing-masing.

Setelah botolnya penuh, Ica kembali ke kamar untuk tidur. Ia besok ada kelas pagi dan tidak ingin terlambat. Maka ia harus tidur cepat kali ini. Sudah tidak ada tugas yang harus ia kerjakan untuk keesokan harinya.

***


"Hhaaahh hhaahh hhaaahh"

Eca bangun dari tidurnya dengan terengah-engah. Dadanya rasanya sesak membuatnya sedikit kesulitan bernafas.

"Astaughfirlahaladzim.. Astaughfirlahaladzim.. Astaughfirlahaladzim.."

Perlahan lahan, nafasnya kembali normal seperti semula. Eca mengambil sebuah mug di meja samping tempat tidurnya. Meneguk air putih yang selalu ia siapkan di sampingnya. Terlalu malas baginya untuk sekedar keluar kamar untuk mengambil air minum.

Mimpi itu datang lagi. Mimpi yang dulu sempat hilang, kini datang kembali. Bukannya badannya bugar saat bangun tidur, yang ada lelah yang menyelimuti tubuhnya. Mimpinya tadi terasa sangat nyata.

Eca menoleh ke jam digital yang ada di meja dekat mugnya. Sudah pukul 04.40 pagi, lebih baik Eca bersiap melakukan solat subuh supaya otaknya tidak terlalu penuh.

Eca membuka pintu kamarnya bertepatan dengan Ara yang menutup pintu kamar mandi. Wajah, tangan, kaki, dan sedikit rambut yang basah menandakan bahwa dirinya baru saja wudhu.

"Mau solat subuh Cil?" Tanyanya basa basi. Yang ditanya hanya menganggukkan kepala saja dan dibalas sedikit kekehan oleh Ara.

Baru saja Eca akan berjalan ke kamar mandi, pintu kamar Ica terbuka. Masih dengan muka bantal, Ica juga berjalan ke arah kamar mandi.

Keduanya menyikat gigi dan mengambil wudhu lalu melaksanakan solat subuh di kamar masing masing. Setelahnya, Ica akan melanjutkan tidurnya kembali dan Eca akan belajar sedikit lagi untuk​ materi kuis hari ini.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang