l i m a b e l a s

173 30 2
                                    

"Ini buat kamu, "

Yerin mendongak. Tatapan terkejut Yerin lontarkan pada salah satu murid baru dikelasnya. Yerin membaca nama itu di nametag yang berada disamping kiri.

"Eh, beneran nih. Yugyeom? " Ucap Yerin tidak percaya.

Sinb dan Sowoon yang tengah memperhatikan gerak gerik Yerin dan Yugyeom terkesima lalu berbisik bisik. Setelahnya Sinb menepuk pundak Yerin, membuat Yerin menoleh.

"Kok enggak bilang bilang lagi deket sama murid baru. " Kata Sinb sembari tersenyum jahil.

Sowoon menimpali. "Iri deh gue, hehe. Yugyeom ya? Salam kenal. Gue temen Yerin nih, kalau mau pdkt sama dia cari saran ke gue aja. "

Rasanya ingin tenggelam saja Yerin saat ini. Yerin melirik pada Yugyeom yang bahkan tidak memperdulikan teman teman Yerin. Ditangan Yugyeom ada sebuah roti. Dan ia tujukan untuk Yerin.

"Makasih, ya. " Yerin menerima pemberian Yugyeom. Padahal dalam hatinya ia sangat tidak mau menerima itu. Yerin masih parno.

Yugyeom tersenyum lebar.

"Habisin, ya. Sampai nanti, "

Sinb dan Sowoon memekik senang. Melihat Yugyeom yang menunjukan senyuman pada Yerin. Itu semakin menambah bukti ketertarikan murid baru itu pada Yerin.

"Cie, kayaknya bakalan ada pasangan baru nih dikelas. " Celetuk Sowoon.

"Iya nih. Gue enggak sabar majakin pj, "

Yerin menutup pendengarannya rapat rapat. Bukannya senang, Yerin malah semakin ketakutan. Yerin juga masih tidak tahu apa yang mereka incar. Lalu, urusan Rowoon. Ada bagusnya dia diskors.

Chanyeol menepikan motornya di sebuah kedai kopi di pinggir jalan. Seharusnya hari ini ia dikurung dirumah. Tapi, berkat jurus memohonnya. Akhirnya mamanya luluh dan memperbolehkan Chanyeol keluar sebentar untuk suatu alasan.

Katanya mau beli alat untuk praktek. Ternyata belok.

Kringgg

Suara bel itu membuat seorang lelaki diujung sana menoleh. Seseorang yang sudah ia tunggu selama dua puluh tiga menit akhirnya datang.

"Cepetan mau ngomong apa, " Kata Chanyeol yang baru saja mendudukkan diri di sebuah bangku.

Rowoon mendecih. "Gue enggak punya banyak waktu. Lo ambil kamera dari Yerin, serahin ke gue. Setelah itu Yerin lo bakalan aman. "

"Hah? Kamera? "

Rowoon mendelik. "Kamera itu bukan punya Yerin. Tapi ada pada Yerin. Karena gue tahu kalian tetanggaan, temenan, mungkin kalian pacaran. Makanya biar lebih mudah, lo yang ngambil itu dari Yerin. Serahin ke gue, "

"Lo jadi maling kamera sekarang? Dulu maling pacar orang, sekarang maling kamera. Ntar maling apa lagi lo? Kaset? Cd? " Jawab Chanyeol sewot.

Rowoon menghela nafas. Lalu memperlihatkan sesuatu dibalik lengan panjang nya. Sebuah tanda.

"Lo... Lo kenapa bisa gabung? " Suara Chanyeol menjadi pelan. Tidak sangka Rowoon terjerumus.

Tentu Chanyeol tahu apa arti tanda itu. Meskipun itu adalah organisasi rahasia, dan tidak ada banyak orang yang tahu. Tapi dulu Chanyeol pernah ditawari untuk masuk menjadi anggota, namun Chanyeol sadar dan tidak mau. Alhasil Chanyeol jadi salah satu korban penganiayaan.

"Gue tahu. Gue juga nyesel dan mau keluar. Gue tahu cepat atau lambat semua yang dilakukan organisasi itu bakalan kebongkar. Dan ini jalan satu-satu nya. Setidaknya gue bisa nyelametin diri gue dan Yugyeom."

"Yugyeom ikutan? " Rowoon mengangguk. Yugyeom bukan korban bujuk rayuan pertama. Ini kesalahan Rowoon.

"Gue janji sama lo. Gue enggak bakalan ngelakain Yerin atau nyentuh dia. Tapi tolong bantu gue juga. Yugyeom temen lo kan? " Kata Rowoon.

Tidak tahu apa yang merasuki Rowoon. Hanya saja ia sudah enggan untuk melakukan hal bodoh hanya untuk menuruti seorang atasan yang justru membuatnya semakin menderita.

Chanyeol menyipitkan matanya.

"Memangnya di kamera itu ada apa? "

Enam belas Juli.

Dengan manja Yerin bergelayut di lengan kiri Joy. Pasalnya Yerin tengah merayu Joy agar mau menemaninya kesebuah toko buku didalam mall. Joy menolak mentah-mentah.

"Rin, gue mau ada lomba fotografi. Gue harus cepet cepet ngirim gambarnya, "

Yerin menyerah. Yerin menggendong tasnya menuju ambang pintu kelas.

"Kalau gitu, gue pulang duluan. Jangan lupa lo pulangnya jangan kemaleman. Mama lo suka nelponin nyokap gue kalau lo belum pulang, " Kata Yerin dan diangguki Joy.

Joy menunjukan kedua jempolnya.

Sore itu lumayan cerah. Joy berjalan sepanjang jalan. Mencari spot-spot pemandangan aesthetic yang akan menjadi bahannya.

Joy menoleh kebelakang. Telinganya menangkap suara suara aneh di semak-semak. Joy tidak peduli dan kembali pada kegiatannya.

Karena merasa sudah mendapatkan apa yang ia inginkan. Joy pulang. Membawa kameranya dalam gendongan dengan tali longgar yang menjuntai di lehernya. Joy memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Toh, rumahnya tidak terlalu jauh. Dan hari juga belum terlalu gelap.

Lagi lagi Joy menoleh kebelakang. Kali ini bukan suara di semak-semak. Tapi suara aneh yang muncul dari gang dekat toko bangunan.

Joy kini penasaran. Langkahnya menuntun pada gang gelap itu. Ini pertama kalinya Joy menyusuri gang ini. Anehnya tidak ada ketakutan apapun yang membuat Joy enggan melanjutkan perjalanan.

Sampai akhirnya Joy tiba di sebuah rumah yang sangat ramai. Pencahayaan yang seperti lampu disko terlihat dari luar. Joy bersembunyi dibalik bangunan didepannya. Yang menjadikan rumah itu tertutupi karena sangking tertutup dan kecilnya jalan masuk dan keluar.

Joy teringat sesuatu ketika matanya menangkap sosok perempuan disana. Itu adalah salah satu pejabat ternama. Dan dirumorkan akan menjadi kandidat presiden.

Tapi, mau apa dia ditempat seperti ini?

Joy memontret beberapa foto.

21:36 
Foto perempuan itu dengan beberapa lelaki seumuran dengannya. Bercengkrama dengan akrab.

21:39
Foto dimana perempuan itu mendorong seorang gadis seumuran dengan Joy untuk pergi bersama salah satu dari lelaki om om, dan mereka masuk ke rumah itu sembari tertawa. Tapi, gadis yang bersama lelaki paruh baya itu terlihat gelisah dan ketakutan.

21:42
Foto yang hampir sama dengan foto di waktu sebelumnya.

21:46
Foto ketika perempuan itu menghitung sejumlah uang yang ada didalam amplop.

21:50
Foto jalanan gang dengan beberapa lelaki yang terlihat tengah menatap kamera.

Chanyeol terdiam. Chanyeol mengerjapkan matanya.

"Jadi maksud lo? Organisasi itu selain perjudian, tapi itu. Ah, gawat. " Ucap Chanyeol yang mulai mengacak rambutnya. Ia tidak habis pikir mengapa gadis seperti Joy bisa menjadi saksi di kejadian itu.

Hal itu jelas jelas yang menyebabkan Joy meregang nyawa. Joy sosok teman yang baik untuk Yerin. Chanyeol pernah beberapa kali bertemu Joy ketika belajar kelompok dirumah Yerin.

Kalau Yerin tahu, pasti Yerin akan melaporkan hal itu. Dan bisa jadi Yerin dalam bahaya juga.

"Gue terima. "





TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mantanku Tetanggaku 「 Park Chanyeol X Jung Yerin 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang