8

2.8K 256 15
                                    

"kenapa aku harus ikut sih aku saja belum berkenalan dengan kekasihmu itu"

"ku mohon hyung aku gugup jika banyak orang, lagi pula aku yakin dari sebagian besar yang datang jimin sendiri pasti juga tidak mengenal mereka"

Yoongi mendecak sebal kala lengan bajunya ditarik oleh taehyung untuk masuk ke rumah mewah jimin, sesaat mulutnya menganga kagum dengan betapa meriahnya pesta dirumah itu. Taehyung juga terlihat mengangakan mulutnya, ia benar-benar merasa kecil.

"hei manusia bodoh kau datang juga rupanya"

"tentu saja ini kan ulang tahun SAHABAT ku"

Jungkook mendecih seraya tersenyum miring

"baru jadi sahabat saja sudah sombong"

Baru saja taehyung ingin membalas ucapan jungkook namun lidahnya terlanjur kelu kala matanya menangkap jimin yang sedang menuruni tangga. Ia benar-benar terpesona akan keindahan visual jimin, tak jauh beda dengan taehyung, jungkook juga sedang terpana, senyum lebar menghiasi wajah tampannya.

"cantik"

ucap keduanya bersamaan.

Mata jimin langsung mengunci dengan milik taehyung seraya jantungnya yang kembali berdebar tak menentu. Taehyung terlihat berbeda dari biasanya, meskipun pakaian yang ia pakai bukan sesuatu yang fancy tapi ketampanannya tak bisa dibohongi. Sungguh membuatnya meleleh.

Saat jimin telah berada di hall, musik pun berhenti dan  berganti dengan teman-temannya yang mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya, noonanya datang dengan sebuah kue diatas tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat jimin telah berada di hall, musik pun berhenti dan  berganti dengan teman-temannya yang mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya, noonanya datang dengan sebuah kue diatas tangan.  Jimin pun menutup mata mengucapkan permohonan dalam hati kemudian meniup lilin itu, semua yang ada di ruangan bertepuk tangan. Sebelum pesta kembali dimulai jungkook melangkahkan kakinya mendekat kearah si mungil seraya mengeluarkan sesuatu dari sakunya . Saat jimin membuka kotak itu matanya membulat dan terkejut bukan main. Kotak itu berisikan kalung berlian yang berkilau, tak hanya jimin semua orang yang berada disitu dibuat menganga dan juga iri.

"selamat ulang tahun sayangku"

"m-mwo?"

Jimin masih cengo dengan apa yang barusan jungkook lakukan dan katakan. Sedang noona jimin dan teman-temannya yang lain tersenyum sumringah dan menyoraki dirinya yang sangat beruntung. Yoongi menoleh kesamping melihat genangan air di mata taehyung, sungguh anak ini sangat rapuh, ia hanya mengelus punggung tegap itu. Jika dirinya yang berada di posisi taehyung jelas ia lebih memilih mundur karena jungkook bukanlah saingan yang main-main, dia sangat tampan,romantis, dan juga kaya. Intinya sulit.

Taehyung merasakan gelenyar aneh dan sesak menjalar keseluruh ruang hatinya, ada perasaan tak rela kala orang lain memiliki jiminnya. Ia sangat mencintai pemuda mungil itu meskipun dirinya tak layak dibandingkan dengan jungkook. Pemuda tan itu juga telah menyiapkan hadiah untuk si mungil dengan uang tabungannya selama bertahun-tahun meskipun tetap tak setara bahkan sangat jauh dibandingkan dengan pemberian jungkook. Jimin yang tak sengaja menangkap netra sahabatnya yang berair pun hatinya jadi merasakan suatu perasaan aneh. Musik kembali berayun dengan keras dan semua sudah kembali menikmati pesta.

"Mm.. Jungkook aku ingin menemui sahabatku dulu.."

"nee tentu saja..sahabatmu"

Jungkook hanya tersenyum miring dan merasa puas, ia telah berhasil membuat siapapun di tempat ini percaya bahwa jimin adalah miliknya bahkan kakak jimin sendiri juga telah memanggilnya dengan 'adik ipar' tinggal menunggu sebentar lagi dan ia akan sungguh-sungguh menjadikan jimin miliknya.

"tae.."

Taehyung menyadari jimin berjalan ke arahnya, ia hanya diam dan mencoba menutupi sesak dihatinya dengan senyuman tulus.

Jungkook melihat jimin membawa taehyung naik ke lantai dua dan ia ingin mengikuti secara diam-diam namun tangannya ditahan oleh seseorang.

"Lepaskan tanganku"

"Jangan ganggu mereka dulu"

"Apa urusanmu! "

Yoongi mendecih

"Harusnya aku yang bilang begitu!! Apa urusanmu mau mengikuti mereka"

Yoongi melepaskan cengkramannya sedang jungkook menatapnya tak suka.

"Wajah mu saja yang manis tapi kelakuanmu buas sekali"

"Yak! Apa katamu?! "

"Kau punya telinga kan"

"Dasar anak orang kaya tidak pernah diajari etika berbicara dengan yang lebih tua! "

"Hei hei jaga mulut mungil mu itu atau mau ku lumat biar diam ha?! "

"Cih tidak sudi !!"

Jungkook memutar bola matanya malas, dia ingin melangkah menuju anak tangga namun lagi-lagi yoongi menahan pergelangan tangannya.

"Yakk!!  Lepaskan aku!! "

"Tidak akan!!  Kau tidak boleh mengganggu mereka pokoknya!! "

"Haisshhhh!!! "

****

Jimin membawa taehyung masuk ke kamarnya, sedang namja jangkung itu hanya pasrah seraya masih menunduk patah hati.

"Wae yo? "

Taehyung hanya menggelengkan kepala dan kembali tersenyum.

"Ck jangan begitu katakan yang jujur padaku.. "

Taehyung mulai menatap netra jimin dengan matanya yang masih berkaca-kaca.

"Tae... "

Jimin mendekat dan memeluk taehyung, seperti biasa ia selalu ada untuk taehyung kala namja itu sedang susah hati. Ia dapat merasakan debaran kencang dari jantung taehyung.

"Wae yo? Bukankah kita sudah janji untuk selalu jujur satu sama lain? "

Taehyung sebisa mungkin menahan air matanya, mau tidak mau ia harus mengungkapkan perasaannya

"Kau mau aku jujur? "

"Nee.. "

Jimin mendongakkan kepalanya menatap wajah taehyung. Perlahan lelaki tan itu mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada ranum jimin. Dapat ia rasakan gejolak aneh yang tiba-tiba membuncah, suatu perasaan senang yang tak terucapkan. Yang lebih mungil pun juga merasakan euphoria nya dan ikut memejamkan mata menikmati debaran jantungnya yang makin tak karuan.

"Saranghae.. Jimin ah"

my possesive soulmate (vmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang