t i g a b e l a s

119 23 1
                                    

Yerin menautkan alisnya. Ia agak ragu dengan penuturan Chanyeol sore itu. Yerin tahu kalau Chanyeol ini rumayan keren, ganteng juga tapi enggak terlalu, terus badannya ideal lah buat dijadiin pacar. Tapi, Yerin masih enggak yakin kalau Chanyeol dulunya punya pacar yang sampai sesayang itu sama dia.

"Dan tiba-tiba si kutu kupret itu hadir di tengah-tengah hubungan gue. Gue awalnya biasa aja, karena gue sangat percaya sama pacar gue itu. " Chanyeol menghela nafas dan beralih terdiam menatap bangku taman. Chanyeol melirik. Mendapati Yerin yang masih setia mendengarkan ceritanya. Berat. Apalagi mengingat masa lalu. Tapi, sudahlah. Apa boleh buat.

Chanyeol menatap Yerin beberapa detik. Dan kembali menatap kearah lain.

"Ternyata cinta enggak se awet formalin. Dia juga bisa basi dan perlahan membusuk. Lalu mencari pengganti karena yang lama sudah tidak bisa diharapkan lagi, " Kata Chanyeol parau.

Terdengar suara cicittan. Chanyeol menukik tajam. Menoleh dengan tatapan maut nya yang merespon ketika menangkap suara seseorang yang tengah menahan tawa.

"Jadi... Jadi... Lo, hahaha! Lo diselingkuhin? "

Yerin akhir kan memberanikan diri tertawa. Toh, sang empu sudah sadar jika lawan bicaranya hendak mentertawakan dirinya. Yerin sudah menduga akhir tragis dari kisah cinta Chanyeol. Lagi pula siapa yang bisa tahan dengan semua kelakuan jahil dan menjengkelkan Chanyeol. Pikir Yerin.

"Kok lo ketawa sih! " Pekik Chanyeol. Rasanya ia sangat marah saat ini. Bisa bisanya Yerin tertawa saat Chanyeol sedang bicara serius.

Karena jarang jarang juga Chanyeol mau serius sampai menceritakan masa lalu kelamnya. Chanyeol berdiri. Ia lipat kedua tangannya di depan dada.

"Udah untung gue mau nyeritain kenapa gue bisa kenal si Rowoon. Dan sekarang apa balasannya? Cuih, pantesan aja lo jomblo abadi. Mana ada cowok yang mau deketin cewek yang enggak tahu terima kasih kayak lo! "

"Kok lo malah ngatain gue sih? "

"Emangnya kenapa? Emang bener kan? Seharusnya lo hargain gue yang udah mau cerita. Lo malah ngeledekin gue, "

Yerin berdiri. Meniru gerak tubuh Chanyeol. Dengan tegas Yerin menautkan kedua tangannya diatas dada, lebih atas dari Chanyeol. Tidak lupa dagunya yang dia angkat setinggi mungkin. Agar Chanyeol bisa menatap wajahnya.

"Emangnya kenapa? Lo juga sama jomblo abadi! Enggak ada bedanya. Lagian siapa yang mau sama cowok rese plus ngeselin kayak lo! "

"Dih! Gue jomblonya enggak dari embrio, ya. Enggak kayak lo! Gue jomblo baru beberapa tahun ini, belum lama. Lah lo! Lihat. Dari lahir enggak punya pacar sama sekali, "

Skakmat.

Yerin terdiam. Perlahan tangannya menurun. Dagunya juga. Bukan karena Yerin menyadari hal itu, dan membenarkan semua perkataan Chanyeol tadi. Namun, karena kalimat yang Yerin dengar itu. Yerin jadi mengingat sesuatu. Seseorang yang sudah tertutup dalam lembaran masa lalu.

"Kenapa? Gue bener kan? " Sarkas Chanyeol sambil membuang muka.

Ia tidak peduli dengan perubahan laku Yerin. Yerin merunduk. Menatap kedua sepatunya.

"Iya, lo bener. Lo menang. Lo memang selalu menang kalau lagi hujat hujattan kayak gini. Makasih. Makasih karena sudah memperjelas, " Yerin melirik sepasang sepatu Chanyeol. "Gue duluan. Kalau mama lo akhirnya tahu. Gue harap tahunya dari mulut lo, bukan dari omongan orang lain. "

"Lo mau kemana? "

Chanyeol menangkap tangan kiri Yerin. Memberhentikan laju gadis berponi yang hendak pergi tidak tahu kemana. Yerin menepis tanpa berbalik.

"Gue mau pulang. Gue capek, "

"Terus, soal yang katanya lo mau dibunuh? "

Yerin mendesis. "Gue punya nyawa sembilan. Tenang aja, kalau gue dibunuh juga masih bakalan ada sisa delapan nyawa lagi. "

"Gue pulang, "

Chanyeol menghela nafas. Heran dengan tingkah laku mahluk bernama perempuan. Bisa begitu cepat berubah. Kadang manis, lucu. Kadang sangar, galak. Kadang pendiam, dan tertutup. Kadang juga bisa sangat hangat dan penuh perhatian.

"Perasaan dulu si Mawar enggak kayak Yerin. Dia masih waras waras aja, enggak kayak perubahan emosional Yerin. " Gumam Chanyeol. Dan akhirnya memutuskan untuk pulang kerumahnya.

Langkah Yerin perlahan melamban. Ia menoleh kebelakang. Tentu ada rasa berharap agar Chanyeol bisa mengerti perasaannya. Mendengarkan ceritanya yang bahkan Yerin tidak akan menceritakan hal ini pada siapapun. Tapi, Yerin berharap Chanyeol datang dan bertanya.

"Hih! Nyebelin akan tetap nyebelin. Tadi dia sempet keliatan kayak punya hati, tapi setelah itu ternyata enggak lagi. " Kata Yerin bicara sendiri.

Yerin menoleh pada ponselnya. Memperlihatkan pukul berapa sore ini.

"Hari ini jadwal mama arisan. Gue lupa bawa kunci, pasti gue harus nungguin didepan pintu. " Yerin berpikir sejenak.

Dengan hati hati Chanyeol membuka pintu rumahnya. Sembari mengintip apakah ada orang dirumah. Ternyata ada. Dia lupa kalau mamanya memang tidak punya kesibukan apapun selain dirumah.

"Chanyeol pulang! " Seru Chanyeol berusaha bersikap biasa saja.

"Udah makan kamu? "

Chanyeol mengangguk dengan cepat.

"Udah tadi mah, sekalian pulang eskul langsung makan sama temen-temen. Chanyeol ke atas dulu ya, mah. "

Dengan langkah cepat Chanyeol berlari menuju kamarnya. Menutup kamarnya rapat rapat. Jangan lupakan gelagat Chanyeol tadi yang sengaja menutupi ujung bibirnya. Juga dahinya yang agak lebam.

"Selamat, " Chanyeol mengusap dadanya.

Ia membanting tasnya ke sembarang arah. Merebahkan tubuhnya diatas kasur. Dan setelahnya menatap langit langit kamarnya dengan tatapan bingung.

"Yang dikatain Yerin itu bener enggak yah? Apa dia cuman bercanda aja? Tadi aja dia bilang nyawanya sembilan. Menurut dia gue bakalan percaya gitu? " Chanyeol melirik meja belajarnya dengan ujung mata. Ia mendudukkan badannya. Mengharap pintu.

Seperkian detik pintu itu terbuka memunculkan sosok Hye rin disana. Dengan gelagapan Chanyeol segera meniduran dirinya lagi, dengan sengaja memunggungi Hye rin.

"Kenapa sih? " Heran Mama Chanyeol. "Oh, iya. Tadi mama ditelpon sama wali kelas kamu, disuruh kesekolah besok. Jadi berangkatnya bareng sama mama, yah. "

"Mampus! " Umpat Chanyeol dalam hati. Matanya ia pejamkan dengan paksa. Berharap ini mimpi.



TBC

Mantanku Tetanggaku 「 Park Chanyeol X Jung Yerin 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang