Cԋαρƚҽɾ 6 Vσʅ.1: Eʂƈαρҽ Sϙυαԃ

77 34 55
                                    

"Kek capek kek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kek capek kek ...."

Setelah berlari tanpa henti selama 15 menit menyelamatkan diri dari kejaran klan werewolf ̶ Juan, Deo, Nathan dan Kek Seno memutuskan berhenti sebentar lepas mereka sadar sepertinya sudah jauh dari incaran siluman serigala buas. Sambil sibuk mengatur napas, keempatnya tetap waspada jiakalau tiba-tiba terdengar gonggongan serigala lagi, atau bahkan kumpulan itu secara jumpscare menampakan diri.

Pembaca sih nggak apa-apa, tapi ketiga bocah konyol ini bisa saja meninggal di tempat atau Kek Seno yang kena serangan jantung di penghujung usia senjanya. Bisa jadi seperti itu, dipicu serangan kaget extreme akibat datangnya werewolf yang lebih seram dari Valak. Ya ... boleh dibayangkan betapa horror-nya.

Nathan mengusap wajahnya kacau karena stress berat atas kejadian yang baru dialaminya ̶ terlalu sulit untuk dipercaya. Namun sepersekian detik setelahnya matanya terbuka lebar melihat ke suatu sudut gua. "Eh tuh tuh!" serunya memanggil yang lain.

Juan, Deo, dan Kek Seno yang mau tak mau terpaksa ikut mendekat ̶ mengamat-amati suatu sudut di pojok gua yang tampak seperti cekungan menjorok ke dalam. Sepertinya semuanya sepakat bahwa sudut kecil yang kira-kira berukuran 2x3,5 meter dengan bentuk oval tak beraturan di hadapan mereka kini lumayan menjanjikan untuk dijadikan tempat berlindung sementara.

"Lumayan dalem, ngumpet situ!" seru Juan mengomando.

Deo dan Nathan mengangguk yakin dan langsung beranjak ke sana. Disusul oleh Kek Seno yang tetap berjaga-jaga.

.•¤֎¤•.

Alaric membungkuk dan menghela napas kasar. "Duh kita udah cari ke seluruh penjuru dimensi, tapi tetep nggak ketemu." Ia bangkit lagi, lalu mondar-mandir ke sembarang arah ̶ dirinya mulai kesal. "Mereka nggak mungkin mencar kan?"

Makhluk fantasi yang bersamanya hanya mengedik dan diam. Semuanya juga lelah ̶ pun Kayli yang sedari terbang dengan sayap kecilnya merasa suntuk karena dua sahabat perinya yang tidak ikut karena dapat tugas menjaga rumah.

"Tinggal mandala cimerian ...," lirih Arik memandang gua beraura mengerikan di depannya sembari berjalan mendekat.

Sementara semua rombongan makhluk fantasi menggeleng takut dan melangkah mundur menjauhi mulut gua. Kayli juga memberikan raut wajah yang secara tidak langsung menolak ide Arik.

Jadi hanya Arik seorang diri yang meyakinkan diirnya untuk mengambil langkah semakin dalam memasuki gua itu. Saat sudah tiba di 50 meter dalam gua dan sadar taka da satupun makhluk fantasi yang mengikutinya, ia menghela napas dan berhenti. Setelah itu Arik memantik obor yang tadi sempat dibuatnya sendiri saat dijalan sembari mencari Kek Seno dan ketiga temannya. Obor menyala, Arik berbalik badan menghadap mulut gua sehingga para makhluk fantasi bisa melihat jelas wajahnya yang mengangguk meyakinkan. Mereka pun jadi otomatis terhipnotis dan masing-masing melangkah dengan sendirinya masuk ke gua.

Dear Mr. Fantasy [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang