"I hate you, i love you. I hate that i love you.."
-Gnash-
*****
Viona menarik napas panjang sebelum melangkahkan kakiknya memasuki area sekolahan. ini sudah dua minggu berlalu sejak hari perlombaan. Artinya sudah dua minggu juga Viona tidak bertemu dengan Zevan, atau lebih tepatnya menghindari Zevan.
Viona sudah kembali kerumahnya setelah hari perlombaan itu, meskipun sempat berdebat dengan Bundanya. Viona sudah merasa nyaman kembali tinggal dirumah karena Ayahnya dan Syifa sudah kembali ke Berlin, meski kadang bentakan dan tamparan Haris masih terngiang di kepala Viona tapi gadis itu berusaha sekuat yang dia bisa untuk tidak mengingatnya. Viona hanya ingin menikmati kehidupannya dengan tenang. Tidak memikirkan masalahnya dengan ayahnya pun dengan masalahnya dengan Zevan.
"Kak Viona bisa bicara sebentar?" tanya Tasya saat Viona sampai di depan kelasnya, sepertinya gadis ini menunggu kedatangan Viona.
"Ada apa Sya?" tanya Viona ramah pada gadis yang sudah di anggap sepertinya adiknya sendiri itu.
"Pulang sekolah ada waktu kak?" tanya Tasya hati-hati.
"Aku free kok setelah pulang sekolah. Kenapa emang?" tanya Viona sekali lagi.
"Mampir ke apartemen kak Zevan bisa kak? Tasya mau pindahan jadi perlu bantuan buat packing," ucapnya memohon.
"Kamu mau pindah kemana?" tanya Viona heran, karena menurut cerita Tasya dia sudah tinggal di Apartemen Zevan sejak dua tahun yang lalu.
"Aku mau pulang kerumah kak. Mama sama Papa aku bakal menetap lama di Indonesia," jawab Tasya dengan nada ceria.
"Kamu mau pulang ke Jogja? Terus sekolah kamu juga pindah ?" tanya Viona memastikan.
"Iya kak," Tasya menjawab singkat.
"Oke nanti aku bantu packing. Kamu tunggu aku ya pulang sekolah," ucap Viona mengakhiri percakapan karena sebentar lagi sudah masuk jam pelajaran.
*****
Viona memilih menikmati waktu istirahatnya dengan berdiam di kelas, Viona tidak ingin ke Kantin atau ke Perpustakaan. Sudah jelas alasannya karena dia menghindari seseorang. Seseorang yang sebenarnya sangat Viona rindukan.
Viona sebenarnya ingin sekali menemui Zevan, tapi dia juga tidak ingin semakin menaruh harap pada lelaki itu jika nanti dirinya bertemu dengan Zevan.
Setelah berakhirnya hubungan Viona dan Gema, Viona menjadi orang yang lebih menyangi dirinya sendiri. Dia tidak ingin menggantungkan kebahagiannya pada siapapun, dia memilih menggantungkan kebahagiaannya pada dirinya sendiri. Karena bagi Viona satu-satunya orang yang tidak akan pernah mengecewakannya adalah dirinya sendiri, Viona sudah terlalu sering menerima penghianatan. Jadi jangan salahkan dia jika sekarang dia benar-benar sangat hati-hati dalam mempercayai seseorang.
"Nih Vi titipan lo," ucap Yola.
"Makasih Yol. Eh tapi aku ga nitip ice cream Yol?" tanya Viona keheranan.
"Ud ah deh Vi makan aja. Lo suka ice cream rasa Vanila kan," ucap Yola.
"Tapi kamu aneh banget sih Yol, kamu ga biasanya sebaik ini. Udah 2 minggu lo kamu selalu beliin aku Ice Cream," ucap Viona yang mulai menyadari keanehan.
"Emang gue pernah bilang kalau Ice Cream itu dari gue," jawab Yola yang sukses membuat Viona terkejut.
"Terus kalau bukan dari kamu, dari siapa dong?" Tanya Viona penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Congratulations
Teen Fiction[ Completed ] Viona dan Zevan adalah dua orang yang sama-sama pernah merasakan sakitnya ditinggalkan. Akankah pada akhirnya mereka bisa saling menyembuhkan atau apakah justru saling menambah luka. "Congratulations glade you're doing great" Viona aks...