Turun Takhta

87 2 3
                                    

"Wahai rakyat Wijaya Nagari,
hari ini diumumkan secara resmi
melalu surat Kerajaan Wijaya Nagari
nomor 4356 bahwa Matahari negeri
akan segera meninggalkan
keduniawian. Matahari baru
Kerajaan Wijaya Nagari akan terbit."

***

Mahesa Wijaya, yang memiliki gelar gusti raden, tidak pernah meyangka Gusti Prabu Dharma Wijaya Nagari Mugislamet ing Jagad, ayahnya yang biasa dipanggil Rama Prabu, mengumumkan turun tahta hari ini. Kalau boleh jujur, sebagai putra mahkota, Mahesa selalu merasa belum cukup siap untuk menerima gelar sebagai gusti prabu selanjutnya. Walaupun Mahesa seumur hidup dipersiapkan untuk menggantikan posisi ayahnya. Tetap ia merasa belum cukup baik untuk duduk di tahta itu.

Mahesa sudah sering mendengar Rama Prabu mengeluh mengenai tanggung jawabnya sebagai Gusti Prabu, dan sudah sering juga menyinggung mengenai penilaiannya pada Mahesa, yang telah dianggap siap menggantikannya. Namun, Mahesa tidak terlalu menganggapnya serius, karena ia sangat dekat dan terbiasa bertukar pikiran dengan Rama Prabu mengenai hal apapun. Obrolan mengenai rakyat, rumor, politik, juga keluh kesah adalah makanan sehari-hari mereka berdua. Tidak disangka Rama Prabu serius untuk turun tahta di usia yang relatif muda yaitu lima puluh tujuh tahun.

Susunan kegiatan sebelum perpindahan kekuasaan tanpa adanya kematian biasanya dimulai dengan pengumuman niat prabu turun takhta. Mantri, dewan dan adipati berdiskusi untuk menyetujui atau tidak menyetujui permohonan karena prabu masih dianggap mampu. Selanjutnya penyelesaian administrasi prabu menjabat dan penunjukkan prabu baru. Terakhir, penobatan atau jumenengan disertai doa dan pesta rakyat sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan baru. Saat seorang prabu meninggal dunia dalam keadaan yang normal, bukan karena kalah perang, maka akan langsung dilakukan upacara penobatan bagi pangeran yang bergelar gusti raden disertai doa dan pesta rakyat.

Pengumuman masih sebatas pemberitahuan niat pamit Dharma kepada rakyatnya. Persiapan berkas-berkas penurunan dan kenaikan prabu masih akan memakan waktu lebih dari satu bulan. Dharma belum mengumumkan siapa yang akan menggantikannya, walau sepertinya sudah jelas Gusti Raden Mahesa Wijaya dari garwa padmi atau permaisuri yang akan naik tahta. Peraturan ini tidak mutlak, tapi harus ada alasan yang kuat mengapa seorang putra mahkota atau gusti raden tidak meneruskan gelar prabu.

Sebagai pelengkap informasi, Dharma memiliki dua orang istri dan dua orang anak laki-laki. Gusti Raden Mahesa Wijaya adalah anak tertua sekaligus anak dari permaisuri sah yang digelari Garwa Padmi Ratu Kirana. Anak keduanya, Raden Amurti merupakan anak dari Garwa Ampeyan atau selir yang bernama Indrawati. Usia Mahesa dan Amurti hanya selisih dua tahun. Dharma mendapatkan istri pertamanya dari penakhlukan wilayah kerajaan Enggala dan mengangkatnya sebagai permaisuri, kemudian menikahi Indrawati dari perjanjian perjodohan Rama Prabu dengan panglimanya.

Mahesa merupakan raden yang banyak disanjung oleh rakyatnya. Ia ramah pada semua orang, semua kasta, dan tidak membedakan tingkatan. Selain itu, ia terkenal pandai dan bijaksana dalam berpendapat. Sayangnya, Mahesa tidak terlalu disukai oleh beberapa dewan, mantri dan adipati karena sikap tegas dan beraninya dalam pengecekan laporan kerajaan. Disisi lain, Amurti lebih disukai oleh para dewan, mantri dan adipati karena mudah diatur dan menurut saja apa perkataan mereka. Selain itu, keunggulan Amurti ada pada kemampuan negosiasinya untuk menyenangkan hati orang-orang yang mendukungnya.

Tok tok

Pintu ruangan Bale Kanoman diketuk.

"Mohon maaf mengganggu Gusti Raden, disini terdapat Waluya hendak masuk," ucap abdi penjaga pintu kamar Bale Kanoman.

"Masuk," ucap Mahesa cukup lantang agar terdengar.

Seorang pria muda bertubuh kekar dan tinggi memasuki kamar Mahesa. Waluya datang memberi hormat kemudian menyampaikan pesan yang ia terima untuk tuannya, "Gusti Prabu ingin mengadakan pertemuan di Bale Kasepuhan. Gusti Raden diminta segera bersiap dan hadir di sana."

"Baik, terima kasih," ucap Mahesa. Waluya kemudian memberi salam hormat dan undur diri, menunggu Mahesa di luar ruangan.

Mahesa agak terkejut dengan pertemuan Bale Kasepuhan. Bale Kasepuhan adalah keraton utama. Bukan tempat yang biasanya digunakan untuk pertemuan biasa. Bale Kasepuhan biasanya digunakan untuk acara dan masalah penting seputar penetapan, pengangkatan, pemberhentian atau pergantian prabu, permasuri, raden, adipati, mantri dan sebagainya, termasuk tempat tinggal Prabu dan Singgasana ada di susunan Bale Kasepuhan.

Pertemuan di Bale Kasepuhan biasanya berhubungan seputar jabatan dan pemberian gelar. Terkahir kali Bale Kasepuhan digunakan untuk mengangkat Adipati Lawangsukma yang juga sepupu Mahesa bernama Aryasana, empat bulan yang lalu. Untuk memasuki tempat pertemuan di Bale Kasepuhan, semua orang termasuk Mahesa harus mengenakan pakaian resmi beserta segala aksesoris yang menunjukkan posisi masing-masing. Tentunya, posisi Mahesa sebagai gusti raden.

Tak ingin berlama-lama, Mahesa segera berpakain. Mulai dari memakai selendang merah yang melintang di bahunya, kalung emas besar berlambang matahari dan teratai digantungkan di lehernya. Lanjut memakai kain jarik merah dengan batik motif bunga teratai sebagai penutup bagian bawah tubuh dilengkapi ikat pinggang kulit kerbau hitam dengan hiasan emasnya. Tak lupa mahkota sebagai aksesoris penting yang menunjukkan status kedudukan. Selain itu, ada pula gelang lengan dan gelang kaki berbentuk garuda dengan paruh membawa batu merah delima dan sayap yang melingkar di sekeliling lengan. Sumping telinga yang berhias batu mulia juga disematkan di telinga Raden Mahesa.

Pakaian resmi sangat tidak nyaman digunakan. Pertama, karena memperlihatkan tubuh bagian atas Mahesa. Kedua, mahkota dan kalungnya cukup berat. Walaupun begitu, pakaian gusti prabu dua kali lipat berat daripada pakaian gusti raden. Sentuhan terakhir yang paling utama melambangkan kedudukan Mahesa sebagai gusti raden adalah keris bernama garuda kembar. Keris kembar dua,satu milik prabu dan satu milik putra mahkota. Pegangan keris itu berukir kepala garuda. Dharma memberikannya keris itu pada Mahesa melalui upacara penobatan gelar gusti raden.

***

Mahesa meninggalkan Bale Kanoman menuju Bale Kasepuhan ditemani pengawal pribadi kepercayaannya dan juga sahabatnya sejak kanak-kanak, Waluya Mulya. Waluya bertugas mengamankan, sekaligus menjadi sekertaris dan penerus tangan dari Mahesa sendiri.

"Waluya, ada kabar apa sehingga aku harus berada di Bale Kasepuhan hari ini?" tanya Mahesa sambil terus berjalan.

"Ampun Gusti Raden, sebenarnya ini bukan berita yang bagus. Saya dengar terdapat petisi yang tersebar menolak Gusti Raden dinobatkan menjadi Gusti Prabu selanjutnya karena belum menikah," jawab Waluya dengan sopan sambil mengikuti di balik punggung Mahesa.

"Memangnya kenapa kalau aku dinobatkan sebelum menikah? Toh, suatu saat aku pasti akan menikah, kenapa jadi tidak sabaran seperti itu," ucap Mahesa heran.

"Dalam petisi itu berisi ketidaksetujuan Gusti raden naik tahta berdasarkan pupuh2 tua mengenai aturan kerajaan yang mendasari alasan mengapa raden yang naik tahta tanpa memiliki istri atau garwa, dianggap tidak sempurna. Begitulah yang saya tahu, Gusti raden."

"Hm, begitu rupanya, Waluya. Terima kasih informasinya. Sebenarnya ada banyak kejanggalan yang kurasakan mengenai hal ini."

"Benar, Gusti Raden. Saya pun merasa demikian. Petisi ini terlalu cepat untuk ditandatangani seperempat penduduk."

"Wah, lebih banyak dari perkiraanku rupanya. Sudahlah, Waluya. Kita percepat ke Bale Kasepuhan dahulu, biarkan aku dengar sendiri dari orang-orang yang senang bermain-main denganku" perintah Mahesa sambil mempercepat langkahnya.

"Sendika dawuh3, Gusti Raden," ucap Waluya sambil sedikit menunduk dan mengikuti Mahesa di belakang.

***

1Rama = Bapak

2Pupuh = karya sastra

3Sendika dawuh = sayapatuh perkataan gusti

Guys, terimalah cerita R dengan baik. Setelah puluhan ratusan purnama hiatus, R balik lagi bawa tulisan baru. Saran dan kritik diterima melalui metode apapun. -With Love, R-

Penobatan Prabu MahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang