prolog•

92 10 1
                                    

         Kamu terlalu sempurna, untukku yang sederhana.

Pada segenap waktu, segudang doa dan sejuta amin. Aku tak pernah berfikir akan sampai pada dimensi ini, semua ini kurasa terlalu sempurna. Aku yang sederhana dan kau yang memiliki segalanya.

Tetapi sebelum kau pergi, ada setitik cahaya yang menjadi penerang hidupku, kau yang selalu menemani suka duka. Menjadi obat atas segala luka yang kurasa. Namun setelahnya, titik itu menghilang pergi entah karena apa.


Awalnya diriku sudah hampir kehilangan arah. Namun dengan hadirmu kembali, membawaku pada sebuah angan yang dahulu pernah hilang. Yang membuang segala luka, membawa ku dengan segudang cerita, canda dan tawa yang tak berhenti untuk kau suguhkan

Untukmu, yang selalu membawaku untuk berkawan dengan semestamu, terima kasih atas segala tawa yang selalu membuatku menjadi candu.

Berawal dari kata beku, yang perlahan menghangat. Aku pun pernah merasa bingung, tetapi entahlah aku bisa sangat menyukainya.

Denganmu aku tau apa arti rindu, dan itu bukan hanya kata palsu, tetapi yang selalu membuatku candu akan hadirmu. Dan bersama kopi yang selalu berpadu denganmu.

Darimu aku belajar, bahwa jatuh cinta bukan tentang sepenuhnya jatuh. Namun, tentang bangun saat hati sudah seutuhnya siap untuk di tempati, dengan semesta yang merestui.

SECANGKIR RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang