aku sedang sangat lapar malam ini, aku ingat perkataan Gloth bahwa aku harus tahu waktunya kapan aku mengkonsumsi darah. Ini sudah malam jadi mungkin jiwa iblisku sedang bangun, aku mengambil satu kantong darah dari pendingin didapur. lalu aku tuang kedalam gelas dan segera aku teguk, rasanya sangat buruk dilidahku.
~IMPRESSION~
Max Pov
"khun Max"
Suara dari arah punggungku itu sangat mengejutkan, saat ini aku sedang berusaha menelan darah yang menyangkut dileherku, sepertinya susah untuk mengajak kerjasama ternggorokanku agar mau menelan karena rasa darah ini memang luar biasa buruk. Dan rasa terkejut itu harus membuatku memuntahkan darah yang ada dimulutku.
"hueg!!"
Aku memuntahkan darah dilantai. Seseorang telah merusak makan malamku dan aku merasa berterima kasih atas itu karena ia menyelamatkan tenggorokanku dari mimpi buruk.
Aku melihat dua orang pria tiba-tiba merangkul tubuhku. Aku mengenal salah satunya, Itu Luk perawat yang sudah mengurusku tadi, tapi seorang lagi aku tak pernah melihat sebelumnya, tingginya hampir sama denganku, wajahnya putih dan kulitnya mulus. Ia sangat tampan, seperti berasal dari alam cupid dan kacamata yang mengait ditelinganya itu menambah sisi kewibawaannya.
"Max kau baik-baik saja?" suaranya khawatir, aku bisa merasakan tangannya melingkar dibahuku.
"aku baik-baik saja" jawabku sembari terbatuk-batuk menghilangkan hawa anyir yang kini menguap diseluruh mulutku.
"kau memuntahkan banyak darah" suaranya semakin panik, aku memang tak mengenalnya tapi sepertinya ia mengenalku, terbukti ia tahu namaku dan terasa sangat peduli akan keadaanku.
"Luk hubungi ambulan.. kita harus membawa Max kerumah sakit." titahnya kepada Luk yang terlihat sibuk membersihkan sisa darah dilantai.
"baik" Luk segera mengabulkan titah pria itu.
Pria berkemeja hitam sewarna dengan celananya itu membawaku kesofa disebelah ranjang, ia mendudukkanku disana. Sungguh aku dalam keadaan baik-baik saja, hanya lapar. Tapi karena mereka memang tak mengerti apa yang sebenarnya terjdi.. jadi menganggap aku muntah darah.
"maaf boleh aku tahu siapa anda?" tanyaku,
"Aku dr. Tul, aku yang menanganimu selama kau sakit." ia tersenyum padaku.
oh jadi orang ini yang merawatku selama ini.
Mataku tak berkedip melihat wajahnya yang tampan. Seolah aku tak mau membuang tatapan, wajahnya sangat magnetic, aku bisa melihatnya seumur hidup tanpa bosan.
"Max kau harusnya tidak boleh bergerak dulu, kau baru pulih dari koma."
Aku bisa merasakan wibawa dari cara bicara dr. Tul dan aku bisa pastikan ia adalah orang yang sangat pintar, bukan karena gelar dr.nya tapi dari gaya bicaranya.
"aku baik-baik saja, aku hanya lapar.. kalau kau mau aku bisa melakukan sit-up sekarang dokter." jelasku dan aku tidak bohong ataupun berbasa-basi.
"ambulancenya akan segera datang.." Luk tiba-tiba berada diantara kami, kedatangannya itu membuatku ingat akan sesuatu, bagaimana ia bisa masuk keruanganku?.
"Luk kenapa kau bisa masuk kemari?"
"tentu, P'Flame memberikan kode pintunya padaku. P'Flame orang sibuk, saat kau koma kami sering datang kemari tanpa P'Flame." terang Luk, oh pantas saja.
Aku mendengar bunyi sirine ambulance dari jalan raya, mungkin itu pesanan kami. Ini agak berlebihan mengapa mereka harus menyalakan sirinenya juga, aku bukan ibu-ibu yang mau melahirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROGINY (MaxTul)
FantasyANDROGINY : Maxtul fan's fiction yang bertema fantasi. Max adalah seorang peri yang harus menjalani masa hidup dibumi, karena ia dari jenis peri androgini yaitu peri pecinta sesama jenis. Peri androgini harus terusir dari alam peri akibat kelainan y...