"Ada yang hilang namun bisa kembali meski tak seperti semula, ada juga yang hilang namun tak akan pernah kembali dan tidak bisa seperti sediakala."
-Elina Aurellia
🌻🌻🌻
"Rilla." teriaknya.
Ulva dan Rilla menoleh secara bersamaan.
"Kak Zein?"
"pulang bareng kan? kata nya mau makan seblak?" Zein menatap mata coklat milik Rilla.
"eh maaf kak, aku pulang bareng Ulva."
"yaah kok gitu sih Ril?"
"hm ntar malam kan kak Zein kerumah aku, ntar malam aja ya kak makan seblak nya?"
Zein tampak berfikir sejenak.
"hmm oke, tapi jangan bohong lagi ya?"
"sans dong kak hehe janji deh, ya udah aku duluan ya kak?"
"hati hati Ril." ucap Zein.
"Elina ayo masuk." Ulva menarik tangannya.
"Va panggil Rilla aja." cicit Rilla.
"Ga mau ah, Aku lebih Elina."
"hmm ya udah deh terserah."
"Mama, Ma Ulva bawa temen nih Mama dimana?" teriak Ulva.
Rumah Ulva seperti rumah pada umum nya, tampak bersih, rapi dan elegan.
Manik mata Rilla terus menyusuri setiap sudut ruangan.
"Ulva."
"Mama." Ulva langsung memeluk erat sang Mama sembari mencium kedua pipi wanita paruh baya tersebut.
Rilla diam tak bergeming, tubuh nya seakan kaku untuk bergerak, batin nya begitu tersayat.
"Rilla kangen Mama." lirih Rilla namun masih terdengar oleh Ulva dan Lia.
Lia menatap Rilla sendu, "cantik siapa nama kamu?"
Merasa ia terpanggil Rilla perlahan memajukan langkah nya, "Rilla tante."
"Elina Ma." sanggah Ulva.
"Elina Aurellia." jelas Rilla.
"Sini sayang peluk tante."
Rilla menatap Lia ragu, cairan bening lolos begitu saja.
"Ayo sini." lagi lagi Ulva menarik tangan nya.
Tak butuh waktu lama Rilla langsung menghamburkan tubuh mungil nya kedalam dekapan wanita paruh baya tersebut.
"Mama Elina kemana? maaf kalau tante lancang."
"Mama udah bahagia disurga nya Allah tan." Rilla tersenyum sembari melepas pelukannya.
"Maafin tante ya sayang, tante ga tau."
"Iya maafin aku juga ya?" timpal Ulva.
"gapapa kok hehe, Rilla cuma kangen Mama waktu Rilla ngeliat Tante, Tante mirip sama Mama lemah lembut banget."
"Elina yang sabar ya? Elina kuat, anggap aja Mama nya aku Mama nya kamu juga." ujar Ulva tulus.
"Makasih ya va, tan udah baik banget sama Rilla."
"Sama sama sayang, ya udah makan yuk pasti kalian udah pada lapar."
Ulva dan Rilla mengangguk dengan semangat.
"Makasih ya tan, makasih juga ya va hehe."
"Iya sama sama." jawab Lia.
"Iya, Elina mau aku anterin ga?"
"Eh jangan va, aku bisa sendiri kok lagian juga ga terlalu jauh hehe."
"Ya udah hati-hati ya El?" Ulva tersenyum.
"Iya, tante Rilla pamit ya?"
"Iya sayang hati-hati ya? Besok main kesini lagi."
"Iya tan."
Rilla telah melewati pagar putih yang menghiasi pekarangan rumah Ulva.
15menit Rilla telah sampai didepan jalan komplek perumahan nya.
Ia duduk sejenak ditaman komplek sebelum sampai dirumah nya.
"Disini dulu aja deh, lagian papa pasti juga belum pulang." kesal Rilla.
Ia memejamkan mata nya sejenak.
Semua terasa melelahkan, dirumah atau pun disekolah ia tetap bermain dengan kesepian, namun setelah hari ini hadir nya Ulva dan Mama nya membuat Rilla merasakan kembali hangat nya kasih sayang.
"Aaaaaaaaa..........." Teriak Rilla saat membuka mata nya.
Terimakasih telah meninggalkan jejak🙏
mohon maaf jika typo masih bertebaran hehe,maklumin author yak?
lvyou all:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rilla
Teen FictionElina Aurellia seorang gadis belia yang terlahir dari keluarga berada, Seorang gadis yang begitu menjadi kesayangan sang Ayah. Farhan Aditya yang selalu mengutamakan sang Putri kesayangan nya setelah ia kehilangan Seseorang yang amat dicintainya dik...