0.8 Uknow

452 57 2
                                    

"Jarak diciptakan bukan untuk di tempuh, tapi untuk dibiarkan agar kita sadar sejauh apa halangan yang memisahkan kita."

-Rintik Sedu-

*****

Viona terbangun di ruangan yang asing menurutnya, ini bukan kamarnya karena jika ini kamarnya pasti cahaya matahari sudah menyapanya pagi ini. Viona mulai menata keping demi keping ingatan sebelum iya tertidur, dia ingat sekarang dirinya ada di Apartemen milik Zevan tepatnya di kamar milik gadis bernama Seline yang sama sekali tidak dikenalnya.

Viona melangkahkan kaki menuju kamar mandi, dia harus segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah karena hari ini adalah hari perlombaan untuk Viona dan Zevan.

Tak butuh waktu lama bagi Viona untuk membersihkan dirinya, Viona bukan tipe gadis yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam lamanya hanya untuk membersihkan tubuhnya.

"Selamat pagi Kak Viona," sapa Tasya saat Viona keluar dari kamarnya.

"Pagi Sya," balas Viona.

"Ayo sarapan dulu kak. Maaf cuma bisa buat roti bakar," ucap Tasya.

"Harusnya aku yang minta maaf karena udah ngrepotin kamu Sya," ucap Viona jujur.

"Aku gak ngerasa direpotin kok, aku justru seneng karena punya teman. Biasanya aku sendirian disini," timpal Tasya sambil mengunyah roti bakar dipiringnya.

Viona tidak menyauti, dia memilih menikmati roti bakar yang disiapkan Tasya. Rasanya sedikit pahit mungkin Tasya sedikit terlalu lama memanggangnya, tapi tak masalah selagi masih bisa dimakan. Melihat Tasya mengingatkan Viona pada Syifa gadis itu biasanya akan membuatkan Viona sarapan saat mereka berdua dirumah.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka, membuat Viona dan Tasya menghentikan aktifitas mengunyah roti bakarnya lalu melirik sekilas siapa yang datang.

"Kalian udah sarapan?" tanya Zevan yang baru saja duduk di kursi sebelah Viona.

"Iya tapi cuma makan roti bakar karena Tasya ga bisa masak yang lain," ucap Tasya lalu tersenyum sambil menunjukan deretan giginya.

"Ini aku beliin bubur ayam buat sarapan," ucap Zevan sambil menyodorkan dua porsi bubur ayam.

"Tumben kak pagi-pagi udah kesini bawa sarapan lagi?" tanya Tasya sambil mengernyitkan dahi.

"Udah gak usah banyak nanya buruan dimakan nanti keburu telat. Aku tunggu dibawah ya," ucap Zevan sambil mengacak pelan rambut Viona.

Terkutuklah jantung Viona sekarang, bisa-bisanya dengan tidak tahu malu dia berdetak kencang apalagi disini ada Tasya. Viona merasa pipinya terasa panas, Viona yakin jika pasti sekarang pipinya merah karena perlakuan kecil dari Zevan.

"Kakak suka ya sama kak Zevan?" tanya Tasya dengan polosnya.

"Enggak kok. Udah ayo buruan makan nanti telat Sya," ucap Viona sambil mengontrol ekspresi mukanya.

"Kak jangan suka sama Kak Zevan. Aku ga mau kakak sakit hati," ucap Tasya tulus.

"Aku udah tau kok Sya," timpal Viona dengan senyum penuh arti.

*****

Viona dan Zevan tidak masuk ke kelas hari ini, sesampainya di sekolah mereka langsung diarahkan untuk mempersiapkan diri untuk perlombaan yang kebetulan lokasinya di sekolah mereka sendiri.

"Semangat ya Vi," ucap Zevan memberi semangat pada Viona yang terlihat gugup.

"Kamu juga Zev. Aku takut ga bisa banyak bantu kamu," ucap Viona terlihat tulus dari sorot matanya.

CongratulationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang