l i m a

228 36 1
                                    

Pagi ini tidak seperti biasanya, kini kursi disampingnya kosong. Tidak ada sapaan selamat pagi yang ceria, tidak ada pelukkan manja yang menjijikan. Tapi semua itu sangat Yerin nantikan ketika masuk kelas.

"Yerin, yang sabar ya." ucap Sinb, teman sekelas sekaligus teman dieksrakulikuler.

Yerin hanya mengangguk dan tersenyum paksa, ia malas hanya untuk beranjak dan menyegarkan diri.

Tangannya memeriksa kolong bangku Joy, tidak ada apapun disana. Biasanya Joy sering meninggalkan catatannya disana, karena ia terlalu malas untuk membawa banyak buku digendongannya.

Ia beralih memeriksa kolong bangkunya, tangannya memegang sesuatu yang asing.

Yerin mengintip dikolong bangkunya, dan yang sebelumnya ia pegang adalah sebuah kamera. Ia sangat kenal itu kamera siapa, kamera edisi terbatas dengan warna merah cerah.

Itu milik Joy.

Matahari hendak terlelap tetapi tidak ada tanda-tanda kehidupan disebrang rumah Chanyeol, biasanya rekan tarungnya sering ngabuburit didepan rumah. Dengan alasan mencari angin.

Kali ini tidak, bahkan sampai sekarang temannya masih terus menerus memaksanya untuk dikenalkan dengan tetangganya itu.

Lelaki yang tengah duduk diteras rumahnya itu terkejut melihat Yerin yang berjalan dari arah gerbang komplek, dengan pakaian lengkap seragam sekolah.

"Se-sore ini dia baru pulang? " guman Chanyeol sembari geleng-geleng. Ia berdiri bersiap memanggil Yerin.

"Yerinna hey! "

Panggillan Chanyeol tidak Yerin urbis sama sekali, namun lelaki itu lebih yakin jika Yerin tidak mendengarnya makanya tidak bersahut. Ditangan gadis itu ada sebuah kamera.

"Yerin woy! " teriak Chanyeol dan akhirnya Yerin menengok, responnya hanua sekilas. Ia melambaikan tangan dengan mulutnya yang seakan berbicara hai, dan setelah itu kembali fokus pada kameranya."Ya, Yerinna! "

Chanyeol menghela nafas dan melihat Yerin masuk ke rumahnya.

Perlu diketahui jika selama mereka menjadi tetangga Chanyeol tidak pernah saling mengirimi pesan satu sama lain meskipun itu hanya ujaran kebencian, ia tidak punya dan tidak berani meminta nomor gadis itu.

Karena alasannya mereka sering bertengkar. Chanyeol tidak mau dituduh menyukai Yerin, karena terlihat jika Chanyeol sangat jengkel pada Yerin.

Padahal ia yang sering iseng dan membuat gadis itu naik darah.

Yerin meletakan tasnya diatas kursi yang biasa ia duduki jika akan belajar, matanya mengabsen foto-foto yang ada dikamera tersebut. Tapi sejak tadi ia terus saja mengulang-ulang foto-foto yang ter-jepret diwaktu terakhir.

"Jam 21:36, 21:39, 21:42, lalu 21:46, dan 21:50. Ditanggal yang sama, 16 juli 2019. " Yerin mengangguk mengerti. "Ini kan lima hari yang lalu. "

"Tapi yang difoto ini siapa, ada banyak orang. Dan kayaknya ada yang gue kenal deh, tapi cowok ini lihat dimana yah? "

Bunyi kaca membuat Yerin teralih, ia menaruh kamera itu diatas buku paketnya lalu berjalan kearah jendela. Ia membuka tirainya dan terlihat sebuah kerikil mendarat didatarnya kaca jendela.

Yerin membuka jendelanya dan melihat seseorang disana yang sedang mencari kerikil lagi.

"Hey! Berisik! " timpal Yerin melihat sinis kearah Chanyeol. "Kalau kacanya pecah lu mau gantiin hah? " tungkasnya tapi Chanyeol malah membalasnya dengan cengiran.

"Belum tidur lu? " tanya Chanyeol basa basi.

"Lawak lu? Jam makan malam aja belum, udah mau tidur aja. " jawab Yerin dan menyadari sejak tadi siang ia belum makan apapun.

"Ya siapa tahu lu langsung tidur gara-gara kecapean, kan tadi lu baru pulang. Tumben, sibuk. "

"Heh, gue emang sibuk kali. "

"Cuih, biasanya gue yang paling akhir pulangnya. Hayoh jangan-jangan lu main ya sama temen-temen lo, ga inget masa dasar."

Tapi setelah Chanyeol berkata itu Yerin langsung menutup jendelanya, juga terlihat lampu dikamarnya ia matikan.

"Lah kenapa? "

TBC

Mantanku Tetanggaku 「 Park Chanyeol X Jung Yerin 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang