Sang Pewaris 10

684 63 10
                                    

Hari ini ada hari terakhir bagi fildan untuk menyelamatkan nyawa sang adik.... Segala cara telah ia coba untuk mendapatkan uang... Namun hasilnya masih tetap sama tak ada seorang pun yg mau membantu nya...

Rasa cemas dapat terlihat dari wajah fildan... Sedari tadi ia tak berhenti mondar mandir di depan ruang rawat rara

"fil lo bisa diem gak sih !! Dari tadi jalan sana jalan sini udah kayak setrikaan aja tau gak!!" jengah ical yg dari tadi melihat fildan tak bisa diam

"gimana gue bisa tenang cal kalo adik gue sendiri sedang berjuang antara hidup dan mati"

"iya kita tau fil... Tapi dengan lo kayak gini apa semua bisa baik baik aja... Mending kita sekarang mikir gimana cara nya supaya rara bisa Oprasi..." timpal ridwan

Semua yg ada di sana berusaha berfikir mencari jalan keluar...

"fil gue punya cara supaya rara bisa Oprasi!" ucap reza yg menacing rasa penasaran dati semua orang..

"apa za!" jawab mereka bersamaan

"tapi gue gak yakin lo mau sih" sambung Reza

"udah bilang aja!" ucap fildan

"lo bisa minta tolong sama... (dengan ragu) sama..."

Semua menatap reza dengan serius, menunggu sambunggan dari perkataan nya...

"sama apa sih za... Cepetan ngomong kita kepo nih!" potong Irwan yg tak sabar mendengar perkataan Reza...

"sama... T.. Tuan Johan" sambung reza berhasil mengubah wajah fildan...

"sampai kapan pun gue gak bakalan minta bantuan dia!!!!"

"tapi itu satu satunya cara fil..."

"gue gak mau za!!!!"

"tapi kenapa fil?" tanya Ical

"kalian pernah gak sih ngerasain di buang oleh ayah kalian?, gimana perasaan kalian jika penyebab ibu kalian meninggal itu ayah kalian....." jawab fildan dengan air mata yg terus menetes...

"enggak sih fil... Emang siapa yg ngerasain itu?" tanya Ical lagi...

Fildan tersenyum miris... Dengan air mata yg masih mengalir...

"gue..." lirih fildan

Deg...

Ucapan fildan berhasil membuat semua orang terdiam...

Cukup lama mereka semua terdiam... Termasuk lesty... Yg biasanya cerewet kini pun ikut terdiam...

"apa tak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya!!!"

Suara dari orang itu membuat suasana hening berubah menjadi tegang...

Sedangkan fildan menatap kosong ke org itu...

Orng itu tak lain adalah tuan Johan...
Ia menatap wajah fildan lau berjalan menuju nya...

" apa kamu sangat membenci ayah mu ini sampai tak ingin menerima bantuan dari nya?" tanya tuan johan

"saya rasa anda mengetahui jawabannya..."

"apa tak ada sedikit saja kesempatan saya untuk masuk kembali ke hidup kamu?"

"jika anda kesini untuk hal yg tidak penting maka saya saran kan anda pergi!!"

Tangan tuan Johan mulai mengepal berusaha menahan amarah nya...
Ia menyerah kan sebuah kertas kepada fildan

"itu adalah cek 1m untuk pengobatan rara! Jika kamu masih sayang adikmu maka bayar operasi nya dengan uang ini!!"

Fildan ingin mengambil cek itu... Namun terhenti...

"tapi ini semua tidak gratis!!! Tom bawa surat itu kesini!!! (tom memberi sebuah map berwarna biru) kamu harus tanda tangan di surat ini jika ingin mengambil cek ini!"

Fildan yg awalnya senang melihat ayah nya perhatian pada rara namun perasaan senang itu berubah saat mendengar perkataan tuan Johan

" saya pikir anda sudah berubah tuan Johan!! Tapi ternyata saya salah!!! Saya lupa bagaimana bisa orang yg selalu mementingkan dirinya sendiri bisa berubah secepat ini...!!!!"

"tak ada yg gratis di dunia ini!"

Fildan membalikkan badannya untuk pergi namun di cegah oleh Reza..

"baca dulu isi surat nya fil baru lo ambil keputusan... Ingat ini soal nyawa rara fil!" bisik reza pada fildan

Dengan malas fildan mengikuti saran reza... bagaimana pun perkataan reza ada benar nya juga...

Mata fildan membulat sempurna saat mengetahui isi surat nya...

Prakk

Fildan membanting surat itu kelantai lalu pergi dari sana dengan air mata berurai...
Reza yg penasaran akan isi surat itu mengambil nya dari lantai
Setelah membaca isi nya ekspresi wajah yg di tunjukkan reza sama dengan fildan

Tak percaya dengan apa yg ia baca reza bertanya langsung pada sang pemilik...

"tuan apa ini!?" tanya reza dengan nada tinggi

"saya hanya ingin anak saya kembali ke pada saya" jawab enteng tuan Johan

"tapi cara ini salah tuan!" jawab reza

"apa yg salah dan benar hanya saya yg tau"

"tapi dengan memisahkan adik dari kakaknya itu justru membuat fildan semakin membenci anda!!!"

"kamu hanya orang luar reza dan bersikap lah seperti teman jangan coba ikut campur urusan saya!!!"

"saya yg anda anggap orang luar ini... adalah orang yg ada di samping fildan saat dia rapuh!!! Saya sendiri yg menyaksikan fildan berjuang!!!!" bentak Reza

"dan apa yg anda lakukan ini akan menjadi umpan balik bagi anda!!!" sambung Reza ber api api

Ditengah suasana tengang tiba-tiba fildan datang dan mengambil fokumen itu dari tangan reza

Dengan air mata yg jatuh fildan mengambil pena dan menandatangani surat itu...

Semua yg ada suana tercengang dengan apa yg di lakukan fildan... bahkan reza tak percaya dengan apa yg dia lihat...

"saya sudah tanda tangan Di surat ini sekarang tepati janji anda bayar biaya pengobatan adik saya... jangan sampai dia pergi dari saya.." dengan nada dingin fildan mengucapkan kalimat yg membuat reza heran...

Setelah mengatakan itu fildan pergi

Reza yg merasa aneh dengan sifat fildan pun memilih menyusul nya...

************

" kenapa lo lakuin itu? "

Fildan yg tengah melamun membalikkan badan nya...

"terus apa yg harus gue lakukan? Membiarkan adik gue mati?!!" menatap orang itu dengan sendu

***********

Ada yg masih nunggu cerita ini gak?

Gimana part nya?

Wah sebenernya apa sih yg terjadi sama fildan kok tiba-tiba mau tanda tangan surat itu?

Apa masalah tuan Johan dengan Rara? Sampai sampai mau misahin fildan dengan Rara

Terus siapa yg bicara sama fildan tadi?

Ada yg tau jawabannya?

Yuk komen...
Jangan lupa vote nya...

sang pewaris✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang