[Whatsapp, 20 Oktober]
Kita terakhir ketemu kapan sih?
Nggak tahu. Kayaknya sebelum negara api menyerang.
Negara api? Kek lambang Tinder, ya?
Anw, aku buka tarot. Kita berada dalam posisi yang tidak bisa terhindarkan, dimana kita berdua emang baru nggak bisa ketemu, dan kita berada dalam ambang kebosanan. Kamu ngerasa gitu nggak?
I think so. Emang dasarnya aku bosenan sih.
Terus selama ini kamu ngelakuin apa?
Baca Wattpad yang baper. Muak, sih. Tapi gimana. I miss to be loved. Daripada innstall aplikasi lagi? Sampe ga sadar aja saking lamanya nggak buka Wattpad timance, sampe tau-tau mereka tamat.
Tapi, kalau kamu mau install aplikasi kencan, aku nggak masalah. Kemarin kamu ketemu, kan sama mas HRD yang kemarin di Tinder.
HRD yang mana?
Yang kamu bilang mau cek ombak.
Ooh, dia. Ya aku gak tahu kalau bakal match. Maaf. Aku gatel buat install. Tapi temen aku bilang kalau aku harus sabar.
Aku mikir lagi. Itu kayaknya aku kezel karena aku takut kehilangan kamu. Tapi kemudian aku mikir kalau kamu gapapa kalau mau pasang gitu lagi. Aku nggak akan larang-larang.
Hmm... entar aja deh kalau kepepet. Itu juga bukan hubungan yang sehat sih. Ga adil buat aku dan kamu. Kalo aku mendadak cari yang lain. Padahal masalah kita hanya tempat dan waktu. Kita sama-sama kehabisan waktu buat kerja.
Aku pikir gapapa kalau kamu ketemu sama temen-temen kamu.
Temen-temen aku yang sesama begini di kerjaan udah lebih dari cukup.
Aku pikir bukan hanya ini yang jadi masalah. Aku ngerasa kalau aku masih banyak sisi Aseksual. Aku nggak terlalu suka sex.
And here we go. Apa yang ada dalam benak kamu
Kamu secara seksual masih dalam masa puncak, sesuai umur kamu. Sementara aku lebih suka sisi romantis dan mengesampingan sex itu sendiri.
But I want you. Gak mau yang lain. Aku nggak masalah soal itu. Aku ngerasa mau ngebuat kamu respect sama diri kamu sendiri. Aku nggak mau egois kayak aku yang dulu. Aku Cuma pengen ngebuat kamu merasa spesial tapi maad kalau caraku bikin kamu nggak nyaman.
Aku submisif, walau aku udah jadi Top. Ini yang pertama juga, kan.
Being Top ga selalu ngebuat kamu jadi dominan. I think I'm still the dominant.
Hahaha. Dan ngomong-ngomong aku ini sombong. Kamu tahu nggak kenapa aku nggak larang kamu pakai aplikasi? Karena aku tahu aku ini adalah rumah tempatmu kembali. Dan hal itu yang buat aku keras kepala dan serius dengan satu orang aja.
[]
[Now, 8 Agustus]
Putra membuka laptop dan memberikanku sebuah pertunjukkan beberapa cowok yang pernah deket sama dia. Satu kata saja buat aku: insekyur.
Rasa rendah diriku makin menjadi-jadi tentang bagaimana latar belakang mereka. Aku jauh dan sangat berbeda dalam banyak aspek. Yang sama cuma kelamin doang. Itu aja mungkin kalah ukuran melihat aku ini termasuk dalam golongan manusia pendek. SNI tahun sebelum 2000an, mungkin?
Ehahahaha goblok.
"Yang ini namanya Athan. Dia ini adalah orang yang satu kloter sama kamu pas aku deketin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tacenda
Aktuelle LiteraturCerita ini lanjutan dari An Acquaintance, mong-ngomong. Kisah antara Adam dan Putra setelah mereka jadian.