Saat aku sudah mendapatkan perasaan, aku berusaha keras untuk bisa jatuh cinta kepada Moon, tapi entah mengapa hal itu terasa sangat sulit bagiku, hingga Moon menemui ajalnya aku tak pernah bisa mencintainya.
~MOON~
Max POV
Aku menggeledah kesemua sudut kamar dan aku masih belum menemukan ponselku. Aku sangat memerlukannya sekarang, aku ingin mengghubungi keluarga Moon.
Berkali-kali aku memanggil Gloth tapi tak ada respon, sepertinya ia sedang sibuk. Satu-satunya orang yang bisa kuandalkan sekarang adalah dokter Tul, semoga dia sedang tidak sibuk. Aku ambil jacket denim yang menggantung disisi lemari, kujadikan outer dari singlet warna biru yang kukenakan, aku terlalu malas untuk ganti baju, lalu aku berangkat menuju rumah sakit, aku akan menemui dokter Tul.
Jalanan kota Bangkok cukup padat pagi ini. Aku mengendarai mobil bak Peugeot berwarna maroon, aku merasa seperti seorang cowboy yang hendak ke peternakan. Ah lupakan angan-angan bodoh itu!. Aku berharap ini tak terlalu pagi untuk menemui dokter Tul, aku juga tak yakin apa jam operasional rumah sakit sudah buka atau belum, aku tak membicarakan IGD disini, karena kalau itu pasti buka 24 jam kan?. maksudku selain dari IGD.
Aku sudah tiba dirumah sakit, aku memarkir mobilku dan sejenak mengamati lahan parkir itu, aku tak melihat mobil dokter Tul kemarin. aku masih ingat merk mobilnya, warnanya, bahkan nopolnya.
Aku menampar jidatku sendiri karena terlalu bodoh, tentu saja lahan parkir untuk dokter atau karyawan rumah sakit pasti dibedakan dengan pengunjung.
Aku segera masuk kerumah sakit, aku langsung bertanya kepada resepsionis yang ada diloby. Aku berbincang dengan seorang wanita cantik yang duduk dimeja resepsionis, ia menyapaku dengan ramah. penampilannya sangat rapi dan bicaranya juga sopan.
"apa dokter Tul sudah datang?" tanyaku
"silahkan ambil nomer antrian dulu.. praktek dokter dimulai jam 10.00 tuan, anda terlalu awal.. sekarang masih pukul 08:00."
"tapi ada yang penting, tidak bisakah kau memintanya datang lebih awal?"
"maaf apa anda sudah membuat janji sebelumnya?"
"tidak.. ini cukup mendadak dan sangat penting, aku harus bertemu dengannya sekarang.."
Wanita cantik itu terlihat agak kesal, tapi tetap memberikan senyum kepadaku. Mungkin karena bicaraku yang setengah memaksa.
"saya menyarankan agar anda menghubungi beliau lewat telpon saja."
"kalau begitu aku pinjam telponnya."
"maaf tuan tapi telpon ini hanya bol-"
"Max!" aku mengalihkan pendengaran, ocehan dari resepsionis itu perlahan menghilang setelah ada seseorang menyebut namaku dari belakang.
Aku memutar badanku, mencari tahu siapa pelontar suara yang memanggil namaku. Mataku menangkap seseorang memakai outer putih dengan inner kemerja berwarna violet, sedang berjalan sangat gagah mendekatiku, itu dokter Tul. Aku rasa dia tak pernah gagal dalam berpenampilan.
"oh ternyata kau disini Max.." ujar dokter Tul heran.
"aku mencarimu dokter.."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROGINY (MaxTul)
FantasyANDROGINY : Maxtul fan's fiction yang bertema fantasi. Max adalah seorang peri yang harus menjalani masa hidup dibumi, karena ia dari jenis peri androgini yaitu peri pecinta sesama jenis. Peri androgini harus terusir dari alam peri akibat kelainan y...