[23] - Ketemuan

517 43 3
                                    

Disore hari yang tenang, dipinggir Sungai Han, seorang yeoja bermbut panjang dengan warna hijau menyelingi rambut hitamnya, menatap hamparan Sungai Han yang tenang itu. Wajahnya tertutup masker, tak lupa kaca mata hitam dan juga slayer di lehernya.

Sore ini, udara terasa sangat dingin, namun yeoja itu tetap duduk disana, hingga seseorang memanggilnya
"Chagi" panggilnya, ternyata itu seorang namja. Namja itu duduk diseblah sang yeoja, kemudian tanpa diduga, yeoja itu langsung memeluk namjanya.

"Aku merindukanmu" kata si Yeoja manja
"Aku juga chagiya" balas si namja, tangannya diarahkan ke pucuk kepala yeoja itu, mengelus pelan lalu mengecup kening yeoja itu lembut
"Kau lelah?" Tanya si yeoja, kepalanya ia dengakkan hingga menatap si namja
"Sangat, aku sangat lelah. Tapi melihatmu disini, rasa lelahku hilang" kata si namja dengan senyum

"Aku mencintaimu" kata si yeoja
"Aku kebih mencintaimu, aku tak akan menyia-nyiakanmu lagi" balas si namja. Keduanya terlarut dalam sunyinya sore itu, menikmati waktu yang ada seolah tiada hari esok.

-----####------

Sore ini, Sowon sedang ada di dorm, Yuju dan Eunha ada siaran tv, Yerin sedang pergi menemui temannya, Umji pulang ke rumahnya, dan Sinb entah ada dimana, mungkin di ruang dance-pikir Sowon-

Drt... drt..

Ponsel Sowon berbunyi, menandakan ada pesan masuk

Temui aku di taman kota malam ini, pukul 7.
            ~~pengagummu dari jauh

Begitulah isi pesan yang Sowon terima. Leader Gfriend itu terlihat ragu, apakah ia harus datang atau tidak. Bagaimana jika itu sasaeng ? Tapi rasa ingin tahunya menyebar memenuhi dirinya

Ponsel Sowon berbunyi lagi, ternyata pengaggum itu mengirimi pesan lagi

Tidak perlu takut, aku dapat nomormu dari sumber terpercaya, aku bukan sasaeng kok :))
          ~~ Pengagummu dari Jauh

Sowon semakin bimbang, takun jika privasinya tidak aman.  Apa aku datang saja? Ya sudah, dari pada aku bosan disini. Batin Sowon.

Pukul 6 sore, tepat di tengah taman kota, Sowon duduk di bangku taman-tak lupa dengan segala perlengkapan menyamarnya- menikmati semilir angin malam, tanganya beberapa kali mengecek ponselnya. Ingatannya kambali ke saat ia SMA, tepatnya hari dimana dia menyakatan perasaanya, hari dimana ia mulai merasakan jatuh cinta.

Perlahan tapi pasti, buliran air jatuh dari mata cantiknya, mengingatkannya untuk segera membunuh perasaan itu, melupakannya, dan menganggap seolah semua tidak pernah terjadi. Satu hal yang selalu ia simpan sendiri selama ini, perasaannya tak akan mati untuk seseorang itu. Tangannya menghapus air mata itu perlahan, lalu membuka ponselnya.

Tak lama, pundaknya ditepuk dari belakang. Seseorang itu, Namja dengan tinggi tak jauh beda dengannya, menggunakan kacamata dan juga masker hitam. Pereka bertatapan sepersekian detik, lalu si namja memutus dulu tatapan itu.

'Mata itu.. seperti kenal, tapi siapa ?' Batin Sowon

Namja itu duduk disamping Sowon tanpa berkata apapun, memejamkan matanya seolah menikmati suasana saat itu. Dahi Sowon berkerut, apakah benar namja ini yang ingin bertemu dengannya ? Bagaimana dia tahu kalau Sowon ada disitu? Pikiran Sowon berkecamuk, belum lagi, namja itu bekum berbicara selatah katapun.

"Hei ??" Panggil Sowon
"Apakah kau yang ingin bertemu denganku?" Tanya Sowon, tidak ada jawaban
"Siapa kau?" Tanya Sowon lagi, dan balasan yang ia terima sama, tidak ada jawaban
"Kalau kau tak bicara, aku pergi saja" kata Sowon mulai mengancam, lalu bersiap untuk meninggalkan namja itu.

Sebuat tangan menggenggam lengan Sowon saat ia ingin berdiri. Sowon tersentak seketika,
'Sentuhan ini ...' Batin Sowon, lalu melepaskan tangan itu dengan menyentak

"Kau itu siapa ? Jangan asal memegang tanganku" kata Sowon, emosi yeoja itu mulai terpancing, merasa dipermainkan namja ini.

"Kau tak rindu denganku? Duduklah dulu, Sojungiee" kata namja itu. Tubuh Sowon menjadi kaku seketika, matanya membulat, otaknya berusaha berfikir jernih, berusaha mencerna suara itu. Bohong jika ia tidak kenal suara itu, suara yang dulu menghangatkannya dengan berbagai perhatian, suara yang juga meyakinkannya untuk tidak takut apapaun, tapi juga suara yang membuat dadaknya sesak.

Tubuh Sowon merosot seketika. Matanya menatap tepat dimata namja di hadapannya itu, seolah menyelami mata namja itu.
"Kau ...." kata Sowon lirih
"Ini aku, Seokjinmu" kata namja itu. Kemudian namja itu menarik Sowon kepelukannya, menyalurkan perasaan yang selama ini mereka tahan.

"Aku merindukanmu" kata Seokjin lagi. Sowon tak mampu membendung lagi air matanya, ia menangis sekuat-kuatnya
"Tumpahkan saja semua, aku disini, aku bersamamu" kata Seokjin lagi, membuat Sowon semakin mengeratkan pekukannya, seolah tak mau kehilangan namja didepannya itu.

Setelah beberapa menit berpelukan, keduanya melepas pelukan itu. Dapat Seokjin lihat, mata sembab Sowon, membuat tangannya terulur ke arah wajah Sowon, mengusap pelan air mata itu, lalu mendekatkan wajahnya ke pucuk kepala gadis itu, dan mengecup lembut dahi gadis itu.

"M-maaf aku menangis begitu keras tadi, kurasa pakaianmu basah" kata Sowon kemudian menunduk malu
"Tak apa, ini hanya jaket" kata Seokjin sambil tersenyum
"Ada apa kau mengajakku bertemu?" Tanya Sowon mencoba mengubah topik pembicaraan
"Ingin bertenu denganmu"  jawab Seokjin  singkat
"Ma-maksudnya ??" Tanya Sowon bingung, yeoja itu mulai gugup setengah mati setelah medapat perlakuan manis Seokjin

Seokjin menghadapkan tubuhnya kenarah Sowon, menggenggam tangan Sowon, lalu menatap Sowon tepat di matanya, "aku ingin kita kembali" kata Seokjin, "aku sadar waktu itu aku terlalu emosi, aku tidak mendengarkan alasan kalian dulu dan bertindak seperti anak kecil. Kumohon kembalilah Sojungiee" kata Seokjin. Sowon menyelami mata yang ia tatap itu, berusaha mencari kebohongan dari kata-kata yang Seokjin ucapkan, tapi ia tidak mendapatkannya

"Aku... tidak bisa" jawab Sowon lirih, ia ragu, ia takut menyesali keputusannya kelak, kemudian yeoja itu menunduk
"Kenapa?" Tanya Seokjin, dengan tetap menatap Sowon
"Aku takut, aku pernah jatuh cinta, dan dia membawa pergi seluruh hatiku, dia yang membuatku seperti ini" Jawab Sowon yang masih menunduk, Seokjin menghela napas pelan
"orang itu aku kan??" Tanya Seokjin dengan percaya dirinya

"Kau tidak bisa berbohong padaku, matamu memancarkan semuanya" kata Seokjin lagi, membuat Sowon mengangkat kepalanya, menatap Seokjin tepat dimatanya
"Kali ini, aku tidak akan melepaskanmu Sojungie" kata Seokjin dengan yakin
"Kalau begitu, bawa aku bersamamu, dan jangan lepaskan aku. Aku yang sekarang lebih rapuh dari aku yang dulu, jangan pergi lagi, Seokjinnie" kata Sowon, sontak saja Seokjin langsung memeluk Sowon, lalu menggendongnya bak tuan putri, membawa Sowon ke dalam pelukannya, dan menikmati waktu berdua, seolah bayaran akan waktu yang mereka sia-siakan dulu.

Aku tidak peduli bagaimana masa lalu kita, biarlah jadi masa lalu, karena masa depanku adalah kau. Dan aku tidak akan melepasmu lagi, Sojungie
   -Kim Seokjin

Dulu kupikir, dengan membunuh perasaan ini, semuanya akan membaik, tapi nyatanya tidak. Aku semakin tersiksa dengan kenangan akan dirimu. Tolong bawa aku bersamamu lagi, dan tolong jangan tinggalkan aku lagi, aku mencintaimu, Seokjinnie
     -Kim Sojung


Ayeayyy Sowjin clear nihh.. kira-kira gadis berambut hijau itu siapa ya ?
~~~~Author

being nerd(y) girlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang