5

3.3K 279 2
                                    

kling

"selamat dat- chim?"

taehyung terkejut kala melihat jimin datang ketempat kerjanya saat hari sudah malam, meskipun si mungil itu anak orang kaya tapi ia tidak menyukai gaya hidup hedon dan berparty ria.

"ekhem" yoongi tersenyum miring seraya mengelap gelas yang baru dicuci, sang namja pucat itu langsung dihadiahi tatapan tajam oleh taehyung.

"wae yo?" pandangannya beralih ke si mungil seraya menaikkan kedua alisnya.

"tentu saja membeli minum, jangan mengira aku datang karena aku merindukanmu"

"ani..aku tidak berpikir begitu kok" ujar taehyung polos, sedang jimin memalingkan muka

"oh b-bagus kalau begitu, awas!"

Setelah duduk dan memesan sebuah minuman jimin merutuki keputusannya untuk datang kemari, niat hati ingin meredakan dorongan kuat untuk melihat taehyung namun yang ada detak jantungnya makin tak karuan saat melihat sahabatnya itu yang sibuk kesana kemari. 'bersikap biasa saja jimm!!'

"ke-kenapa malah duduk disini?!"

taehyung yang baru duduk langsung kembali berdiri

"mianhae ku kira kau sedang butuh teman cerita.."

Taehyung menatap aneh pada jimin yang terus menunduk seraya kakinya bergerak gelisah. Berbekal insting seorang sahabat Taehyung mengusap pelan pundak jimin membuat empunya semakin membeku.

"gwenchana chim.. jika kau ada masalah kau bisa cerita padaku kapanpun tapi untuk sekarang aku kembali bekerja dulu nee.."

Melihat taehyung sudah jauh dari mejanya namja manis itupun menghembuskan nafas lega, sungguh tadi ia sampai menahan nafas karena gugup.

'dasar alien bodoh tidak peka!'

Entah sejak kapan berdekatan dengan taehyung membuat jimin jadi senam jantung begini, ia mulai bertanya-tanya apa dirinya benar menyukai si alien lemot itu, ditengah pemikiran rumitnya taehyung tiba-tiba tersenyum kotak dan melambaikan tangan padanya membuat jantung jimin lagi-lagi berdebar hebat. Saat pesanannya tiba jimin minum dengan sangat pelan seraya terus memikirkan perasaanya.

"pacarmu sedang ada masalah?"

"pacar apa ?"

"itu" yoongi menunjuk jimin dengan dagunya

Jantung taehyung berdebar tak karuan seraya pipinya memerah hanya karena ada orang lain yang memanggil jimin sebagai kekasihnya. Perlahan senyumnya mengembang melihat si mungil yang terus diam memandangi gelas minumannya.

"aishh anak ini kenapa hanya diam disini sambil tersenyum mesum"

"aniii aku tidak mesum!!"

Sontak seluruh orang yang ada diruangan itu menatap aneh kearah taehyung yang setengah berteriak. Sadar dirinya menjadi pusat perhatian karena ucapannya, taehyung segera tersenyum canggung dan meminta maaf. Matanya sempat menangkap wajah jimin yang merona.

'apa aku salah lihat?'

"kenapa masih diam disini cepat datangi dia!"

"aku harus bilang apa padanya hyungg.."

"ya mana aku tau..bukannya kalian bersahabat sejak lama kenapa malah saling canggung"

Taehyung hanya menghela nafasnya dan menggeleng.

"tadi aku sudah bicara tapi dia hanya diam.. mungkin dia ingin sendiri.."

kini giliran yoongi yang menggelengkan kepala menyadari bahwa partner kerjanya ini sangat bodoh urusan cinta dan sangat tidak peka, yoongi ingin menjelaskan tapi ia mager bicara.

"ternyata kau itu memang bodoh ya tae.. ah sudahlah"

"waee mengataiku begituuu"

Sedang jimin yang melihat taehyung terus-terusan mengobrol dengan yoongi mengerucutkan bibir pertanda dirinya sedang sebal. Tanpa sadar ia meremat ujung pakaianya hingga kusut dan apa-apaan rasa panas dihatinya.

'yak! untuk apa cemburu pada orang payah itu! jangan buang-buang waktu jim!!'

Jimin berusaha menguatkan tekadnya namun otak dan hatinya tidak sinkron, yang ada kini dengan matanya ia terus mengekori setiap inci pergerakan taehyung. Tanpa sadar sekarang sudah waktunya untuk cafe itu tutup, taehyung menghampiri jimin dan mengatakan kalau cafenya akan ditutup.

"jinjja?"

Benar sudah sepi tinggal dirinya saja, jimin terdiam menunggu taehyung untuk mengajaknya pulang bersama namun sepertinya namja itu tak ada niatan mengajaknya.
Jimin menarik nafas.

"kajja kita pulang bersama"

taehyung membulatkan matanya mengingat dulu jimin pernah menolaknya karena hanya berjalan kaki.

"tapi katamu waktu it-"

"aku bawa mobil.. kajja!"

Jimin yang greget tak kunjung mendapat jawaban langsung saja menarik tangan taehyung dan membawanya masuk ke mobilnya. Ia segera tancap gas dibarengi dengan hujan yang mulai turun. Didalam mobil keduanya hanya diam, taehyung bolak balik mengecek handphonenya meski tidak ada yang ngechat, sedang jimin memfokuskan diri untuk menyetir.

"tadi itu pacarmu? pantas saja semangat bekerja"

"yoongi hyung?? anii!! aku belum punya pacar" ujar taehyung seraya menatap jimin penuh makna andai namja mungil itu sadar bahwa dialah incaran hatinya.

Sedikitnya jimin merasa lega jika taehyung belum memiliki pacar. Merasa suasana terlalu sepi dirinya berniat menghidupkan radio namun disaat yang bersamaan taehyung juga ingin menyalakan radio membuat jari mereka bersentuhan

CIITTT

"aigoo jantungku.."

Taehyung meremat jantungnya yang berdebar panik sedang jimin masih mematung. Sesaat taehyung memalingkan matanya untuk menatap kearah namja manis itu hingga bunyi klakson memaksa jimin untuk kembali melajukan mobilnya. Beberapa menit berlalu hingga akhirnya sampai di depan rumah taehyung. Lelaki bergmarga kim itu nampak diam seraya menatap kearah jimin.

"kenapa tidak turun?"

"tidak sampai kamu bilang kamu kenapa.. aku merasa ada yang tidak beres padamu hari ini.."

"mm..tae apa aku bodoh jika menurutmu aku meny-"

"jungkook?"

"apa?" jimin membulatkan matanya

"kamu menyukai jungkook?"





my possesive soulmate (vmin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang