9

115 23 0
                                    

'....'

"Eh, kamu udah di depan?"

'....'

"Aku ngunci pintu belakang dulu ya"

Zia menutup pintu gerbang setelah mengunci seluruh pintu rumah. Lalu, berjalan menuju mobil warna putih yang terpakir di depan kosnya.

Tian menoleh ke arahnya saat ia membuka pintu yang ada di sampingnya, tersenyum manis dan menyapa, "selamat pagi Zi". Sembari menutup pintu dan memakai sabuk pengaman Zia membalas, "selamat pagi juga".

"Kita mau kemana?" Tanya Zia setelah mobil Tian keluar dari Gang Anggrek. Tian membalas dengan tanya, "kamu mau makan apa?"

"Tadi aku udah sarapan sama anak anak. Kamu belum kan?"

"Kita makan di nasi pecel biasanya mau?"

"Mauu! Aku kangen teh anget disana"

"Padahal rasa tehnya tuh sama aja lo Zi"

Tangan kiri Tian berpindah ke tangan kanan Zia. Menggenggam tangannya dan tersenyum, "aku kangen Zi". Zia menatap tangan kirinya, "aku juga"

Keduanya sampai setelah duduk selama 15 menit. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Kos Arunika. Mereka berjalan menuju meja yang kosong setelah memesan satu piring nasi pecel dan dua gelas teh hangat.

"Kamu tadi kenapa udah makan duluan? Kan jadinya cuma ngeliatin aku makan"

Zia mengambil satu bungkus kerupuk dan membukanya, "hari ini jadwal aku piket. Terus yang lain masuk pagi semua. Jadi tadi pagi aku buatin sarapan". Di depannya, Tian mengambil kerupuk yang dibuka Zia dan ikut memakannya, "katanya kemaren ada yang ketinggalan, apa?"

Belum sempat menjawab, seporsi nasi pecel dan dua gelas teh datang ke meja mereka. Sesaat setelah mengucapkan terimakasih, Zia baru menjawab pertanyaan Tian, "gak ada yang ketinggalan"

Lawan bicaranya menatap Zia dengan raut wajah bingung. Namun menurut Zia menjadi imut karena pipi Tian yang menggembung berisi nasi.

"Kalo aku gak bilang gitu, kamu pasti nggak nemuin aku kan?"

Tian menelan makanan yang ada di mulutnya sebelum membalas pertanyaan Zia, "kan aku sibuk". Zia langsung membalas, "sibuk sama Agnes terus?"

Meneguk teh hangatnya dan menatap manik mata Zia dalam, "Zii, masih pagi". Zia mengangguk, "terusin makannya" ucapnya lalu dilanjutkan memakan sisa kerupuk yang masih tersisa di dalam plastik yang baru dibukanya lagi.

Tian melanjutkan makannya dengan tenang, sesekali ia mengajukan beberapa pertanyaan kepada Zia, "weekend kemaren gimana?"

"Ya gak gimana-gimana"

"Mama papa gimana? Baik baik aja" dibalas dengan anggukan. Tian meneruskan, "abang?" Dan masih dibalas dengan anggukan.

Selanjutnya Tian hanya meneruskan makannya. Ia harus berangkat ke kampus satu jam lagi.

Keduanya telah menghabiskan makanan yang sudah dipesan sebelumnya. Sebelum pulang, Zia bertanya kepada Tian, "kamu tadi malem tidur di mana?"

"Apart Agnes. Kenapa?"

Zia terdiam. Berharap yang terjadi bukan seperti yang ada di pikirannya.

Tian mengajak Zia untuk kembali ke mobil dan mengantarnya pulang. Di dalam mobil, Zia hanya mengahadap ke arah jendela. Setelah pertanyaan terakhir yang terlontar ia hanya diam.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang