Cԋαρƚҽɾ 5: A Wԋσʅҽ Nҽɯ Wσɾ ʅԃ

76 43 75
                                    

"Dah, siapa yang mau ketuk pintu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dah, siapa yang mau ketuk pintu?"

Geng beranggotakan empat bocah konyol itu kini berdiri termangu di depan pintu rumah Tuan Fantasi. Mereka sama sekali tidak punya intensi serius apa alasan hari ini mereka datang kembali ke rumah penuh kejutan itu. Ya udah, mungkin gabut.

"Elo lah," sinis Nathan menghempaskan tangan kanannya ̶ menyuruh Arik saja untuk melakukannya. Sementara yang lain mengangguk-angguk saja ikut menyuruh, padahal aslinya Juan dan Deo takut kalau nanti malah mereka yang harus mengetuk pintu. Entah kenapa masalah empat anak ini dari kemarin kalau main ke rumah Kek Seno, hanya perihal siapa yang harus ketuk pintu duluan.

Arik mendengus malas dan mendecak, "Ck."

Baru saja ketua geng yang baru saja dilantik secara dadakan itu ̶̶ mau mengetuk pintu kayu kusam di hadapannya, beberapa inci lagi saja sampai buku jarinya menyentuh benda keras itu. Akan tetapi tidak jadi karena sesuatu yang tiba-tiba saja mendistraksi aksinya.

"Eh-eh," Juan tergagap memanggil-manggil kawannya bersamaan dengan Deo yang menunjuk ke arah jendela depan rumah yang tak jauh di sebelah kiri pintu.

Nathan pun memicingkan mata melihat sosok peri kecil yang susah payah terbang sambil mengetuk jendela, ditambah gerik mulut si peri yang diperagakan bergerak lebar-lebar seperti memberikan clue saat bermain game tebak kata di variety show televisi. Si elf kecil Kayli jelas saja berusaha menyampaikan sesuatu. Namun karena terhalang jendela kaca itu, sayang sekali pesannya jadi sulit disampaikan.

"Gue ngga ngerti dia ngomong apa," keluh Arik sudah kehabisan akal.

Sementara Juan masih bersikeras untuk mengerti pesan dari makhluk kecil di balik jendela itu. "Shht ... itu dia coba kasih tahu sesuatu." Tapi tetap saja ujung-ujungnya mengernyit kebingungan.

Di saat yang lain berlomba-lomba bermain game tebak kata yang secara tidak langsung itu, Nathan menangkap sosok Kek Seno mengendap-endap dari halaman belakang rumah menuju ke pohon ceri keramat di halam depan.

"Ih Kek Seno mau ngapain?" batin Nathan seraya menggaruk kepala.

"Tuan Fantasi!" kejut Arik tiba-tiba memperingatkan di saat yang betul-betul tidak tepat.

Saking kagetnya Nathan sampai melotot hingga bola matanya hampir saja melompat keluar. Ia menempelkan jari telunjuknya ke mulut membuat suara seperti "Shhh" masih dengan pelototan tajamnya.

"Ngumpet-ngumpet cepetan!"

Arik, Juan dan Deo pun terpaksa mengindahkan Nathan dan segera men-stop permainan tebak kata dengan Kayli. Mereka berempat terseok-seok segera bersembunyi di samping rumah ̶ sebisa mungkin mencari spot yang tidak bisa dilihat Tuan Fantasi. Walaupun sesekali Tuan Fantasi was-was menengok ke segala arah ̶ seperti memastikan hanya dirinya seorang dan sebuah mesin kecilnya yang terpasang di tengah cabang pohon ceri. Tak ada yang tahu apa yang akan dilakukannya dengan mesin pembuat portal itu, plus keanehan Tuan Fantasi hari ini yang tampak seperti mau naik gunung lengkap dengan perlengkapannya.

Dear Mr. Fantasy [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang