Zein ??

33 13 6
                                    

"Seperti ada aroma yang begitu membuat Ku candu ia tak ingin hilang dibalik rindu."

   -Elina Aurellia

🌻🌻🌻

"Elina Aurellia?"

Rilla mendongakkan sedikit kepala nya melihat kearah asal suara.

"Oh my god, Kak Zein? Aku kangen." Rilla berhambur kedalam badan kekar Zein.

"Ga berubah ya? dasar, tetap masih pecicilan." ujar Zein.

"Terus ngeledek Aku ya?" Rilla mencubit bagian perut Zein sembari melepas pelukanya.

"Aww sakit, nakal banget sih," gerutu Zein.

"Lagian ngeselin," Rilla memanyunkan bibir tipis miliknya.

"Itu kenapa Ril?" tanya Zein.

"Kenapa apa nya?"

"Bibir Kamu di majuin gitu sampe satu meter? minta dicium iya?" Zein mengangkat satu alis ny dengan niatan menggoda Rilla.

"Aku tampar nih mau?" Rilla mengangkat satu tangannya.

Zein terkekeh, "galak amat Mbak?"

"Aku ngambek!" tubuh mungilnya membelakangi Zein.

"Entar Kita makan seblak ya pulang sekolah, ih asli enak banget tau pedaaaass banget pokok nya selera Kamu banget deh." bujuk Zein.

"Seriusan ya Kak?" Rilla tersenyum menatap Pria dihadapannya.

"Iya, Kamu juga kalau mau Aku seriusin gapapa." Zein terkekeh.

"Jail banget sih jadi orang, ga pernah serius." 

"Maaf, lagian sensian banget sih? Kamu kenapa disini? bukan nya dikelas belajar, Kamu bolos ya? Nanti Aku aduin Om Farhan loh."

"Udah nyerocos nya?" tanya Rilla polos.

Zein mengangguk.

"Pertama Aku ga bolos, kedua jangan aduin Papa yang ngga ngga, ketiga Aku keluar kelas karna diusir sama si guru bahasa inggris yang muka nya pas pas an banget, ngeselin lagi!"

"Pak Albert?" Tanya Zein.

"Mungkin," jawab Rilla santai.

"Kamu ngapa in kok sampe diusir gitu?"

"Aku, dengerin musik pake ini hehe," sembari menunjuk airphone kesayangan nya.

"Jadi Kamu ga dengerin Dia bicara?"

Rilla mengangguk, "Dari awal Dia ngucap salam sampe Fia marah marah hehe."

"Bandel nya ga berubah ya? Ga malu apa cantik cantik tapi goblok?"

"Bagus ya udah berani ngata in Aku?" Rilla menatap Zein tajam.

"Lagian emang fakta kok," ujar Zein santai.

"Kata Papa Aku itu ga goblok atau bodoh atau apa lah, Aku itu pinter cuma Aku nya malas, jadi stop bilang Aku goblok!"

"Ya berubah dong Ril, ntar dicap badgirl mau?"

"Mau,"jawab Rilla santai.

"Ha," Zein menganga mendengar jawaban Rilla.

"Jangan dong Ril, Kamu itu cantik sayang dong jadi badgirl." sambung Zein.

"Aku bercanda tau," ujar Rilla santai.

"Kira in beneran."

"Kak Zein kenapa keluar kelas? udah kelas dua belas juga,nanti ga lulus baru tau," cerocos Rilla.

"Kelas Aku emang lagi jamkos Aku ga kaya Kamu ya!"

Rilla terkekeh, "Santai dong boss Kuu."

"Alamat rumah baru Kamu dimana? Nanti malam Aku mau ketemu sama Om Farhan, kangen hehe."

"Jl.tamrin blok g no 07."

"Eh sekalian dong minta watshapp Kamu?"

"Banyak ya minta nya?" sinis Rilla.

"Iya nih, minta Kamu juga boleh ga?" goda zein.

"Jadi ga watshapp nya? ga usah ngebacot!" kesal Rilla.

"Hahah jadi dong, nih." Zein menyodorkan handphone milik nya.

Zein memperhatikan Rilla saat gadis cantik itu sibuk mengetik beberapa no dihandphone nya.

"Cakep amat lu Ril, kok makin bening ya?" Batin Zein.

"Kak Zein ini udh."

"Kak Zein?" Rilla mendekatkan wajah nya dengan wajah tegas Zein.

"Eh iya cantik," spontan mengatakan cantik saat ia kaget.

"Iya tau Aku cantik hehe." kekeh Rilla.

"Apa sih, sini in handphone Aku, Aku duluan ya mau ke perpus," Zein melangkah kan kaki nya dengan cepat ada sesuatu yang membuat dirinya terasa menegang saat deru nafas Rilla terasa diwajah nya.





Bel pulang sekolah sudah berdering 10menit yang lalu, Rilla melangkahkan kaki nya dengan cepat menuju halte.

"Elina?"

Rilla menghentikan langkah nya didepan gerbang.

"Elina kamu pulang bareng siapa?"

Rilla menatap gadis ini bingung.

Seakan mengerti yang ada difikiran Rilla, "kenalin aku Ulva." mengulurkan tangannya.

Rilla membalas uluran tangan gadis mungil dihadapannya.

"Kita satu kelas Elina, Aku temen Kamu jadi jangan canggung ya?" Ulva tersenyum.

"Eh iya," jawab Rilla.

"Pulang bareng Aku mau ga?"

"Aku bawa motor disana," sambung nya menunjuk parkiran.

"Hm ngerepotin ga?"

"Ngga dong, Aku mau ajak Kamu kerumah Aku Elina mau ya? Aku mau kenalin Kamu sama Mama."

Rilla terdiam sejenak, sebutan Mama yang terlontar dari bibir Ulva membuat batin nya berseteru hebat.

"Elina? mau kan?" Ulva kembali membuka suara.

Rilla menarik nafas panjang,"iya boleh," lalu tersenyum.

"Ya udah ayo."




"Rilla ?" Teriak nya.




N/B : udah ketebak belom alur cerita nya? belom ya pasti nya hehe, tinggalin jejak nya ya guys hehe.

lvyou all:)











RillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang