Chapter 15

217 22 0
                                    

Pukul 02.00 dini hari.

Hyera masih tetap duduk di sofa menunggu kepulangan Seokjin.
Sudah jam segini tapi Seokjin masih belum pulang.
Hyera berpikir apakah Seokjin tidak akan pulang hari ini hanya karena ulang tahun Jiyeon?
Apa dia menginap dirumah Jiyeon?
Banyak sekali pikiran yang berkecamuk di kepala Hyera.

"Nyonya tidurlah, ini sudah dini hari, besok anda bekerja dan sekarang anda harus tidur. Mungkin tuan Kim lembur sekarang. Kalau anda begadang terus nanti anda sakit nyonya."
Ucap bibi Jeon membuyarkan lamunan Hyera.

"Aku tidur disini saja bi. Tolong ambilkan saya selimut dan bantal."

"T-tapi nyonya nanti badan anda akan sakit jika tidur di sofa."

"Tidak apa bi, saya akan menunggu Seokjin di sini."

"Tapi nyonya.."

"Bibi Jeon tidak usah khawatir."

"Baiklah kalau begitu nyonya."

...

Pukul 04.00 pagi.

Hyera sudah terbangun dari tidurnya di sofa tadi. Sekarang dia melihat jam menunjukkan pukul 4 pagi.
Dirinya bergegas segera memasak makanan seperti biasa.
Meski Hyera kini masih sangat mengantuk dan badannya sakit karena tidur di sofa dirinya tetap memaksakan diri untuk memasak.

Saat sudah selesai memasak tiba-tiba saja bibi Jeon sudah bangun tidur.

"Oh nyonya sudah bangun?."
Bibi Jeon terkejut. Dan semakin terkejut melihat masakanku yang sudah selesai di masak.

"Kebetulan bibi sudah bangun. Ayo kita sarapan dulu."

Hyera dan bibi Jeon kini sudah duduk di dapur dan sarapan bersama.

...

"Aku berangkat dulu ya bi."

"Baik nyonya, nyonya hati-hati di jalan. Jangan terlalu cepat mengendarai mobil."

"Iya bi."
"Bi apa Seokjin sudah pulang?"
Tanya hyera.

"Saya rasa belum pulang nyonya karena mobilnya tuan kim tidak ada di depan. Kemarin juga belum ada pulang."

"Oh yasudah tak apa bi."
Jawab hyera kali ini sudah tak perduli.
Pasti benar tebakan Hyera, Seokjin pasti menginap dirumah Jiyeon.

...

Seokjin sekarang pulang kerumah.

Dirinya bertemu dengan bibi Jeon yang terlihat melipat selimut dan membawa bantal dari sofa kamar tamu.

"Oh. Selamat pagi tuan. Anda sudah pulang?. Saya akan siapkan sarapannya tuan kim."

"Tidak usah bi, hari ini saya tidak ke kantor."

"Oh begitu.. baiklah tuan Kim."

Seokjin kemudian menanyakan tentang selimut dan bantal yang di bawa bibi Jeon.

"Bibi Jeon tidur di sofa ruang tamu?."
Tanya seokjin heran.

"Ah ini miliknya nyonya tuan. Kemarin nyonya tidur di sofa menunggu tuan pulang tapi anda tidak kunjung pulang."

Seokjin terkejut mendengar pernyataan bibi Jeon. Entah setan apa yang ada pada dirinya pasalnya kini Seokjin sedikit tidak suka bibi Jeon membiarkan Hyera tidur di sofa semalaman.

"Kenapa bibi biarkan Hyera tidur di sofa?!"
Seokjin sedikit menaikkan suaranya.

"Maaf tuan. Saya sudah memaksa nyonya untuk tidur di kamar tapi nyonya tetap ingin tidur di sofa dan tetap ingin menunggu tuan pulang."

Stagnan. Kini tubuh Seokjin meremang. Membayangkan Hyera tidur di sofa semalaman karena dirinya. Dingin dan sendiri. Pasti badan Hyera sangat sakit dan tidak nyaman tidur di sofa dan dengan gampangnya dia tidur di sofa menunggu dirinya.
Seokjin kini dirundung rasa bersalahnya.
Entah apa yang kini terjadi pada Seokjin.

...

"Hyera ini untukmu!"
Minji menghampiri Hyera yang terlihat seperti tidak enak badan. Sambil membawa coklat panas untuk Hyera.

"Uwahh... terimakasih Minji-ah!"
Ucap hyera dengan mata berbinar dan antusias seperti sangat menyukainya.

"Hei kau sangat ingin coklat panas ya?" Kalau ingin seharusnya kau bisa beli banyak bila perlu sampai cafenya."

Hyera tertawa terbahak mendengar pernyataan Minji.
"Hahaha.. mana bisa aku membeli cafe nya. Kau ini ada-ada saja."

"Hei pakailah uang si CEO gila itu. Dia kan kaya raya."
Minji terlihat kesal sekarang.

Hyera hanya diam. Meski sahabatnya Minji,Yoongi dan Namjoon tau hubungan Hyera dan Seokjin tidak baik dan tau tentang pernikahan kontrak, namun mereka tidak tau tentang Jiyeon. Karena Hyera tidak pernah meceritakan tentang Jiyeon kekasih Seokjin itu kepada para sahabatnya. Lebih tepatnya terlalu sedih untuk di ceritakan, Hyera enggan melakukannya.
Jikalau Hyera menceritakannya mungkin saja para sahabatnya itu sudah menyuruh Hyera cerai saja dari dulu kendati itu sangat berbahaya untuk ayahnya.
Gunakan uang si CEO gila itu katanya? Mana mungkin. Itu semua hak Jiyeon saja.
Hahaha..

"Yak! Park Hyera!!!."
Teriak minji karena hyera tengah melamun.

"Ah. Oh? Kenapa?"
Hyera terlihat terkejut dari lamunannya.

"Yak! Kau kenapa sih huh? Akhir-akhir ini sering melamun?"

"Ahh.. tidak kenapa kok. Hanya sedikit pusing saja. Kerjaanku banyak"
Jawab hyera asal.

"Sudah lah jangan pusing-pusing terus. Makanya hidup itu di nikmati jangan bekerja terus. Masa muda mu akan terbuang nanti tau!. Ayo kita makan siang sekarang"

"T-tapi kerjaanku..?"
Hyera bingung kali ini pasalnya pekerjaannya menumpuk.

"Yak! Sudah nanti saja itu. Sekarang kita makan!"
Minji kemudian menarik tangan Hyera.










To be continued...

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juli 2020.
Wattpad story by "Orangeade"






See you for the next chapter!😊💜

My husband doesn't love me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang