Cԋαρƚҽɾ 4: Mɾ. Fαɳƚαʂყ?

101 53 54
                                    

GREP!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GREP!

"Ah untung saja, belum terlambat."

Tepat setelah Kek Seno megambil mesin kecil yang menyala-nyala di antara dahan besar pohon ceri, kilatan cahaya yang tadinya menyalang bukan main hingga membuat pohon terlihat akan segera meledak itu berangsur padam. Benar, mesin itulah dalang semuanya.

Nathan menghembuskan napas lega usai tragedi 'pohon ceri yang hampir meledak', itu ternyata tidak jadi. Ia mengamati mesin kecil yang dibawa masuk ke dalam rumah oleh Kek Seno. "Itu kan mesin yang waktu itu ...," gumamnya sembari melebarkan penglihatan.

Kek Seno sendiri memiliki alasan kenapa menempatkan mesin yang sedang dibenahinya itu di dahan pohon ceri besar depan rumah, supaya jika ada apa-apa imbasnya ke pohon itu saja. Toh, pohon cerinya sudah tua. Dulu, gudangnya sudah lebur tak bersisa akibat ledakan mesin kecil itu. Jangan sampai sekarang rumah juga yang harus lenyap, batinnya berujar seraya mengelus dada.

Dengan sigap, Kek Seno menyuruh Arik dan Nathan ikut masuk ke dalam rumah. Setelahnya, ia menutup pintu rapat-rapat. Ditempatkannya mesin misterius itu di sebuah cawan besi dan dengan sekali klik ....

BOOM!

"Kek! Portal kek!" seru Arik histeris membuat Kek Seno memutar bola matanya malas.

Terbuka sebuah portal yang bentuknya lingkaran tak beraturan,kira-kira berukuran 1x2 meter. Portal itu mengeluarkan cahaya-cahaya ilusi dan juga suara bising mesin yang membuat para mahluk magis Kek Seno tertarik atensinya untuk mendekat.

"Minggir semua," titah Kek Seno sehingga semuanya termundur beberapa langkah ke belakang menjauhi gerbang magis. Sementara Kek Seno mendekat untuk melihat lebih jeli.

"Mesinnya kayak rusak, portalnya nggak sempurna," kata Nathan sambil menggosokkan minyak angin ke hidung Juan dan Deo yang tentunya masih tak sadarkan diri.

"Makanya itu jangan dekat-dekat. Kakek masih harus memperbaiki lagi mesin ini."

Mendengar itu, Arik jadi berbinar. "Yaudah cepetan benerin Kek!"

Kek Seno pun segera berkutat dengan mesin kecil di atas cawan besi ̶ meninggalkan refleksi portal yang masih terpampang. Setelah keriuhan sudah lumayan mereda, barulah Juan dan Deo tersadar dari sesi pingsannya yang panjang ̶ sepanjang jalan kenangan~~

"Than! Itu apaansih?" tanya Deo yang baru saja terbangun ̶ masih sambil mengucek matanya. Rupanya ia mempertanyakan portal aneh di depan matanya.

"Iya nih, btw baru kali ini deh gue mimpi sehalu ini, bangun Juan! Bangun!" keluh Juan berbicara pada dirinya sendiri.

Arik berdecak sebal dan berkacak pinggang. "Heh lo pada ngga mimpi! Ini betulan nyata!" geramnya, lalu menampar keras pipi Deo lalu Juan.

"Sakit!" seru keduanya mengaduh berbarengan.

Dear Mr. Fantasy [END]✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang