Cԋαρƚҽɾ 8 Vσʅ.1: Cɾαƈƙ σϝ Cԋασʂ

52 14 44
                                    

"Kenapa kita nggak ajak anak-anak kecil di komplek main ke sini?" usul Arik yang kedengarannya kurang enak untuk didiskusikan.

Lantas saja, mendengar itu Kek Seno melepaskan gendongan Southy dan menggertakkan giginya. Jelas, yang lain menciut dan menyuruh Arik untuk diam saja. Yah tepatnya mau dipikir dari segi manapun juga ̶ akan terlalu banyak risiko. Apa saja posibilitas efek sampingnya? Too lazy too explain aka males ngetik, pikir sendiri ya ˘³˘

Masih imbas dari pertanyaan nyeleneh Arik yang kini membuat suasana jadi canggung, Tuan Fantasi memutuskan untuk pamit pulang saja karena yakin hari di luar dimensi fantasi pasti sudah hampir gelap. Ratu nampak murung mendengar tamu-tamunya akan segera beranjak meninggalkan istana. Selesai kunjungan itu, semua pamit dan hanya tersisa Juan yang terbirit-birit menyusul keluar istana usai keperluannya dari toilet. Namun sebelum itu, Ratu memanggilnya ̶ tak lupa dengan kerlingan di kedua bola mata mistisnya.

"Hai kamu!"

"Ah a-aku? Saya?" kaget Juan sedikit salah tingkah sampai menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.

"Iya!" Netra berkilau Ratu menyisiri sekitarnya memastikan yang lain sudah pergi dari Istana dan hanya tersisa Juan seorang. "Sebentar aja kok, Ratu ada hadiah untuk kamu sebelum pulang."

"Wah!" laung Juan jadi merasa berbesar hati.

"Ini," serah Ratu memberikan bingkisan kecil seperti Crystal Ball Snow yang amat lucu. Isi di dalam bola kristal itu seperti diorama mini dari dimensi fantasi ̶ yang jika digoyangkan bubuk emas dari elf di dalamnya akan berhamburan.

"Ini spesial dari Ratu buat kamu, jangan kasih tau siapa-siapa ya nanti yang lain iri," goda Ratu masih dengan kerlingannya. "mau tau nggak keajaiban dari bola kristal ini?"

Juan mengangguk antusias sambil asyik menggoyangkan hadiah barunya seperti anak paud yang matanya akan bergemilang saat melihat bubuk emas berterbangan di dalam kurungan kaca itu.

Senyum Ratu merekah lalu membsiki Juan, "Nanti malam tepat jam 9, kamu coba pergi ke luar rumah. Arahin bola ini ke cahaya rembulan dan goyangkan."

Impresi dari Ratu barusan membuat Juan mengernyit, namun kebimbangannya itu terbang hilang segera saat seruan datang dari luar Istana.

"Juan ayo balik cepetan!" seru Deo menyuruhnya lekas bergegas. Juan hanya sempat melambaikan tangannya pada Ratu tanpa sempat mengucapkan apa-apa. Akan tetapi, sepertinya Ratu tak butuh ucapan apapun untuk mendatangkan seringai aneh di wajahnya.

"Dadah! Bersenang-senanglah disana ... sampai ketemu lagi!"

.•¤֎¤•.

Malam hari itu kisaran pukul 21.30, Arik berjalan sendirian menyusuri komplek yang gelap gulita sebab padamnya listrik daerah setempat. Ia baru saja pulang dari minimarket depan Jl. Flamboyan perihal membeli beberapa lilin dan pemantik api untuk persediaan. Pasalnya alat penerangan selain lampu listrik di rumahnya sangat minim sejak kepindahannya yang belum lama. Mommy-nya juga memprediksi mati lampu kali ini bisa memakan waktu lama karena sudah sedari petang sampai muncul cahaya rembulan begini belum ada tanda-tanda listrik akan menyala. Konon kabarnya, dari pihak PLN pun belum bisa memberi kejelasan tentang problematika matinya listrik di daerah Tambora. Mencurigakan?

Sampai di persimpangan jalan, dirinya lewat persis di depan rumah Juan. Niatnya mau iseng memanggil-manggil kawannya itu ̶ tak di duga-duga Juan malah ada di depan teras rumahnya. Berdiri sendirian dengan pandangan menengadah ke langit malam ̶ dengan tabiat tak wajar yang sangat mencolok dan membuat Arik bertanya-tanya.

"Ngapain si Juan megangin bola Kristal? Kok kayak anak kecil mainannya ...."

Lebih anehnya lagi, Juan menggoyang-goyangkan bola Kristal itu hingga dari kejauhan tempat Arik berdiri sekarang pun terlihat di dalam bola itu ada serbuk emas yang berhamburan. Arik makin menajamkan penglihatannya di tengah gulita malam sembari dengan bola Kristal Juan yang makin digoyangkan makin bercahaya. Berpijar putih terang dengan ajaibnya, bahkan menyaingi terangnya cahaya rembulan di atas sana.

Dear Mr. Fantasy [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang