"Sometimes I wish I were a little kid again, skinned knees are easier to fix than broken hearts."
*****
Viona berangkat sangat pagi dengan penampilan kacau matanya sembab. Meskipun tidak terlalu parah, tetap saja terlihat bekas tangisannya semalam, Viona sebenarnya tidak ingin masuk sekolah hari ini tapi mengingat hari ini ada pembekalan untuk lombanya besok Viona memutuskan untuk tetap bersekolah. Viona berangkat sangat pagi bahkan dia tidak sarapan dia juga berangkat menggunakan taksi, Viona benar-benar ingin menghindari semua orang dirumahnya.
Suasana masih sepi saat Viona tiba. Ayolah, Viona orang gila mana yang tiba disekolah jam lima pagi Viona rasa hanya dirinya saja. Viona memilih memasang earphone mendengarkan musik untuk mengusir keheningan yang ada, baru beberapa lagu terputar mata Viona sudah terpejam dia tertidur.
*****
Gema terpaksa harus berangkat lebih pagi hari ini karena kemarin dia meninggalkan buku tugasnya di loker. Gema harus kesekolah sangat pagi agar dia bisa menyelesaikan tugasnya. Sesampainya di kelas Gema tertegun melihat sosok Viona tertidur dibangkunya, Gema merasa heran melihat itu. Viona bukanlah tipe orang yang mudah tidur di sembarang tempat kecuali dia benar-benar lelah. Apa yang membuat gadis ini kelelahan sepagi ini?
Gema memperhatikan mata sembab Viona, mata itulah yang dulu pernah membuat seoarang Gema Aldiansyah jatuh berkali-kali pada pesona seorang Viona Aksara Violeta. Mata yang selalu menatapnya dengan tulus, mata yang selalu jujur padanya, mata yang tak pernah sekalipun menatap benci kearahnya bahkan setelah berakhirnya hubungan mereka.
Gema mengusap rambut Viona sangat pelan, dia tidak ingin membangunkan tidur gadis itu. Jujur Gema merindukan Viona bahkan amat sangat merindukannya jika boleh jujur, bohong jika Gema baik-baik saja setelah berakhirnya hubungan mereka. Gema bukanlah laki-laki brengsek yang meninggalkan Viona hanya karena alasan bosan. Gema bersungguh-sungguh saat mengatakan dia tidak ingin menyakiti Viona. Gema tau jika terus bersamanya pada akhirnya Viona akan terluka, karena sebuah fakta yang tidak pernah bisa Gema ungkapkan pada Viona.
*****
"Vi bangun." Yola menepuk pelan bahu Viona yang sedang tertidur.
Viona mengerjap berkali-kali mencoba menetralkan pandangnya.
"Kenapa Yol?" tanya Viona.
"Lo dicariin Zevan noh," ucap Yola sambil menunjuk kearah pintu dimana Zevan sedang berdiri menunggunya.
Ayolah, Viona sudah sangat kacau hari ini kenapa justru pria itu datang. Viona sedang malas berbicara dengannya. Viona tidak ingin lepas kontrol dan meluapkan amarahnya pada Zevan hari ini.
"Kenapa?" tanya Viona sambil menatap datar tanpa ekspresi kepada Zevan.
"Nanti pulang sekolah, sama aku ya. Aku mau ambil beberapa gambar terakhir besok aku lomba," ucap Zevan.
"Aku masih ada pembekalan lomba, kamu mau nunggu?" tanya Viona.
"Ga masalah kok. Nanti aku tunggu diparkiran," ucap Zevan sambil tersenyum kearah Viona.
"Oke," jawab Viona singkat lalu berjalan kembali kebangkunya mengacuhkan Zevan yang masih berdiri di depan kelasnya.
Zevan tersenyum kecut, sedalam itukah rasa kecewa Viona kepadanya. Sampai gadis itu bahkan tak memberikan satu senyumanpun padanya, padahal Zevan sangat merindukan senyum itu. Senyum yang mengingatkannya pada seseorang yang sangat dirindukannya.
*****
Viona memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan, entahlah Viona sedang tidak ingin berada dikeramaian saja hari ini. Dia ingin sendiri kali ini memilih mengacuhkan perut kosongnya yang sedari pagi belum terisi apapun, Viona tidak lapar entah kenapa dia merasa tidak selera untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Congratulations
Teen Fiction[ Completed ] Viona dan Zevan adalah dua orang yang sama-sama pernah merasakan sakitnya ditinggalkan. Akankah pada akhirnya mereka bisa saling menyembuhkan atau apakah justru saling menambah luka. "Congratulations glade you're doing great" Viona aks...